Korban Laka Lantas dan Petasan Warnai Pergantian Tahun di Surabaya

Pedagang petasan di Surabaya. Pergantian malam Tahun Baru 2018 kemarin memakan korban, yakni beberapa anak-anak terluka terkena petasan.

Surabaya, Bhirawa
Rumah sakit selalu menjadi bagian tak terpisahkan dalam perayaan malam tahun baru. Pasalnya, selalu saja ada orang yang terkena musibah dalam perayaan pergantian tahun itu. Mulai kecelakaan lalu lintas hingga orang yang terluka karena terkena petasan.
Berdasarkan data RSUD dr Soetomo yang diperoleh Bhirawa, kecelakaan lalu lintas (laka lantas) masih mendominasi kasus pasien pada perayaan malam Tahun Baru 2018. Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), tercatat 13 korban jumlah kecelakaan lalu lintas. “Kasus kecelakaan lalu lintas memang selalu meningkat setiap perayaan malam tahun baru,” kata Kepala IGD RSUD dr Soetomo IGB Adria Hariastawa, Senin (1/1) kemarin.
Selain laka lantas, masih ada korban kecelakaan karena petasan. Ada dua orang yang harus mendapatkan perawatan intensif akibat mercon. “Untuk korban petasan ada 2 orang. Dari Surabaya dan Kertosono, kedua kejadian tersebut di Surabaya,” terangnya.
Korban petasan, lanjut Adria, hanya terluka pada bagian tangan. Meski demikian, kedua korban petasan usia 24 dan 34 tahun ini diakuinya tergolong ringan meski korban dilakukan operasi pada tangannya. “Korban petasan hanya tangan. Satu sudah pulang dan satunya lagi operasi, tidak berat kok,” jelasnya.
Menurut dia, data tersebut hingga 31 Desember 2017 sampai kemarin pukul 14.00 dengan total pengunjung seluruhnya sebanyak 260 orang. Sedangkan jumlah keseluruhan yang di operasi sebanyak 19 orang.
Sebelumnya, RSUD dr Soetomo telah menyiapkan 285 tenaga On Call selama Natal dan Tahun Baru 2018. Hal ini dilakukan lantaran pada perayaan tersebut selalu meningkat jumlah pengunjungnya.
Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Dr Soetomo Dr dr Joni Wahyuhadi SpBS (K) menambahkan biasanya pasien kecelakaan lalu lintas didominasi luka patah tulang hingga cedera pada kepala. Sehingga sudah disiagakan ruang operasi dan para spesialis saat momen pergantian tahun.
Dia menambahkan, pada saat perayaan tahun baru biasanya seperti Car Free Night dan lainnya. Untuk itu pihaknya fokus memperhatikan pasien kasus kecelakaan lalu lintas. “Sarana yang berkaitan dengan laka sudah disiapkan. Dokter yang berkaitan dengan itu juga akan diintesifkan. Dari direksi siap sedia. Setiap direksi harus ada sesuai dengan jadwal masing-masing,” ujarnya.
Sedangkan, Spesialis Bedah Kepala dan Leher dr Urip Murtedjo SpB-KL (K) mengungkapkan petasan memang menghasilkan ledakan dalam kategori ringan. Walaupun begitu, tetap saja berbahaya apalagi sampai terkena bagian tubuh. Dituturkannya petasan mempunyai partikel atau kandungan tertentu sehingga ketika petasan meledak dan mengenai bagian tubuh dapat merobek kulit bahkan kebutaan permanen jika mengenai mata.
“Luka akibat petasan harus dibersihkan sampai tuntas, takutnya malah terinfeksi. Karena luka akibat petasan ini biasanya juga buruk sekali,” ujar mantan Kepala Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSDS Surabaya ini.
Menurutnya, beberapa tahun yang lalu kasusnya cukup banyak dan menurun setelah adanya aturan terkait pelarangan dan bahayanya petasan. Meski demikian, penanganan korban petasan di RSUD dr Soetomo tetap disiagakan karena kejadiannya tidak dapat terduga, walaupun sudah ada larangan.
“Pasien petasan memang banyak menjelang Lebaran, tapi saat tahun baru biasanya juga ada, seperti saat tahun lalu yang ada sampai 3 pasien. Biasanya juga anak-anak,” urainya.
Dalam penanganan korban ledakan petasan yang menjadi fokus penanganan biasanya adalah memulihkan trauma akibat ledakan petasan. Menurutnya, jika ada korban petasan juga akan dilakukan partisipasi aparat kepolisian agar mendapat efek jera. [geh]

Tags: