Korban Lion Air JT-610, Sempat Kirim Foto Sebelum Terbang

Surabaya, Bhirawa
Korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin, Deryl Fida Febrianto sempat mengirimkan foto di dalam pesawat kepada ayahnya sebelum berangkat pada pukul 05.58 WIB.
“Kontak terkahir ya, dia ngabarin. Sebentar yah, saya masih sibuk ngurus berkas, nanti tak kabari lagi. Lalu, dia ngabarin kalau sudah di dalam pesawat. Saya dikirimi fotonya. Tidak ada pesan-pesan khusus,” kata ayah Deryl Fida Febrianto, Didik Setiawan (44) di Surabaya, Senin (29/10).
Mendengar kabar dari anaknya, Didik membalasnya dengan gembira. Dia juga menyelipkan doa dan ucapan semangat untuk anaknya, pada hari pertamanya masuk kerja di pelayaran. Namun pesan yang dikirim pada pukul 07.00 WIB tidak terkirim atau tertunda.
“Saat itu saya sedang di mobil. Terus kok ada kabar itu, saya kaget. Saya langsung cek tiket anak saya, ternyata benar naik pesawat itu. Saya juga hubungi keluarga untuk mantau kabar itu. Anak saya berangkat untuk kerja, dan ini pekerjaan pertamanya,” kata Didik.
Saat itu Didik mulai gelisah dan tidak ada kabar dari Deryl. Hingga akhirnya dia mendengar berita bahwa pesawat yang ditumpangi anaknya hilang kontak. “Saya tidak memiliki firasat apapun dan tidak menyangka anak saya akan menjadi korban kejadian ini. Hanya saja saat mengantarkan Deryl ke Juanda, saya lihat Deryl menciumi dan memeluk ibunya dengan erat,” ujarnya.
Didik mengungkapkan anak sulung dari dua bersaudara itu berpamitan pergi ke Pangkal Pinang, untuk bekerja di bidang pelayaran. Pada Rabu (17/10), Deryl berangkat dari Bandara Juanda Surabaya ke Jakarta. Selama di Jakarta, Deryl tinggal di sebuah asrama.
Kejadian itu membuat Didik dan keluarganya “shock”, terutama ibunda dan istrinya. Deryl, diketahui baru saja melangsungkan pernikahan pada Senin (15/10).
Sampai saat ini, dia bersama keluarga masih menunggu kabar dari pihak Lion Air dan Basarnas, terkait keberadaan Deryl. Setelah mendapatkan kabar pihak keluarga berencana menyusulnya ke Jakarta.
Sementara itu di rumah korban di Jalan Simo Pomahan Baru No 67 Surabaya berkumpul pihak Linmas Pemkot Surabaya, Camat Sukomanunggal, pihak Kelurahan Simomulyo Baru, RT, dan RW.

Pramugari Baru
Alviani Hidayatul Solikha, pramugari pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10), sempat menelepon keluarga sebelum terbang.
“Pagi sekitar jam 3 telepon. Katanya mau terbang ke Pangkal Pinang. Selebihnya banyak diam,” ujar Jayanti, salah satu kerabat korban saat ditemui wartawan di rumah duka di Dukuh Gantrung, Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jatim, Senin.
Saat kontak tersebut, pihaknya sama sekali tidak ada firasat apapun terhadap korban. Baru pada Senin siang, ia mendapat telepon dari kantor Lion Air yang mengabari bahwa Alvi menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang tersebut.
Keluarga langsung kaget dan sempat tidak percaya. Hingga kini pihak keluarga berharap Alvi masih bisa selamat.
Sementara, suasana di rumah korban, para tetangga dan sanak saudara terus berdatangan. Mereka menanti kabar kepastian kondisi Alvi. Orang tua korban juga masih kaget dan enggan menemui para wartawan.
Adapun, Alvi merupakan anak tunggal dari pasangan Sukartini dan Slamet. Setelah lulus dari sekolah tingkat SMA, korban melanjutkan sekolah pramugari selama setahun di Yogyakarta.
Berdasarkan informasi dari keluarga, korban baru lulus dan langsung diterima bekerja sebagai pramugari di Lion Air sejak dua bulan terakhir.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh ke laut, di Perairan Tanjung Karawang. Pesawat tersebut sebelumnya lepas landas pada pukul 06.10 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta dengan rute Bandara Depati Amir di Pangkal-Pinang, Bangka Belitung.
Namun, 13 menit setelah lepas landas, pesawat hilang kontak dan diperkirakan jatuh di Perairan Tanjung Karawang. Pesawat yang seharusnya tiba di Bandara Pangkal Pinang pada pukul 07.20 WIB mengangkut penumpang dan kru sebanyak 189 orang. [ant]

Tags: