Kota Batu Kehilangan Seorang Kiai Sepuh

Tandu-yang-rencananya-akan-digunakan-membawa-jenazah-Almarhum-KH-Abdul-Muchit-Muzadi.

Tandu-yang-rencananya-akan-digunakan-membawa-jenazah-Almarhum-KH-Abdul-Muchit-Muzadi.

Kota Batu, Bhirawa
Mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, KH Abdul Muhid, meninggal dunia Senin kemarin (28/12). Almarhum meninggal sekitar pukul 03.45 WIB di Masjid Mujahidin yang berada tepat di samping rumahnya.
Meninggalnya tokoh panutan masyarakat ini membuat Warga Kota Batu berduka karena kehilangan satu pemuka agamanya.
Almarhum mendadak tidak sadarkan diri sesaat setelah menunaikan Sholat Sunah setelah Adzan Subuh berkumandang. Dan almarhum tak sadarkan diri sebelum Sholat Shubuh berjamaah dilaksanakan di masjid tersebut.
Jamaah yang hendak melaksanakan Sholat Subuh pun berusaha melarikan ke rumah sakit, namun Muhid sudah dinyatakan meninggal dunia. Selama ini Muhid memang memiliki riwayat sakit jantung, hingga akhirnya pemuka agama yang ramah dan low profile ini meninggal dunia di usia 78 tahun. Ribuan orang datang memberikan penghormatan terakhir dengan mengantarkan jenazah almarhum ke Pemakaman Umum Desa Bumiaji.
Turut hadir dalam pemakaman tersebut, Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso, Sekda Kota Batu Widodo serta sejumlah tokoh masyarakat Kota Batu.
Di tengah kedukaan, keluarga merasa berbahagia lantaran almarhum meninggal dunia di Rumah Allah dan di tengah melaksanakan ibadah
kepada Allah SWT. “Kami berbahagia karena beliau meninggal dunia ditengah melaksanakan ibadah, beliau meninggal di rumah Allah SWT,” terang Manaf, wakil dari keluarga almarhum.
Ia menjelaskan bahwa saat itu almarhum sempat menunaikan sholat sunah dua rakaat. Kemudian sambil menunggu sholat subuh, Mukhid berdzikir hingga akhirnya tidak sadarkan diri. “Sebagai manusia, pasti beliau ada khilafnya, kalau ada salah mohon maaf sebesar-besarnya,” mohon Manaf.
Sementara, Punjul Santoso mengucapkan rasa duka yang mendalam terhadap meninggal dunianya KH Abdul Muhid. “Kita semua merasa kehilangan tidak hanya seorang pemuka agama, namun juga kita sangat kehilangan seorang Bapak,” ujar Punjul yang mewakili walikota, Eddy Rumpoko, karena masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Batu.
Mungkin bisa jadi hanya Ustadz Abdul Mukhid kalangan Muhammadiyah yang juga dipanggil kyai. Hal itu dikarenakan Muhid memiliki banyak murid.
“Di Kota Batu ini banyak kyai, lha beliau (Abdul Muhid) ini kyainya kyai,” ujar salah seorang pelayat. Di masa hidupnya, pengabdian kepada agama dan pendidikan banyak ditorehkan oleh almarhum di kota wisata ini. Mukhid juga pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) masa bhakti tahun 2001 hingga 2005. Kematian almarhum meninggalkan seorang istri dan 10 orang anak. Salah satu putra Mukhid adalah Arif Syaifudin, yang kini menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kota Batu.  [nas]

Tags: