KPID Tunjuk SUSI jadi Pilot Project LPPL Terlengkap

Para perwakilan LPPL Jatim sedang berdiskusi pembentukan asosiasi dan swafoto. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Setelah ditangani manajemen baru, KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Jatim langsung menunjuk Radio SUSI (Suara Sidoarjo), sebelumnya RKPD (Radio Khusus Pemerintah Daerah) Keb Sidoarjo jadi Pilot Project Pembentukan LPPL (Lembaga Penyiaran Publik Lokal) Terlengkap.
Hal ini didasari, Radio SUSI telah berhasil menginisiasi dan melakukan sinergi dengan 11 LPPL Jatim untuk siaran serentak. Juga telah berhasil menginisiasi dan membentuk Asosiasi LPPL Radio Jatim pertama di Indonesia, serta dipilih sebagai wakil ketua dan sekretariat.
”Selain itu yang lebih penting lagi kepedulian warga atau pendengar untuk terlibat juga makin meningkat. Tak ketinggalan respon mitra juga mengalami peningkatan,” tegas Direktor LPPL Radio SUSI Sidoarjo, Ir Aries Widojoko ICPM, Rabu (20/6) kemarin.
Menurut Aries, bukan hanya KPID Jatim, RRI Surabaya ikut bergabung dalam siaran berjaringan info prima. RRI Pusat juga memilih Radio SUSI sebagai LPPL yang paling siap, dan ikut untuk bersiaran berjaringan info mudik/balik lebaran. Dan menjadi studi banding tentang berbagai LPPL dari Pemkab atau kota serta DPRD. ”Sedangkan format kami adalah layanan publik 35%, informasi 25%. Karakter 20% dan hiburan 20%, dengan coverage Sidoarjo, Surabaya, Pandaan, Pasuruan, Mojokerto dan Gresik, ” jelasnya.
Dalam pembentukan Asosiasi LPPL sebelumnya, dihadiri dari beberapa perwakilan LPPL Radio di Jatim, diantaranya Kab Mojokerto, Kab Blitar, Lumajang, Ngawi, Probolinggo, Tulungagung serta Sidoarjo sendiri. Dengan narasumber Drs. Fajar A Isnugroho, Msi (Eks Ketua KPID Jatim dan Komisioner KPID Pusat. Pengajar Stikosa AWS Surabaya, Board of Advisor Radio Suara Muslim Surabaya.
Dirut Persada FM Blitar, Aka mengatakan, kalau kegiatan ini merupakan gerakan yang ditunggu-tunggu, dan harus serius dilanjutkan dengan pertemuan-pertemuan berikutnya. Karena selama ini radio milik Pemkab atau kota dianggap sebelah mata oleh radio atau media swasta, bahkan oleh masyarakat daerahnya sendiri.
“Sedangkan hambatan lain yang harus diantisipasi dan dicarikan solusinya adalah masalah birokrasi dan mindset pemerintah daerah, yang kebanyakan belum memahami pentingnya media,” jelas Aka yang dikuati oleh Pimpinan Suara Lumajang Diding dan didukung pula oleh perserta yang lain. [ach]

Tags: