KRA III Jember Raya Bahas Akuntasi Hijau dan Forensik

Bupati Jember dr.Hj. Faida, MMR didampingi Rektor Unej Moh. Hasan saat membuka KRA III di gedung Sutarjo Universitas Jember.

Bupati Jember dr.Hj. Faida, MMR didampingi Rektor Unej Moh. Hasan saat membuka KRA III di gedung Sutarjo Universitas Jember.

Jember, Bhirawa
Sebanyak 600 peserta mengikuti Konferensi Regional Akuntansi (KRA) III Jember Raya. Dengan tema ‘Akuntansi Hijau dan Forensik’ peserta yang terdiri dosen akuntansi, akuntan, guru mata pelajaran akuntansi, peneliti dan mahasiswa jurusan akuntansi, mengikuti kegiatan yang dipusatkan di gedung Sutarjo Universitas Jember.
Ketua Panitia Kegiatan, Dr. Alwan Sri Kustono, SE., M.Si., Ak., CA mengatakan, para peserta akan melakukan diseminasi hasil penelitian masing-masing mengenai seputar perkembangan ilmu akuntansi. Tema Akuntansi Hijau dan Forensik didasarkan pada kenyataan bahwa lingkungan seharusnya tidak lagi dijadikan obyek ekploitasi, hanya diperas tanpa adanya upaya pelestarian yang berkelanjutan.
“Kita harus mulai berfikir bagaimana agar lingkungan menjadi obyek yang perlu kita lestarikan bersama. Sehingga dalam pengelolaan dan perencanaan akuntansi, semua lembaga dan institusi, baik pemerintah ataupun swasta harus memperhatikan aspek kelestarian lingkungan,” ujar dosen akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember ini.
Alwan juga menambahkan, akuntansi forensik juga diperlukan dalam upaya menyelamatkan alokasi anggaran pemerintah dari penyimpangan ataupun korupsi. “Akuntansi dalam hal ini adalah proses mencatat dan melaporkan semua kegiatan, kejadian ataupun aktivitas korporasi lainnya sehingga manakala ada penyimpangan akan dengan sangat mudah dilacak,” imbuhnya.
Bupati Jember dr.Hj.Faida, MMR mengatakan, diselenggarakannya KRA III di kota Jember diharapkan bisa membawa spirit dalam pengelolaan Akuntansi Hijau di kota Jember. “Saya berharap nantinya para akuntan, khususnya lulusan dari perguruan tinggi di Jember bisa menjadi pendamping desa, yang akan membantu desa dalam pengelolaan dan pemanfaatan dana kas desa, kalau sampai tidak mau saya laporkan pada rektornya,” ujarnya.
Oleh karena itu, Faida berharap ke depan akan ada agenda-agenda serupa dengan konsep acara yang bisa bersinergi dalam memecahkan persoalan pengelolaan akuntasi pemerintah dan korporasi yang ada di Jember.
Rektor Universitas Jember Moch. HasanĀ  Jember menyampaikan, KRA III merupakan wujud sinergi Universitas Jember bersama perguruan tinggi lain dalam membahas perkembangan profesi akuntan di Indonesia. “Kegiatan kali ini unik karena melibatkan tiga perguruan tinggi, yakni Universitas Jember, Universitas Muhamadiyah Jember, serta STIE Mandala dan pemerintah Kabupaten Jember. bersama mengembangkan profesi Akuntansi di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Rektor profesi akuntan adalah profesi yang sangat penting bagi keberlangsungan tata kelola pemerintahan yang baik. “Peran akuntan dalam penggunaan anggaran yang taat pada aturan dan asas kebermanafaatan sangat penting, saya merasakan manakala akutan tidak berperan maka kebijakan dan langkah yang diambil hanya berdasarkan feeling atau kira-kira saja dan ini adalah hal yang sangat salah. Maka dari itu profesi ini sangat besar perannya bagi kemakmuran bangsa,” pungkas rektor. [efi]

Tags: