Kreatifitas Moh Jiman, Hobi yang Mendatangkan Keuntungan

Moh Jiman, Asper BKPH Prajekan Bondowoso saat meninjau tanaman jahe merah di halaman belakang rumah dinasnya. [sawawi]

Manfaatkan Lahan Kosong, Tanami Jahe Merah Komoditas Ekspor
Kab Bondowoso, Bhirawa
Sebuah hobi jika dipadukan dengan kreatifitas bisa mendatangkan manfaat. Seperti yang dilakukan oleh karyawan Perum Perhutani KPH Bondowoso Moh Jiman yang memiliki hobi bertanaman dan mampu melihat peluang bisnis dengan memanfaatkan lahan kosong.
Moh Jiman yang sehari hari menjabat sebagai Asper BKPH Prajekan itu sudah lama dikenal memiliki hobi menanam aneka jenis tanaman empon empon seperti jahe merah. Tiap pagi ia juga selalu rajin melakukan eksplorasi tanaman disetiap jengkal lahan yang kosong di kawasan Perhutani.
Pagi itu sekitar jam 06.00 wib, suasana halaman Kantor BKPH Prajekan Bondowoso masih sepi. Setelah ditunggu beberapa saat, salah satu staf BKPH Prajekan menyapa Bhirawa. Baru beberapa saat ketemu, diajak ke belakang rumah dinas (RD) Asper BKPH Prajekan.
Disana sudah tampak hamparan ribuan bibit jahe merah yang sudah dikemas dalam sebuah plastik sejenis takaran pupuk urea berbobot 50 kg. “Ini tanaman jahe merah baru berumur beberapa hari,” kata Jiman.
Ia mengaku baru baru ini tertarik mengembangkan tanaman jahe merah setelah bertemu dengan mitra kerjanya yang sudah lama berkecimpung dalam penanaman bahan empon empon tersebut. Setelah dipelajari, Jiman lalu sepakat menandatangani kerjasama dengan sebuah perushaan ekspor tanaman jahe merah yang ada di Kabupaten Bondowoso. “Dalam tehnisnya ada berbagai kesepakatan yang kami setujui. Termasuk permodalan dan sistem penjualannya,” tutur Jiman.
Menurut catatan Jiman, dalam kontrak kerjasama tersebut, perusahaan jahe merah melepas harga 40 ribu/kg kepada mitra tetapnya di Abu Dabi Timur Tengah.
Nah yang menarik, aku Jiman, hasil tanaman produksi dirinya dihargai 62 ribu/kg oleh Perusahaan Bondowoso tersebut. Tiap sak, lanjut Jiman, akan memiliki hasil panen antara 3-4 kg.
Saat ini, Jiman sudah memiliki 1.000 sak titik tanaman jahe merah. “Ini semua bahan dan sarananya ditanggung mitra kerja saya. Termasuk sak bibit dan biaya operasional lainnya juga ditanggung mereka. Saya hanya menanggung beberapa poin kebutuhan saja,” ujar Jiman.
Selain memiliki prospek cerah, hobby menanam jahe merah bisa menambah pendapatan tetap selain sebagai karyawan Perhutani. Yang membanggakan lagi, urai dia, dengan membuat usaha tanaman jahe merah, ia bisa mempekerjakan pemuda desa setepat dengan gaji yang lumayan besar.
Tanaman jahe merah ini, setahu Jiman, sudah banyak yang dirangkul oleh Perusahaan Bondowoso, termasuk yang ada di Pasuruan. “Disana (Pasuruan, red) bahkan tiap sak bisa menghasilkan panen jahe merah 5 kg. Jahe merah ini sangat baik untuk stamina dan kesehatan. Makanya menjadi komoditas ekspor,” kupas Jiman.
Dalam pandangan Jiman, kepercayaan mitra barunya tersebut harus disambut dengan baik. Sebab dengan taksiran biaya 50-60 juta/1.000 sak, akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 180 juta.
Selain persyaratannya mudah dan gampang, lanjut Jiman, dengan hanya bermodalkan lokasi tanaman, maka dalam 1.000 titik tanaman akan mendapatkan keuntungan yang lumayan besar. “Bayangkan saja, biaya untuk pekerja selama 10 bulan hanya mengeluarkan dana Rp 10 juta. Ditambah biaya operasional sebesar 50 juta. Jika dikalkulasi, akan pendapatan Rp 180 juta. Berarti ada nilai keuntungan sebesar Rp 120 jutaan. Suatu usaha yang layak untuk dikembangkan diera saat ini,” papar Jiman.
Sementara itu Cung Hery, salah satu staf BKPH Prajekan, menambahkan, Moh Jiman yang kini menjadi atasan langsung, dikenal sebagai pemimpin yang memiliki kedisplinan kerja yang tinggi. Pasalnya, aku Cung, sejak menjabat Asper BKPH Prajekan, tiap pagi Jiman sudah mulai beraktifitas sebelum masuk jam ngantor.
Biasanya, urai Cung, sebelum berangkat kerja sebagai karyawan BUMN di Perum Perhutani, Jiman tidak bisa enjoy tanpa lebih dulu melihat aneka tanaman yang tumbuh di lingkungan rumah dinasnya di kompleks BKPH Prajekan Bondowoso. “Pria asli Banyuwangi itu baru bisa bersantai setelah selesai merawat beberapa tanaman pohon yang ada di belakang rumah dinasnya. Baru setelah itu Jiman bisa berangkat ngantor,” ujar Cung.
Rupanya, imbuh Cung, Jiman yang sebelumnya pernah berdinas di KPH Perhutani Banyuwangi itu suka memanfaatkan waktu luang itu untuk berkebun aneka tanaman dan beberapa buah segar di kompleks rumah dinasnya.
Kecintaan Jiman kepada tanaman memang sudah terpatri sejak masih berusia muda. Itu terbukti, ujar Cung, di kampung halamannya sebuah kampung desa di Banyuwangi tampak asri dan rindang oleh tumbuhnya beberapa pohon dan aneka buah buahan segar. “Beliau sangat suka memfungsikan lahan kosong untuk selanjutnya ditanami pohon atau bibit buah segar. Termasuk tanaman 1000 jahe merah saat ini,” ucap Cung Hery.
Kata Cung Hery, kesukaannya memberdayakan lahan kosong di kawasan rumah dinasnya, awalnya didorong oleh keluarga dan pimpinannya yang juga suka bercocok tanam. Dari inspirasi itu kini Jiman, dalam pandangan Cung Hery, mulai banyak memanen aneka tanaman dan buah segar di rumahnya.
“Banyak jenis tanaman dan buah yang sudah tumbuh. Semua hobi itu dijalani saat masih pagi hari sebelum berangkat kerja. Kadang juga dilakukan pada sore hari saat baru kembali bekerja,” ungkap Cung Hery.
Berkat kecintaannya bercocok tanam di lahan kosong, kini ia tak kesulitan dikala ada kerabat keluarga dan sahabat Jiman berkunjung kerumahnya karenaJiman bisa memberi oleh oleh dari hasil tanaman dan aneka buah segar di kompleks rumahnya tanpa harus repot berbelanja di pasar buah. Dimata Cung Hery, sosok Jiman selain suka bercocok tanam juga dikenal suka berkebun dilahan milik Perum Perhutani.
“Menurut saya banyak sekali manfaatnya mencintai tanaman dan berkebun. Sebab dengan berkebun bisa menghilangkan penat sehabis menjalankan rutinitas kerja sebagai karyawan di Perum Perhutani Bondowoso,” pungkas Cung Hery. [sawawi]

Tags: