Kursi Kades di Kabupaten Gresik Lebih Mahal Ketimbang Kursi Dewan

Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Moh Qosim saat melakukan Sidak pelaksanaan Pilkades lalu. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pikades) serentak 31 Juli 2019 lalu di Kab Gresik berlangsung aman dan lancar. Ini terbukti, dari sebanyak 264 desa yang menggelar Pilkades serentak, tanpa ada gejolak sama sekali. Bagi Cakades yang kalah, bisa menerima kekalahannya.
Namun, dibalik kesuksesan itu, rupanya rumor adanya money politic yang dilakukan sejumlah Calon Kepala Desa (Cades) tetap saja tak bisa ditutup – tutupi, meski sulit untuk dibuktikan. Bahkan, untuk bisa menduduki kursi Kepala Desa (Kades) biaya yang dikeluarkan bahkan jauh lebih besar dari pada merebut kursi DPRD. Betapa tidak, untuk bisa terpilih sebagai Kedes, ada yang sampai menghabiskan dana sekitar Rp1 miliar lebih.
Seperti yang terjadi Pilkades di salah desa di Kec Cerme. Untuk bisa terpilih sebagai Kades, Cakades itu sampai menghabiskan dana sekitar Rp1,3 miliar. Untuk mendapatan satu suara, Cakades itu harus membeli Rp400 ribu per suara. ”Saya bersama istri saya saja dapat Rp1,2 juta. Calon satunya sudah kasih Rp200 ribu. Tapi, sama musuhnya dibom langsung kasih Rp400 ribu,” tutur salah seorang pemilih di Kec Cerme ini, Minggu (4/8).
Daftar Pemilih Tetap (DPT) di desa itu mencapai 6 ribu orang. Sementara, Cakades yang terpilih itu berhasil mengantongi sekitar 3 ribu suara. ”Ya tinggal mengkalikan saja. Berarti sekitar Rp1,2 miliar dana yang harus dikeluarkan. Juga nggak mungkin hanya membeli 3 ribu suara. Pasti lebih dari 3 ribu suara yang dibeli,” tambah warga yang enggan disebutkan identitasnya ini.
Hampir semua, untuk bisa terpilih sebagai Kades, sejumlah Cakades menggunakan money politic. Bahkan, ada salah satu desa di Kec Balongpanggang satu suara harus dibeli Rp500 ribu per orang. Kendati demikian, belum jaminan menang atau terpilih. Seperti terjadi di Desa Betiting, Kec Cerme. Meski sudah menghabiskan dana cukup besar, justru gagal tidak terpilih. ”Padahal, oleh Cakades itu desa sudah dibelikan ambulance untuk kepentingan warga,” tambah warga lainnya.
Sementara, Tursliwanto Hariogi, Kepala Inspektorat Pemkab Gresik belum menemukan adanya Cakades yang menggunakan money politic saat Pilkades lalu. Kalau ada, pasti akan dipelajari lebih. Laporan adanya kecurangan juga belum ada masuk ke Inspektorat.
Tursilo bahkan mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat Gresik. Sebab, Pilkades serentas itu berlansung aman dan lncar, sebagaimana juga diharapkan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Gresik, Sambari Halim Radianto – Moh Qosim. [eri]

Tags: