La Nyalla Tak Hadiri HUT PSSI Ke – 86

HUT PSSI Ke - 86Jakarta, Bhirawa.
Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti “curhat” kondisi pribadi dialami saat ini dan persepakbolaan nasional pada syukuran Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) ke-86 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Selasa.
Namun, curhatan orang nomor satu di induk organisasi sepak bola Indonesia itu tidak dilakukan secara langsung, karena hanya melalui tulisan di atas kertas yang dibacakan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan dihadapan undangan.
Ketidakhadiran La Nyalla Mattalitti di HUT PSSI ke-86 ini bukan tanpa alasan. Pria yang juga Ketua Kadin Jawa Timur saat ini tersangkut masalah hukum dan keberadaannya belum diketahui publik. Ada dugaan, petinggi PSSI ini berada di Singapura.
Dalam sambutan tertulis sebanyak sembilan lembar ini, La Nyalla membicarakan masalah terbentuknya Tim Sembilan oleh pemerintah yang mempunyai tugas mereformasi PSSI. Tata kelola nasional harus dibongkar dan diubah menjadi yang lebih baik.
“PSSI dituding tidak becus mengelola organisasi sepak bola. Bahkan PSSI dituduh sarang mafia bola, sarang pengatur skor dan semua tuduhan jahat terkait sepak bola. Kompetisi Liga Indonesia juga diganjal. Puncaknya tanggal 17 April 2015 Menpora mengeluarkan SK Pembekuan PSSI,” katanya seperti yang dibacakan Hinca.
“Benarkan PSSI tidak becus mengelola sepak bola? Benarkan PSSI sarang mafia? Benarkan PSSI pengatur skor kompetisi? Siapakah pelakunya? Siapkan di antaranya anggota Komite Eksekutif PSSI terpilih di KLB Surabaya menjadi pelaku yang dituduhkan itu?,” katanya lagi.
“Sebut saja siapa pelaku pengakuan skor di Komite Eksekutif PSSI yang kemarin terpilih di KLB Surabaya? Langsung saja tunjuk hiidung. Siapa mafia bola dari 15 Komite Eksekutif PSSI ini. Tapi ingat, buktikan. Jangan asal menuduh dan menfitnah,” tegasnya.
Atas kondisi tersebut, tidak hanya dirinya dan pengurus yang merasa didzolimi, namun institusi PSSI. Hasilnya banyak hal yang dirugikan juga. Timnas senior tidak bisa berlaga di kualifikasi pra piala dunia, timnas U-19 tidak bisa turun di AFF Championship hingga pelatih sepak bola dan wasit yang tidak bisa meneruskan program kursus lisensi.
Tiba-tiba masalah diskusi tentang tata kelola sepak bola hilang dan muncul menjadi diskusi KLB PSSI untuk memilih pengurus baru. KLB dinilai bukan solusi. Pencabutan pembekuan dan pemerintah melaksanakan keputusan hukum dinilai sebuah keputusan yang tepat.
Bergulirkan kompetisi Indonesia Soccer Championship serta Divisi di bawahnya diharapkan menjadi perekat untuk mengakhiri kemelut persepakbolaan nasional. PSSI dan pemerintah diharapkan satu irama untuk mendorongan ajang sepak bola profesional dengan baik.
Terkait masalah hukum yang membelitnya, La Nyalla menegaskan jika hal tersebut dalam kapasitas sebagai Ketua Kadin Jawa Timur dan ditetapkan tersangka oleh Kajati Jatim. Namun, penetapan tersebut dimenangkan di pra-peradilan meski akhirnya ditetapkan sebagai tersangka lagi dengan kasus sama.
“Biarlah perkara ini saya hadapi dan saya perjuangan. Pengorbanan akan selalu ada. Saya mohon doa bapak ibu saudara sekalian agar kebenaran ditunjukkan oleh Yang Maha Kuasa,” kata La Nyalla menutup sambutannya.
Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan mengatakan, sambuat tertulis Ketua Umum PSSI ini merupakan yang terbaik dan runtut. Dengan momen HUT PSSI ke-86 ini diharapkan semua permasalahan yang terjadi pada persepakbolaan nasional tuntas.
“Mendapatkan kartu kuning dari FIFA aja rasanya kayak gini. Apalagi kartu merah. Saya belum bisa menjelaskan. Yang jelas pada kongres FIFA Mei nanti kami akan berjuang agar sanksi tidak diperberat,” ucap Hinca.
Dalam syukuran HUT PSSI ini juga dihadiri Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar, anggota Komite Eksekutif PSSI, perwakilan KONI dan KOI, mantan pemain nasional, perwakilan klub dan Asprov hingga anak yatim dari salah satu yayasan di Cipulir. [ira.ant]

Tags: