Lebih Lengkap Disertai Penjelasan Tajwid dan Gerakan Bibir

Dewi Pratiwi, mahasiswa Program Kekhususan Multimedia Ubaya menunjukkan karyanya berupa multimedia pembelajaran Alquran interaktif, Senin (13/7).

Dewi Pratiwi, mahasiswa Program Kekhususan Multimedia Ubaya menunjukkan karyanya berupa multimedia pembelajaran Alquran interaktif, Senin (13/7).

Multimedia Interaktif Belajar Alquran Karya Mahasiswa Ubaya
Surabaya, Bhirawa
Tidak ada alasan bagi seorang muslim tidak bisa membaca Alquran. Karena kemudahan untuk mempelajarinya sudah tersedia lengkap, baik dalam bentuk buku maupun audio visual. Termasuk karya Dewi Pratiwi. Mahasiswa Program Kekhususan Multimedia Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) berhasil membuat multimedia interaktif pembelajaran Ilmu Tajwid untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
Berkarya sekaligus berdakwah, itulah alasan kuat bagi Dewi untuk membuat aplikasi ini. Sebuah aplikasi belajar membaca Alquran lengkap dengan tajwid dan gerakan bibir (Makharijul khuruf). Dengan kelengkapan fitur itu, dia ingin inovasinya bisa dijadikan alat untuk belajar membaca Alquran dengan baik dan benar.
Karya ini sengaja dibuat berbeda dari yang pernah dijumpai di pasaran. Kelebihannya ialah dapat membantu memberikan tuntunan bagaimana cara pengucapaan bacaan tajwid yang tepat dengan dilengkapi audio yang direkam langsung dari guru pengajar Alquran bersertifikasi. “Saya memilih aplikasi belajar tajwid karena materi tajwid yang sekarang ada di masyarakat masih kurang lengkap,” kata Dewi ditemui di kampus Ubaya, Tenggilis Mejoyo, Senin (13/7).
Dewi berharap inovasinya ini juga bisa menjawab mahalnya materi interaktif yang ada selama ini.  Tampilan pembelajaran yang sebagian besar berwarna cokelat ini bisa memberikan kesan tenang. Begitu Dewi mengemukakan alasan pemilihan warna.
Pada halaman pembuka, pengguna langsung ditemukan dengan tiga ikon fitur. Yakni ikon mulai, ikon pengetahuan, dan ikon mini games.
Pada ikon mulai, terdapat 11 ilmu tajwid yang ditawarkan untuk dipelajari. Anak ke-3 dari 6 bersaudara ini menyajikan tajwid yang dapat diakses dengan fleksible, sehingga pengguna dapat mempelajarinya sesuai dengan keinginanan.
Dari 11 ilmu tajwid yang bisa dipelajari, ada 1 yang berbeda cara pembelajarannya. Yaitu ilmu yang ke -11 tentang gharib. Pada bagian gharib ini terdapat penjelasan mengenai beberapa kalimat dalam Alquran yang harus dibaca secara khusus (cara membacanya berbeda dengan kharakat-nya).
Dewi menyontohkan, Surat Hud ayat 41 terdapat lafadz yang bertulis ‘Bismillahimajraha’ tetapi harus dibaca ‘Bismillahimajreha’. Pengetahuan tentang gharib ini banyak tidak diketahui oleh masyarakat umum sehingga banyak dari mereka yang masih membaca dengan ‘majraha’.
Ada dua dari enam istilah gharib yang ditampilkan oleh alumni SMA 3 Sidoarjo ini berikut didukung gerakan mulut dan bibir. Dua istilah tersebut adalah Isymam dan Saktah. Isymam adalah menampakkan harakat dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir.
Dalam Surat Yusuf ayat 11, Dewi menampilkan animasi gerakan dan audio yang benar dan tepat. “Dengan membuat karya ini, saya akhirnya ikut belajar lagi cara membaca Alquran yang baik dan benar,” ungkap Dewi. Seluruh materi di dalam aplikasi ini, diakuinya telah berkonsultasi pada guru pengajar bersertifikat di lembaga UMMI Fondation.
Pada ikon pengetahuan, Dewi membaginya menjadi dua bagian, yaitu adab dan keutamaan membaca Alquran. Dalam adab membaca Alquran terdapat beberapa pengetahuan yang penting disampaikan kepada para pembaca, yaitu sebelum membaca Alquran dianjurkan untuk wudhu terlebih dahulu dan mengawali membaca Alquran dengan bacaan Ta’awudz.
“Sedangkan dalam keutamaan membaca Alquran terdapat penjelasan mengenai manfaat yang diraih ketika seseorang membaca Alquran. Salah satu contohnya yaitu setiap satu huruf hijaiyah yang dibaca akan bernilai 10 kali lipat pahala kebaikan,” katanya.
Manfaat lain, yaitu apabila seseorang membaca Alquran di rumah, maka setan akan pergi dari rumah tersebut.
Pada ikon mini games, gadis kelahiran 1992 ini menyuguhkan latihan berupa soal-soal yang bersifat interaktif dengan tujuan supaya user terbantu dalam menghafal teori-teori yang diajarkan sebelumnya. Misalnya user diminta untuk menebak panjang bacaan mad. Kemudian dibantu dengan pilihan jawaban, dua atau empat atau lima atau enam harakat. Disetiap soal ada batasan waktu untuk mengerjakan. Total ada 45 soal yang ditampilkan secara acak. Contoh mini games  berikutnya adalah memasangkan bacaan tajwid.
“Pada permainan yang ini saya ingin supaya user mencocokkan bacaan tajwid dengan nama tajwid yang sudah saya sediakan,” ungkap Dewi Pratiwi.
Terdapat 10 soal dalam babak ini. Butuh setahun untuk membuat aplikasi ini, enam bulan pengumpulan data dan enam bulan berikutnya pembuatan programnya. “Relatif lama karena dalam aplikasi ini total ada 90 suara, 24 animasi dan dua video yang harus saya buat,” pungkas gadis yang tinggal di kawasan Pondok Mutiara Sidoarjo itu. [Adit Hananta Utama]

Tags: