Longsor di Trenggalek, Pemprov Siapkan Lahan Relokasi

Gubernur Khofifah bersama Bupati Trenggalek Moh. Arifin saat meninjau lokasi longsor dan menyapa penduduk yang terdampak, Minggu (23/10).

Pemprov, Bhirawa
Bencana longsor yang terjadi di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Trenggalek yang terjadi pada 18 Oktober mendapat perhatian serius Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Bencana yang berdampak pada 51 keluarga tersebut diharapkan Khofifah akan mendapatkan solusi permanen, yakni relokasi tempat tinggal di lahan perkebunan.
Gubernur Khofifah menyampaikan, pihaknya akan menyiapkan lahan milik Dinas Perkebunan Jatim yang bisa digunakan untuk tempat relokasi permanen bagi masyarakat terdampak. Dengan demikian, akan bisa memberikan hunian yang lebih aman dan terlindungi bagi masyarakat.
Sedangkan untuk pembangunan huniannya akan menggunakan anggaran BTT dengan nilai rumah masing-masing Rp 50juta. Sebagai informasi, lahan milik Dinas Perkebunan Jatim yang terletak di Desa Sumurup, Kec. Bendungan Kab. Trenggalek total luasnya mencapai 7.315m²
“Nantinya akan dibangun hunian bagi warga terdampak sekitar area longsor sekaligus kandang komunal bagi hewan ternak di sekitar area baru tersebut. Kami akan gunakan anggaran BTT sebagai dana pembangunan hunian dengan biaya tiap rumah senilai Rp. 50juta,” ungkap Khofifah usai meninjau langsung dampak bencana longsor di Desa Sumurup, Dusun Pule, Kecamatan Bendungan, Kab. Trenggalek, Minggu (23/10) Bersama Bupati Trenggalek Moh Arifin dan Kalaksa BPBD Prov Jatim.
Gubernur Khofifah bersama Bupati Trenggalek juga meninjau langsung lokasi lahan yang akan digunakan untuk relokasi warga terdampak. Hal ini menindaklanjuti hasil komunikasi dengan Bupati Trenggalek bahwa masyarakat di sini sudah berkenan untuk direlokasi.”Jadi memang titik-titik hunian masyarakat yang rentan terdampak longsor maupun tanah retak harus kita carikan solusi secara lebih konkrit,” tandasnya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan kepada warga di sekitar perkebunan untuk bersedia menerima relokasi warga terdampak longsor. “Saya bersama Pak Bupati memohon izin kepada bapak ibu disini agar bersedia mendapatkan saudara baru warga yang terdampak longsor. Semoga saudara kita nanti yang tinggal disini terhindar dari longsor ketika musim hujan tiba. Sehingga setiap hujan hatinya ayem, tenang dan tidak perlu khawatir lagi ada longsor,” tegasnya.
Tidak sampai disitu, Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim ini juga memastikan bahwa proses hibah tanah yang akan difungsikan sebagai lahan relokasi akan berlangsung cepat. “Karena ini (hibah tanah) dari Pemprov ke Pemkab bisa langsung. Kalau hibahnya ke luar lembaga selain Pemkab baru prosesnya cukup panjang,” katanya.
Selain itu, Khofifah kembali menghimbau masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana. Apalagi, dari bulan Oktober – Januari 2023 berdasarkan prediksi BMKG akan terjadi cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometrologi membuat besar kemungkinan intensitas hujan sangat tinggi.
“Masyarakat harus terus waspada, karena dari bulan Oktober – Januari 2023 BMKG memprediksi akan terjadi cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometrologi membuat besar kemungkinan intensitas hujan sangat tinggi,” imbaunya.
Sementara itu, Bupati Trenggalek Moh. Arifin menyampaikan bahwa dirinya bersama Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) tengah membuat sabuk air diatas lokasi longsor sebagai langkah mitigasi awal. “Sabuk air difungsikan agar air yang mengalir dari atas tidak masuk ke celah-celah retaan yang bisa memicu longsor susulan,” ucap Cak Ipin sapaan lekatnya
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa lokasi relokasi yang terpilih dimaksudkan agar warga yang direlokasi tidak terputus silaturahminya dengan warga ditempat tinggalnya dahulu. “Sehingga kita memilih lokasi yang dekat dengan lokasi saat ini tetapi yang lebih yang aman. Terima kasih Ibu Gubernur sudah kerso meninjau lokasi longsor sekaligus lokasi relokasinya,” tandasnya.
Saat ini ada 37 rumah 51 KK yang terdampak bencana. Sesuai mitigasi, meskipun 4 rumah yang tertimbun longsor rumah yang lainnya juga tidak aman lagi untuk ditinggali. Ada banyak retakan-retakan tanah diatas bukit sehingga sewaktu waktu bisa mengancam mereka. “Alhamdulillah hari ini ibu gubernur langsung meninjau korban tanah longsor dan potensi tanah gerak yang ada di Dusun Pule, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Sesuai pantauan ibu gubernur, dan selaras dengan pantauan kita tidak aman dalam waktu panjang untuk ditempati,” terang Cak Ipin.
Sementara itu, di lokasi kejadian, Misini (59) salah satu warga terdampak menceritakan bahwa dirinya tidak menduga akan terjadi tanah longsor di tempat tinggalnya. Sebab, Selasa (18/10) dini hari hujan lebat mengguyur tanpa ada pertanda longsor.
Ia juga mengatakan bahwa dirinya bersama beberapa orang lain mengungsi di rumah sanak saudara yang masih berdekatan. “Saya sangat berharap dengan kehadiran Ibu Gubernur bisa memberikan tempat tinggal bagi kami kedepannya,” harapnya. [tam.wek.wwn]

Tags: