Makna “Boundaries” bagi Seseorang

Judul: A GUIDE BOOK TO SET BOUNDARIES
Penulis: Agnes Chin
Tahun terbit: 2022
Tebal buku: viii + 106 Halaman
Ukuran buku: 14 cm x 20 cm
Penerbit: Brilliant Books di Sleman, Yogyakarta
Harga: Rp 55.000
Peresensi : Rizky Novitasari
Mahasiswi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

Buku yang berjudul “A Guide Book To Set Boundaries” berisikan tentang arti pentingnya sebuah ‘batasan’ bagi seseorang. Memahami ‘batasan’ dan menerapkannya tidaklah mudah. Banyak orang-orang yang masih menjadi ‘pejuang batasan’. Jika seseorang tidak sepenuhnya memahami apa itu batasan, maka itu dapat membuat seseorang kesulitan di dalam menciptakan batasan. Membuat batasan seperti membuat garis atau lingkaran. Seseorang memahami garis atau lingkaran tersebut sebagai batas antara diri seseorang dan orang lain, baik secara fisik maupun mental. Batasan yang seseorang miliki, dapat memberi tahu orang lain bagaimana seseorang ingin diperlakukan. Tanpa batasan seseorang akan dimanfaatkan oleh orang lain. Jadi, seseorang tidak hanya harus memiliki batasan, tetapi juga harus menjelaskan batasan itu kepada orang lain. Membuat batasan melindungi seseorang dari hal-hal yang dapat merugikan dan menghambat perkembangan hidupnya.

Buku ini memiliki maksud untuk membantu pembaca muda memahami arti boundaries atau batasan secara sederhana dan jelas, bagaimana menetapkan batasan, mempertahankan kebiasaan yang baik, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan tetap menerapkan batasan-batasan penting untuk menjaga hubungan yang sehat. Tanpa batasan, seseorang akan lebih peduli pada orang lain daripada urusan diri sendiri. Mungkin seseorang sulit merasa bahagia karena sibuk berusaha menyenangkan orang lain. Tujuan dari buku ini adalah untuk menginspirasi pembaca muda untuk menempatkan diri mereka sebelum orang lain.

Buku ini terdiri dari 4 bab. Bab pertama berjudul “Memahami Makna Batasan (Understanding Boundaries)”, di dalam bab ini membahas mengenai definisi dari ‘Batasan’. Selain itu, juga membahas mengenai alasan diperlukannya membuat batasan. Terdapat sebuah kutipan yang bertuliskan, “Boundaries are frickin important. They’re not fake walls, they’re not separation, boundaries are not division, they are respect. They are here’s what’s ok for me and here’s what’s not.” (Batasan sangat penting karena ia bukanlah dinding-dinding palsu, batasan tidak bermaksud memisahkan dan membagi-bagi. Batasan-batasan adalah cara menghargai dan menjelaskan apa yang baik dan tidak untuk kita). [Hal. 8]

Selanjutnya di bab kedua penulis menjelaskan tentang dasar dalam menetapkan batasan. Bab kedua berjudul “Sebelum Membuat Batasan (Before Boundaries)”, yang membahas tentang tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum bisa menciptakan batasan-batasan yang solid dan sehat. Dalam buku tersebut terdapat 4 tahapan yaitu diantaranya: tahap 1 mengenal diri sendiri (know yourself), tahap 2 menjadi diri sendiri (be your true self), tahap 3 mengenal lingkungan sekitar kita (know the things around us), dan yang terakhir tahap 4 cukup menghargai dan mencintai diri (self respect and self love). Di dalam bab 2 ini, pembaca di arahkan untuk bisa menghargai dan mencintai diri sendiri. Banyak kutipan-kutipan yang dimuat penulis untuk bisa memotivasi pembaca baik dari segi internal maupun eksternal.

Setelah membahas tentang tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum membuat batasan, maka di bab ketiga penulis mengajak pembaca untuk bisa mempraktekkan batasan yang telah dibuat. Bab ketiga berjudul “Sebuah Latihan: saying “NO” is not enough”. Setelah melewati tahapan-tahapan yang harus dilalui sebelum bisa menciptakan batasan-batasan yang solid dan sehat, maka selanjutnya yaitu berlatih untuk bisa berkata “TIDAK” untuk menolak sesuatu. Di berbagai literatur terkait set boundaries juga dijelaskan pentingnya berkata “TIDAK” pada sesuatu di luar batasan yang seseorang ciptakan. Selain itu, terdapat mitos-mitos tentang batasan, kebiasaan-kebiasaan baik dalam menentukan batasan, mengenal perilaku toksik dan tips menghindarinya, batasan membutuhkan kekuatan, batasan memerlukan ketahanan, bahaya terbiasa dengan perilaku toksik, dan batasan membutuhkan welas asih yang dicantumkan penulis pada bab ini.

Di bab terakhir yaitu bab keempat berjudul “Sebuah Tujuan: Batasan yang Sehat”. Menciptakan batasan yang sehat memang tidak mudah. Ada begitu banyak tantangan dan resiko yang harus dihadapi. Seseorang harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum menciptakan batasan. Di dalam bab terakhir ini, pembaca diajarkan untuk bisa membuat batasan yang sehat di jaman implikasi perkembangan teknologi dan komunikasi.

Kelebihan pada buku ini adalah terdapat banyak kalimat motivasi yang diselipkan oleh penulis, yang membuat buku ini menjadi lebih menarik. Lalu gaya penulisannya yang ringan dan mudah dimengerti membuat pembaca menjadi lebih mudah untuk memahami maksud dan pesan sang penulis. Cover buku ini memiliki desain yang simpel namun menarik. Sedangkan kekurangan yang terdapat di dalam buku ini adalah pada bahasa yang digunakan cenderung menggunakan bahasa inggris dan kurangnya variasi gambar membuat buku ini menjadi sedikit membosankan.

Kesimpulannya, buku yang berjudul “A Guide Book To Set Boundaries” ini adalah buku yang sangat memotivasi pembacanya untuk bisa lebih memprioritaskan diri sendiri sebelum orang lain. Buku ini wajib dibaca bagi orang-orang yang menyukai buku tentang self-improvement. Dalam buku ini, pembaca akan digiring untuk menikmati proses dalam menciptakan sebuah batasan di dalam kehidupan.

———– *** ————

Rate this article!
Tags: