Matinya Tradisi Mendongeng

Oleh :
Sinta Dwi Riskiyanti
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Pernakah sewaktu kecil Anda didongengkan oleh orang tua sebelum tidur? Anak-anak tentunya tak asing lagi dengan cerita tersebut. Dongeng sebagai pengantar sebelum tidur sudah menjadi hal yang lumrah. Kisahnya yang mengesankan membuat setiap anak merasa terhibur saat didongengkan. Tak khayal jika setiap anak pasti mempunyai buku berisi kisah-kisah yang bermuatan dongeng dan menjadi koleksi lengkap untuk diri sendiri.
Dengan dongeng anak-anak mampu bercerita kepada orang lain tentang cerita dongeng yang macamnya bervariasi. Banyak pula yang mengungkapkannya dengan berbagai ekspresi lucu mereka. Di sekolah anak-anak sering ditugaskan untuk bercerita salah satunya menceritakan dongeng yang sudah mereka tahu. Alur cerita dongeng yang mudah diingat memudahkan untuk diceritakan kembali.
Turun-temurun
Dongeng sebagai bentuk cerita tradisional atau cerita turun-temurun dari nenek moyang yang disampaikan secara lisan (mulut ke mulut). Cerita yang konon tidak diketahui asal-muasalnya namun sangat menghibur bagi pendengarnya. Selain menghibur tentunya dongeng juga menyampaikan ajaran maupun pesan. Dongeng disebut sebagai cerita fiktif yang terinspirasi dari dunia nyata. Meskipun benar atau tidaknya suatu cerita dongeng tetapi sebuah dongeng dapat membangun karakter anak-anak untuk belajar berimajinasi.
Bercerita atau berdongeng menjadi suatu keterampilan lisan dalam mengolah kata dan rasa hingga dapat menarik bagi si pendongeng maupun para pendengarnya. Adanya cerita yang disampaikan secara lisan maka akan terjadi kontak kemesraan antara orang tua dan si anak. Komunikasi yang terjalin menjadikan anak semakin dekat dengan orangtuanya.
Di Indonesia kini banyak tradisi lisan yang berdalih menjadi tradisi tulisan. Banyak buku dongeng maupun majalah yang menyebar dikalangan anak-anak. Anak-anak kini dapat menikmati cerita dongeng dalam bentuk teks tertulis, sehingga hampir setiap anak mempunyai koleksi buku-buku tentang cerita dongeng. Mengasyikan dan sudah menjadi kebiasaan sebagai pengantar sebelum mata terlelap. Sebuah cerita yang konon menjadi pengantar sebelum tidur, bagi anak masa-masa tersebut tak pernah lekang oleh waktu.
Melalui cerita dongeng, masyarakat tentunya akan mengetahui banyak hal tentang keunikan budaya di setiap daerah. Cerita dongeng yang ringan dan mudah untuk disebar-luaskan bermanfaat juga untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada anak-anak ketika di rumah. Selain dapat mengambil pelajaran hidup, menggunakan dongeng sebagai bahan bacaan untuk anak juga bisa menjadi salah satu cara membantu melestarikan kebudayaan Indonesia.
Sewaktu kecil anak-anak tentu menyukai dunia imajinasi, dimana dunia tersebut dibayang-bayangkan oleh hal-hal yang indah dan mengasyikan. Sama seperti dongeng yang biasanya berupa cerita petualangan penuh imajinasi dan seringkali tidak masuk akal karena menampilkan tokoh dan suasana ceritanya kadang terkesan gaib. Dongeng memang tidak bisa disesuaikan dengan logika dan bersifat polos sehingga dongeng tidak diketahui pengarangnya secara jelas.
Banyak kenangan yang terbalut dalam dekapan masa lalu jika direnungkan kembali ke masa-masa dimana dongeng sedang melalang buana. Ketika dibacakan cerita dongeng yang berjudul Kancil dan Buaya. Pada masanya dongeng tersebut memang digandrungi banyak anak-anak. Kisahnya tentang kancil yang berhasil memperdayai buaya. Kancil berhasil membuat para buaya berjajar dari salah satu sisi sungai ke sisi yang lain. Kancil berkata bahwa ia perlu menghitung berapa jumlah buaya yang ada, kemudian dengan cepat kancil menghitung dengan melompati tubuh buaya yang berjejer dan pada akhirnya si kancil berhasil menyebrangi sungai tanpa dimakan oleh buaya.
Kemudian cerita dongeng yang berjudul Anak Gembala dan Serigala. Cerita yang mengisahkan si anak gembala yang sedang menggembalakan dombanya di dekat hutan dan sedang berpikir jika dia melihat serigala. Ketika dia melihat serigala menyerang dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan kepada orang-orang tetapi anak gembala tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang desa itu. Beberapa hari kemudian, gerombolan serigala benar-benar datang dan menyambar domba-domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut. Walaupun orang-orang desa mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. Para serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh si anak gembala dan si anak gembala hanya dapat duduk dan menangis dengan penuh sesal.
Dari contoh cerita di atas merupakan salah satu cerita dongeng. Masih banyak lagi cerita yang lebih menarik dan mengasyikan. Banyak pelajaran dan nilai-nilai karakter yang dapat diwujudkan di dalam diri kita sendiri. Anak-anak semestinya akan terhanyut dengan imajinasinya. Apa yang dibaca dan didengar akan tersaring dalam ingatannya. Walau terkadang orang tua belum sampai final membacakan cerita dongeng karena anak-anak sudah terlelap dalam tidurnya.
Hangatnya suasana dan dekapan masa lalu yang kuat membuat kerinduan bagi mereka yang pada pernah mengalaminya di masa kecil. Terlelap dalam tidur dan mimpi yang indah sewaktu dongeng itu mulai dibacakan, dan belum selesai dibacakan karena sudah tertidur lelap. Menjadi tugas besar bagi orangtua yang kini telah berada diroda zaman yang telah berputar dan terus berputar.
Mulai Luntur
Budaya mendongeng yang tergusur oleh kemajuan teknologi ditambah lagi dengan kesibukan orang tua dengan dunianya. Mungkin banyak anak jaman sekarang yang terlewatkan akan asyiknya cerita dongeng bahkan sama sekali tidak pernah mengenal apa itu cerita dongeng. Orangtua pun menganggap remeh dan dianggapnya mendongengkan anak itu sudah kelewat zaman. Hal itu sungguh keliru, padahal dengan dongeng setiap orang dapat mendapatkan banyak manfaat.
Zaman sekarang sudah jarang ada orang yang membaca cerita dongeng atau orang tua yang menceritakan dongengnya kepada anak-anak, padahal pesan dalam cerita dongeng lebih mendalam. Hal tersebut dapat disebabkan karena kurang tersebarluasnya cerita dongeng pada orang tua zaman sekarang. Pengalaman meraka akan tergusur oleh kecanggihan teknologi. Hingga kian kemari dongeng semakin membisu. Cerita yang dulunya banyak digrandungi orang-orang kini hanya setitik kenangan bagi orang yang sudah pernah mengalaminya.
Mengingat banyak sekali manfaat dari mendongeng. Anak-anak akan berpikir dan bernalar dari berbagai peristiwa di cerita dongeng. Melalui cerita yang disampaikan anak juga dapat mengambil pelajaran untuk menghindari sifat-sifat yang kurang baik dan menjadikan mawas diri untuk bertindak dan bertingkah laku. Selain itu, dengan dongeng akan terjalin ikatan emosional antara orangtua dan anak, sehingga mereka dapar bertukar pikiran maupun ide-ide yang memang membangun perkembangan anak.
Sungguh tidak bisa dibayangkan apabila anak-anak zaman sekarang diusia belianya mereka sudah dijejeli tontonan yang mencontohkan perilaku-perilaku tidak patut. Dan lebih mirisnya lagi, anak zaman sekarang diperbolehkan dengan leluasa mempunyai HP. Kebanyakan dari mereka meninabobokan diri sendiri dengan bermain game-game maupun situs internet yang lain. Dengan HP maka anak-anak akan lupa dengan dunianya.
Matinya tradisi mendongeng menjadi tugas besar bagi masyarakat Indonesia untuk terus melestarikannya. Mengingat banyak sekali pengaruh dan manfaat yang didapatkan oleh anak dan orangtua. Sangat disayangkan apabila orangtua zaman sekarang kurang menanamkan dan memberikan perhatian lebih terhadap pentingnya cerita dongeng bagi anak-anak. Anak-anak akan semakin kehilangan kebiasaan sederhana yang seharusnya tidak menghilang ditelan zaman.
———- *** ———–

Rate this article!
Matinya Tradisi Mendongeng,4.67 / 5 ( 3votes )
Tags: