Melongok Kerja Keras Pemkab Probolinggo Bebas Desa Tertinggal

Situasi Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo masih masuk dalam desa tertinggal. Pemkab Probolinggo sudah bekerja keras untuk membebaskan desa tertinggal hingga kini masih ada satu desa yang harus dientaskan. [wiwit agus pribadi]

Tersisa Satu Desa, Sebagian Belum Nikmati Listrik dan Akses Transportasi
Kab Probolinggo, Bhirawa
Target Pemkab Probolinggo agar tahun ini bebas dari desa tertinggal masih belum tercapai. Sejauh ini, masih ada satu desa yang belum berhasil menanggalkan statusnya sebagai desa tertinggal. Yakni, Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar.
Sebelumnya, Pemkab Probolinggo menargetkan tahun 2020 ini bebas desa tertinggal. Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Probolinggo, tahun ini jumlah desa tertinggal terus berkurang. Sebelumnya masih ada sembilan desa, kini tersisa satu desa. Sejumlah desa tertinggal itu levelnya naik menjadi desa berkembang.
Sedangkan, jumlah desa berkembang juga terus berkurang dari sebelumnya 228 desa menjadi 197 desa. Sebab, banyak desa berkembang levelnya naik menjadi desa maju. Karenanya, jumlah desa maju terus bertambah. Sebelumnya hanya 84 desa, kini ada 120 desa. Begitu juga dengan desa mandiri. Ada tiga desa yang naik tingkat, sehingga kini ada 7 desa mandiri.
Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Probolinggo Tatok Krismahento mengatakan, sejumlah desa mandiri adalah Desa Ngadisari dan Desa Sukapura. Keduanya, masuk Kecamatan Sukapura. Selanjutnya, Desa/Kecamatan Kotaanyar; Desa Krejengan dan Desa Kedungcaluk, Kecamatan Krejengan. Kemudian, ada Desa Klaseman dan Desa Sebaung, Kecamatan Gending “Semuanya ada tambahan. Jadi, kami pada 2019 lalu tingkat 200 se-Indonesia. Sekarang naik tingkat menjadi 73 se-Indonesia,” ujarnya.
Tatok tidak menampik jika target Bupati pada 2018 lalu belum terpenuhi. Alasannya, karena adanya pandemi Covid-19. Sehingga, anggaran pembangunan desa minim karena banyak dialokasikan untuk penanganan corona. “Memang target Ibu (Bupati) tidak terpenuhi. Tetapi, untuk target dinas sudah terpenuhi. Desa banyak yang naik level atau tingkat,” jelasnya.
Menurutnya, kendala yang menjadikan adanya satu desa masih masuk kategori desa tertinggal adalah akses transportasi. Desa itu merupakan desa tujuan, bukan desa transit. Desa Tambak Ukir merupakan desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo. “Selain akses yang menjadi kendala utama, juga akses evakuasi ketika kebencanaan. Sehingga, membuat penilaian Indeks Desa Membangun (IDM) menjadi rendah,” jelasnya.
Ia menargetkan, tahun depan tidak ada lagi desa tertinggal. Desa Tambak Ukir ditargetkan bisa naik kelas menjadi desa berkembang. Untuk mewujudkannya, menurut Tatok, harus ada sinergitas antara organisasi perangkat daerah (OPD). Sebab, pengentasan desa tertinggal tidak bisa hanya dilakukan oleh satu OPD. “Tidak bisa diselesaikan satu OPD. Polanya nanti akan berintegrasi. Nanti kami upayakan akan lebih baik lagi dan pada 2021 tidak akan ada lagi (desa tertinggal),” katanya
Masih ada warga yang belum bisa menikmati aliran listrik di Kabupaten Probolinggo. Kondisi ini dialami sebagian warga di Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar. Desa yang juga masuk dalam kategori desa tertinggal.
Berdasarkan data Kecamatan Kotaanyar Dalam Angka 2019 yang dipublikasikan BPS Kabupaten Probolinggo, Desa Tambak Ukir terdiri atas empat dusun. Di desa ini, tak ada lembaga TK/RA untuk anak-anak usia dini. Fasilitas kesehatan juga tidak ada.
Mata pencaharian mayoritas penduduknya bertani. Padahal, kondisi mayoritas tanah di wilayah itu kering. Dari 584 hektare luas wilayah yang ada, tanah sawah hanya seluas 16 hektare. Sedangkan sisanya, tanah kering seluas 568 hektare.
Desa Tambak Ukir berada di dataran tinggi. Di sebelah timur, ia berbatasan dengan Desa Kalisari atau Desa Tepos, Kecamatan Banyuglugur, Situbondo. Sebelah selatan, berbatasan dengan hutan yang dikelola Perhutani. Kemudian di sebelah barat, berbatasan dengan Desa Blimbing, Kecamatan Pakuniran. Adapun di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Curahtemu, Kecamatan Kotaanyar, ungkapnya.
Camat Kotaanyar Teguh Prihantoro mengakui kondisi tersebut. Ia menjelaskan, Tambak Ukir memang masih lemah di beberapa sektor yang menjadi ukuran Indeks Desa Membangun (IDM). Yaitu, lemah di indeks ketahanan sosial, ketahanan ekonomi, dan indeks ketahanan ekologi/ lingkungan. “Karena kondisi geografis, desa ini perlu campur tangan. Baik dari pemerintah kabupaten maupun provinsi. Tenaga medis maupun tenaga pendidik,” tandasnya.
Karena kondisi geografisnya juga, di desa tersebut sebagian warganya tidak menikmati listrik. Padahal, lokasinya berbatasan langsung dengan Kecamatan Paiton yang menjadi tempat berdirinya PLTU. “Memang benar sebagian warga belum menikmati listrik. Tetapi banyak yang sudah nyalur listrik satu sama lain. Karena mereka tidak memiliki meteran sendiri,” lanjutnya.
Selain IDM yang rendah, akses jalan menuju Tambak Ukir juga sangat memprihatinkan. Jalan yang ada hanya cukup dilalui satu kendaraan roda empat. Jika berpapasan, salah satu kendaraan harus berhenti. “Roda dua juga begitu. Jadi harus minggir dulu. Karena jalannya satu dan itu desa tujuan bukan transit,” terangnya.
Untuk itulah desa Tambak Ukir, yang menjadi satu-satunya desa tertinggal di Kabupaten Probolinggo, terus menjadi perhatian. Tahun ini, Pemkab menggelontorkan anggaran sekitar Rp 300 juta untuk membangun Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Perumahan, dan Pertanahan (Perkim) Kabupaten Probolinggo Prijono mengatakan, tahun ini ada pembangunan SPAM di Desa Tambak Ukir. Kegiatan dengan anggaran Rp 300 juta itu tidak terkena refocusing, sehingga tetap bisa terlaksana tahun ini. “Sudah mulai dikerjakan. Ditargetkan rampung sebelum akhir tahun ini,” paparnya.
Anggaran ratusan juta itu bersumber dari APBD 2020. Pihaknya membuat SPAM, dengan memanfaatkan sumber air di perbatasan dengan Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo. Namun, anggaran itu hanya bisa membangun sampai ke hulu dan 30 saluran rumah (SR). “Kami bangunkan tangkapan air semacam tandon di Desa Tambak Ukir. Kemudian, tahun ini juga disalurkan ke 30 SR,” jelasnya.
Debit air yang mengalir dari sumber air itu sekitar 2 liter per detik. Karenanya, kata Prijono, tahun depan direncanakan ada kegiatan saluran SPAM dengan usulan anggaran sekitar Rp 400 juta. Anggaran itu direncanakan dapat menyambung saluran air ke 60 SR. Sehingga, total ada 90 SR di Desa Tambak Ukir. “Nanti dikelola oleh HIPPAM (Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum). Karena sifatnya swadaya,” tambahnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: