Memperingati Nuzulul Qur’an

Choirul Anam Djabar

Oleh:
Drs H Choirul Anam Djabar
Ketua Jam’iyah Tilawatil Qur’an Provinsi Jatim

Bulan Ramadan juga disebut sebagai bulan Al-Qur’an. Karena pada bulan inilah Al-Qur-an diturunkan. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan jika umat Islam banyak menghabiskan waktunya untuk membaca Al-Qur’an, dan mengkaji isi kandungan Al-Qur’an.
Dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Jibril itu (saling) belajar Al-Qur’an dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa pula beri’tikaf setiap tahunnya selama sepuluh hari. Namun di tahun saat beliau akan meninggal dunia, beliau beri’tikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari).
Sebagian ulama mengatakan bahwa turunnya Al-Qur’an terjadi pada tanggal 17 Ramadan. Dasar yang mempercayai bahwa turunnya Al-Quran adalah seperti dalam hadits yang menjelaskan bahwa, Al-Qur’an diturunkan pada malam ke-17 Ramadhan. Dari Zaid bin Arqam radhiyallahuanhu berkata, “Aku tidak ragu bahwa malam 17 Ramadhan adalah malam turunnya Al-Quran.” (HR. Ath-Thabarani dan Abu Syaibah).
Sementara itu, ulama lain berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diturunkan pada malam lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Hal ini sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadr: 1).
Oleh karena, itu, di Mesir menetapkan Nuzulul Qur’an pada tanggal 27 Ramadan. Sementara di Indonesia, Nuzulul Quran diperingati pada 17 Ramadan. Terlepas kapan sebenarnya turunnya Al-Qur’an, yang jelas sama-sama berpendapat turun di bulan Ramadan, marilah kita melakukan amalan-amalan malam nuzulul Quran.
Beberapa amalan untuk memperingati Nuzulul Qur’an, di antaranya adalah dengan membaca Al- Qur’an. Nuzulul Quran, yang memang seharusnya menjadi momen bagi umat Islam untuk semakin mendekatkan diri pada Al- Quran. Kita mungkin tidak bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak para ulama terdahulu. Namun di bulan Ramadan ini, paling tidak kita bisa istiqamah dalam membaca Al-Quran, atau yang lebih baik mengkhatamkannya di bulan Quran ini.
Masih banyak amalan-amalan lain untuk memperingati Nuzul Qur’an. Seperti memperbanyak ibadah salat malam, i’tikaf, dan lain-lainnya. Marilah kita hidupkan peringatan Nuzulul Qur’an, sambil menunggu sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, yang banyak diceritakan bahwa pada sepuluh malam terakhir tersebut adalah banyak kemungkinan turunnya lailatul qadr. Malam yang lebih baik dari seribu bulan. [*]

Rate this article!
Tags: