Mencetak Wirausaha Muda untuk Kemajuan Bangsa

Oleh :
Andy Afandy Siga
CEO Legalyn

Tidak dapat disangkal bahwa pengangguran merupakan salah satu persoalan serius bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Angka pengangguran yang terus meningkat bisa menimbulkan berbagai dampak buruk seperti menurunnya tingkat kesejahteraan, kemiskinan bertambah akibat tidak memiliki pendapatan, pertumbuhan ekonomi melambat dan menimbulkan kriminalitas. Dalam konteks ini, semua negara berlomba-lomba untuk menekan angka pengangguran agar tidak berdampak buruk terhadap aktivitas perekonomian.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia per Agustus 2022 sebesar 5,86% (8,42 juta orang). Pengangguran lulusan SMK menjadi yang terbanyak, yaitu 9,42%. Kedua adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 8,57%. Selanjutnya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan 5,95%. Sementara lulusan Diploma dan Strata I menyumbang TPT dengan masing-masing 4,59% dan 4,80%. Paling rendah adalah lulusan SD dengan 3,59%. TPT paling banyak ada di daerah perkotaan dan usianya di sekitar 15-24 tahun.

Angka pengangguran yang terus naik menjadi tantangan bagi masa depan Indonesia. Dibutuhkan perluasan lapangan kerja baru untuk menyelesaikan persoalan klasik ini. Salah satu sektor penting untuk menciptakan lapangan kerja baru adalah sektor wirausaha. Kehadiran sektor ini dapat menjadi solusi atas ketidakmampuan negara menyediakan lapangan kerja bagi pencari kerja terutama generasi muda yang saat ini sedang menganggur.

Sektor wirausaha diyakini dapat menjadi alternatif baru bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di kalangan generasi milenial dan generasi Z. Karena itu, penciptaan lapangan kerja baru melalui sektor wirausaha perlu terus didorong mengingat rasio wirausaha kita terbilang rendah dan masih di bawah Malaysia dan Singapura.

Saat ini rasio wirausaha di Indoensia masih kisaran 3.47 persen. Padalah untuk naik level menjadi negara maju Indonesia membutuhkan rasio wirausaha setidaknya 4 persen. Kalau ini tidak dapat terpenuhi, maka sangat sulit bagi Indonesia mewujudkan impiannya menjadi negara maju.

Peran Keluarga dan Kampus
Pembangunan suatu negara akan lebih berhasil jika ditopang oleh wirausaha dalam jumlah besar. Di sini orang tua memiliki peran strategis dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai kewirausahaan dalam lingkungan keluarga. Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anak, karena dalam keluargalah anak dilahirkan dan berkembang menjadi dewasa.

Dengan pendidikan dan penanaman jiwa wirausaha sejak dini dalam keluarga, diharapkan anak-anak tumbuh dengan pribadi yang siap untuk berwirausaha. Mininal mereka dapat menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri. Dan, tentunya dapat membuka lapangan pekerjaan yang sangat luas bagi orang lain.

Mohammad Saroni (2012) menegaskan, membimbing anak untuk belajar wirausaha diharapkan dapat dijadikan sebagai muatan aplikatif untuk menciptakan orang-orang yang siap menghadapi kehidupan berdasarkan kemampuan dirinya.

Selain itu, perguruan tinggi punya andil besar dalam mencetak wirausaha muda melalui pendidikan dan pelatihan. Materi wirausaha perlu diberikan di seluruh kampus di Indonesia agar generasi muda memiliki pengetahuan dan pola pikir yang benar tentang masa depan. Perguruan tinggi perlu mengembangkan pusat kewirausahaan sebagai wadah bertukar pikiran, pusat pelatihan dan pusat pengembangan bisnis para mahasiswa.

Dalam pelatihan bisnis pihak kampus bisa mendatangkan para pengusaha sukses dari berbagai latar belakang profesi. Motivasi dan pengalaman para praktisi bisnis ini bisa menjadi pendorong untuk mengubah cara berpikir mahasiswa yang cenderung memandang sempit keberadaan dunia bisnis. Pelatihan ini akan menjadi bekal berharga bagi para mahasiswa agar setelah lulus mereka dapat menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memberdayakan ekonomi masyarakat.

Dengan beberapa upaya ini, kita optimis jumlah wirausaha muda di Indonesia akan terus meningkat sehingga keberadaan mereka benar-benar berkontribusi dalam mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan kerja baru dan mengangkat masyarakat dari jurang kemiskinan. Dengan kata lain, keterlibatan generasi muda dalam pembangunan ekonomi menjadi modal penting bagi kemajuan Indonesia di masa mendatang.

————– *** —————

Tags: