Menelisik Makna Kebahagiaan Sejati

Judul : Hidupku Kenapa Gini-Gini Aja
Penulis : Ahmad Rifa’i Rif’an
Editor : Esti Utami
Penerbit : Syalmahat Publishing
Tahun Terbit : 2023
Jumlah Halaman : 120 halaman
ISBN : 978-623-5269-39-9
Peresensi : Muhammad Rasyid Ridho, Mengabdi di KMI Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso, Pendiri Taman Baca Rumah Buku Taman Cahaya

Kehidupan modern telah membuat makna kebahagiaan menjadi semu. Segala aktivitas yang menyenangkan diunggah ke media sosial, dengan harapan akan ada yang perhatian, membagikan atau bahkan komentar. Dengan mendapatkan apa yang diharapkan tersebut, mulai dari like dan komentar dari akun lain, biasanya pengunggah tersebut akan merasa bahagia. Apakah benar begitu?

Momen bahagia seharusnya sudah terasa bahagia, tanpa harus diposting agar dapat pengakuan dari orang lain. Momen menikmati liburan terkadang malah seringkali tidak membuat bahagia, karena kita tidak sadar dan hadir pada saat tersebut. Karena kita malah sibuk mengabadikan momen tersebut dengan gawai. Mengabadikan momen boleh-boleh saja, namun jangan sampai malah menghabiskan waktu, yang seharusnya bisa dinikmati melalui interaksi dengan pasangan atau keluarga yang juga ikut liburan.

Jangan sampai niat kita ketika memosting momen bahagia karena tidak dapat menikmati hidup, dan atau memosting kemesraan karena sudah tidak mesra dengan pasangan. Sudah seharusnyalah, momen liburan bareng pasangan atau keluarga menjadi momen membangun intens dengan diri sendiri atau dengan orang-orang sekitar (halaman 12).

Viralnya Putri Ariani seharusnya membuat kita menjadi menginsafi dan lebih mensyukuri diri sendiri. Kelebihan dan kekurangan diterima, fokus pada kelebihan yang dimaksimalkan agar menjadi senjata kesuksesan. Seperti Putri Ariani yang memiliki kekurangan sebagai tunanetra, namun itu tidak menjadi penghalang meraih mimpinya.

Karena viral, kita mafhum Putri Ariani yang tunanetra bisa tampil di ajang level dunia. Lebih dari itu meski memiliki kekurangan, Putri tampil memukau dan menjadi trending di banyak negara. Ternyata Putri dan orangtuanya tak protes dengan kekurangannya, bahkan dia mensyukuri dengan luar biasa. Ternyata hanya dengan bersyukur, skenario Tuhan membawa kita pada jalan hidup yang tak pernah diduga (halaman 14). Itulah yang pernah dikatakan oleh motivator internasional, Tony Robbins. “Syukur adalah kunci yang membuka pintu keberuntungan dan kegembiraan sejati dalam hidup.”

Terkadang kita iri dengan orang yang mampu meraih kesuksesan karena memiliki privilise. Padahal setiap manusia itu, diuji dengan keadaan masing-masing. Yang serba kekurangan diuji, yang serba berlebihan privilise pun ada ujiannya.

Ada kisah viral seorang aktris bernama Maudy Ayunda yang galau memilih antara Harvard University atau Stanford University, ya dia diterima di dua universitas tersebut. Lantas ada yang mengatakan aktris tersebut mampu meraih hal tersebut karena dia punya privilise. Sebenarnya hal tersebut kurang tepat. Benar Maudy memiliki privilise sebagai artis dan terlahir dari keluarga berada. Namun, Maudy juga bukan tidak melakukan apa-apa untuk meraih prestasi kuliah di universitas bergengsi di dunia tersebut.

Maudy adalah artis yang bisa dibilang suka belajar. Dia suka membaca, bahkan telah menulis beberapa buku. Selain itu, dia memang mahir berbahasa asing. Mungkin ini yang membedakan Maudy dengan artis lain. Maudy memanfaatkan privilisenya dengan juga penuh usaha untuk meraih mimpi, karena tidak sedikit orang lain yang memiliki privilise, berkecukupan materi, namun tidak mampu berprestasi, bahkan malah menjadi sampah masyarakat. Seperti anak seorang miliarder yang sibuk flexing harta orangtuanya, dan bahkan merundung hingga menyakiti orang lain (halaman 23).

Hidup itu sawang-sinawang, rumput tetangga yang dianggap lebih hijau, bisa jadi adalah rumput kering. Sedangkan, hidup kita yang belum bisa kita syukuri, banyak diinginkan oleh orang lain. Maka, memang benar kata Ahmad Rifa’i Rif’an dalam buku ini, bahwa kebahagiaan sejati adalah berasal dari dalam diri kita, dari hati. Bukan apa yang orang lain katakan ataupun sukai di media sosial (halaman 12).

Syukur itu memberikan manfaat bagi mental dan badan kita, lebih dari itu syukur adalah anjuran Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Karena yang syukur pasti mujur, yang kufur akan hancur (halaman 45). Maka kebahagiaan sejati itu ada, karena kita mampu dan mau bersyukur, atas segala keadaan kita. Selamat membaca!

———– *** ————-

Rate this article!
Tags: