Mengembangkan Potensi Ekonomi Kelautan

mengelola-lautJudul Buku    :  Mengelola Laut Untuk Kesejahteraan Rakyat
Penulis            :  Sri Puryono K.S.
Penerbit         :  Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan         :  Pertama, 2016
Tebal               :  163 halaman
ISBN               :  978-602-03-2630-6
Peresensi    : Nur Hadi

Berbagai data, fakta, dan pemikiran tentang kelautan di wilayah NKRI tersaji secara komprehensif dalam buku ini sehingga sangat membantu dalam memahami dinamika dan konteks besar kelautan kita. Dimulai dengan pemaparan sejarah dan pemikiran masalah kelautan pada era kerajaan-kerajaan Nusantara, era penjajahan, prakemerdekaan, dilanjutkan dengan dinamika perjuangan kelautan kita di awal kemerdekaan, sampai ke kondisi kekinian.
Dengan kepemilikan 17.504 pulau, membuat Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 99.093 km yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, dan merupakan negara dengan garis pantai produktif terpanjang di dunia. Hal itulah yang membuat negara ini memiliki banyak potensi kelautan yang semestinya mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian rakyat. Ironisnya, Ferry Joko Juliantoro, sosiolog yang menfokuskan diri pada penelitian kondisi nelayan menyatakan bahwa nelayan justru merupakan kelompok masyarakat paling miskin di negara ini. Beberapa faktor penyebabnya dikarenakan setelah era reformasi, telah terjadi pengurangan terhadap fungsi lembaga-lembaga masyarakat nelayan yang dulunya berfungsi baik; yakni koperasi nelayan dan tempat pelelangan ikan (hal. 70). Juga kondisi yang bergantung pada musim sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan, rendahnya SDM dan peralatan yang digunakan berpengaruh pada cara menangkap ikan, sementara keterbatasan dalam pemahaman teknologi menjadikan kualitas dan kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan (hal. 147).
Buku ini juga memotret sejumlah kendala yang menjadi penghambat pengembangan potensi kelautan kita. Rokhmin Dahuri, Guru Besar Ilmu Kelautan dan Perikanan dalam tulisannya ‘Akar Masalah Kemiskinan Nelayan dan Solusinya’, memetakan secara garis besar faktor-faktor penyebab kemiskinan nelayan kita. Faktor teknis, faktor kultural, dan faktor struktural. Rokhmin menyatakan,dalam tataran praktis, nelayan miskin karena pendapatannya lebih kecil daripada pengeluaran. Nilai jual ikan sendiri ditentukan oleh ketersediaan stok ikan di laut, efisiensi teknologi penangkapan ikan, dan harga jual ikan. Sedangkan biaya melaut bergantung pada kuantitas dan harga BBM, sementara logistik yang dibutuhkan untuk melaut bergantung pada ukuran kapal dan jumlah awak kapal (hal. 73). Maka bisa dibayangkan, jika faktor-faktor di atas begitu sering terdera gelombang permasalahan.
Sejumlah permasalahan yang berhasil dipotret Zainuri-Guru Besar Kelautan UNDIP, juga disitir dalam buku ini. Pertama overfishing di sebagian perairan Indonesia, yang ditandai dengan penurunan ukuran ikan yang tertangkap, fishing ground yang semakin jauh, dan jumlah tangkapan per trip yang semakin menurun. Kedua, tata ruang wilayah. Usaha budi daya perikanan tidak bisa optimal apabila berdekatan dengan industri yang membuang limbahnya ke sungai atau laut. Pada kawasan tambak perlu diatur agar saluran inlet dan outlet dipisahkan. Ketiga, teknologi. Usaha perikanan Indonesia masih didominasi oleh perikanan tradisional.
Keempat, infrastruktur perikanan. Ketersediaan infrastruktur perikanan masih perlu ditingkatkan, terutama di luar Jawa. Beberapa hal yang sangat perlu diperbaiki adalah pelabuhan perikanan, tempat pelelangan ikan, tempat kapal ditambatkan, saluran irigasi untuk kolam dan tambak, pabrik pakan ikan, unit pengolahan ikan,pasar ikan,jalan, jembatan, energi, dsb. Kelima, sistem pemasaran dan kebijakan harga. Pola pemasaran produk perikanan di Indonesia masih belum menguntungkan semua pihak dan cenderung menguntungkan pedagang ikan.
Keenam, permodalan. Akibatnya, nelayan dan pembudi daya ikan banyak menggunakan peralatan produksi yang sebenarnya sudah tidak layak pakai. Ketujuh, kualitas SDM. Meski memiliki keterampilan dan pengalaman, pola pikir, kemampuan manajerial, dan kemampuan mengadopsi teknologi terkini mereka masih perlu ditingkatkan (hal. 76).
Pada bagian penutup buku ini, beberapa saran (dengan estimasi waktu pelaksanaan program) yang diajukan Penulis guna mengatasi beberapa problem di atas sungguh layak untuk dipertimbangkan.

                                                                                                             ———— *** ————-

Tags: