Menggelorakan Jiwa dan Ekspektasi Kartini

nur(Sebuah Catatan Peringatan Hari Kartini)

Oleh :
Nur Cholissiyah
Pengajar di SMPN 3 Kedungadem, Bojonegoro, Jatim

Sosok  kartini  sejatinya telah lama  menjadi ruh dari emasipasi perempuan di negeri ini. Buah pikir kartini hadir sebagai sebuah inspirasi matang  atas tuntutan  kesamaanhak perempuan  dengan  laki-laki. Gagasan-gagasan kartini merupakan  upaya untuk menentang sistem patriarki yang kadang melilit perempuan hingga kini.  Pemikiran dan prilakuyang mencerminkan subordinasi perempuan  dan bentuk sikap arogansi terhadap perempuan masih saja terjadi.  Negeri indah ini kadang belum juga menjadi tempat yang mudah bagi para kartini untuk  mengais rejeki. Sehingga memaksapara kartini zaman ini mempertaruhkan tenaganya demi bertahan hidup pergi ke luar negeri.
Fenomena- fenomena  ketidakberdayaan perempuan itu tampaknya menjadi menunjukkkan jiwa dan  semangat kartini kadang masih kurang  dipahami oleh para perempuan saat ini.  Jiwa semangat membangun budaya intelektualitas masih   terasa semu. Banyak dari mereka masih berkutat berfikir kesenangan diri, hedonis dan  konsumeris.   Ini berbanding terbalik 180 derajat  dari keinginan perempuan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri,membangun kemandirian diri,  dan mengembangkan  kecakapan hidup lainnya. Yach begitulah hidup  sebagian kartini jiwa dan semangatnya kadang masih menjadi ekpektasi.
Jiwa dan semangat kartini  merupakan  hal masih perlu digelorakan khususnya kaitannya dengan prioritas pendidikan dan  mengejawantahan karakter perempuan Indonesia  asli dilingkungan masyarakat. Dimana  pendidikan harus menjadi kebutuhan mutlak  para  perempuan  Indonesia sebagai bekal hidup  dan dalam rangka untuk mengembangkan kecakapan hidupnya. Tentunya dengan harapan agar eksistensi  perempuan Indonesia  tetap pada ruh  dan semangat kartini. Begitu juga dalam hal pelestarian sifat dan kararter asli perempuan Indonesia . Yakni  karakter dan budaya ketimuran  yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa .
Pengokohan Karater  dan Nilai Budaya
Nilai budaya dan karakter  perempuan asli Indonesia yang sekarang ini hampir tergilas oleh pengaruh global. Hal ini  sangat disayangkan  perempuan sekarang ini nampaknya  sudah larut dalam gempita dunia maya  yang kadang kurang memperhatikan   tentang baik dan buruknya  karakter.  Masih saja kita temui  sebagian perempuan kita  mengunggah foto-foto yang kurang sopan, berkata-kata yang kurang pantas, sampai berpakaian minim tentunya kurang mencerminkan karakter  asli bagsa yang lemah lembut, sopan,luwes, andap asor dan kental dengan rasa malu.   Tentunya malu  ketika berprilaku yang kurang sopan, baik di media sosial maupun dalam kehidupan nyata  ketika berbaur  dengan masyarakat.
Sebagai perempuan Indonesia, Jiwa dan  semangat Kartini sebenarnya juga banyak menginspirasi kaum yang senantiasa  bertindak tanduk layaknya perempuan jawa lainnya.  Yang tetap menggenggam nilai  luhur  budaya bangsa yang   dengan  yang terus -menerus memperjuangkan emansipasi  kaumnya.  Nilai karakter dalam dimiliki Ibu Kartini sejatinya adalah nilai karakter yang sungguh luar biasa, nilai karakter perduli akan  pedidikan bagi kaum perempuan lainnya. Ini ditandai dengan  adanya sekolah yang didirikan oleh beliau untuk menampung komunitas perempuan  sebayanya yang ingin  belajar baca-tulis dan perihal keputrian lainya . Ini tentunya menjadi karakter yang sebaiknya juga perlu dilestarikan oleh kaum perempuan  saat ini.
Khittoh pergerakan kartini sejatinya adalah  khittoh pergerakan yang ingin mengangkat derajat kaumnya.   Didalamnya ada beberapa ekspektasi kartini yang ingin diwujudkannya. Yakni ekspektasi yang ingin kaum perempuan  jawa pada saat itu  menjadi  kaum cendekia yang sejajar dengan laki-laki. Perempuan yang memiliki persamaan hak bahwa pada intinya hidup ini adalah hidup harus memiliki nilai manfaat dengan yang lainnya, memiliki jiwa dan semangat membangun  bangsanya  dari ketertindasan bangsa lain. Dan yang tak kalah penting  adalah  tetap menyempurnakan diri menjadi ibu  rumah tangga cerdas tanggap dan sigap dan memiliki kepedulianterhadap pendidikan anak-anak penerus bangsa nanti.
Ekspektasi Kesamaan Hak
Perempuan memang rentan akan tindak kekerasan baik dalam lingkup keluarga, lingkup dunia kerja  maupun dalam lingkup masyarakat.  Isu kekerasan terhadap  perempuan masih menduduki rating yang paling tinggi .  Ini menunjukkkan eksistensi perempuan masih kurang mendapat perhatian. Banyak kasus kriminal yang menjadikan perempuan sebagai objeknya.  Inilah sebenarnya yang menuntut kepedulian semua pihak baik kaum perempuan itu sendiri maupun masyarakat luas.  Salah satunya adalah  kaum perempuan harus sadar apa yang menjadi haknya  serta mampu dan berani memperjuangkannya. Tentunya juga dengan memperhatikan tatanan normatif yang ada.  Diterbitkannya Undang-Undang yang memayungi hak-hak perempuan  dari kekerasan dalam rumah tangga  ini juga sebenarnya   harus menjadi hal  dipahami oleh semua perempuan pada umumnya.    Seperti yang termaktup dalam pasal 1 angka 1 UU No 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU KDRT) yang berbunyi ”  Kekerasan dalam Rumah Tangga  adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama Perempuan , yang berakibat timbulnya kesengsaraan dan penderitaan secara fisik, seksual, Psikologi dan / atau penelantaan rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, dan perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. “.  Secara  normatif sudah begitu jelas tentang  bahwa sudah ada payung hukum untuk perlindungan kaum perempuan.   Untuk  perempuan  dan segenap masyarakat harus sadar  dan wajib mengetahui apa yang menjadi hak perempuan untuk hidup  dengan rasa aman  dan terlindungi.  Hal ini merupakan  buah pemikiran sosok Kartini yang selalu di tulis dalam surat-suratnya.  Agar perempuan Indonesia benar-benar memiliki kesamaan hak . Hak akan adanya perlindungan dari tindak kekerasan dan  hak hidup  dipenuhi rasa aman .
Maka dihari kartini ini seyogyanya kita mengingat kembali cita -cita dari  perjuangan Ibu Kartni agar kedepannya jiwa-semangat dan ekspektasi-ekspektasi  kartini terus hadir dalam pribadi bangsa  dalam mewujudkan  sebuah tatanan masyakat yang adil dan beradab di negeri  tercinta ini.

                                                                                                                ———– *** ————

Tags: