Menguatkan Budaya Sekolah Berbasis “IKI”

Susanto

Oleh:
Susanto
Penulis adalah Kepala Sekolah SMAN 1 Sugihwaras-Bojonegoro.

Sekolah sebagai salah satu lembaga yang memiliki komitmen menguatkan karakter berbasis inovasi tentunya berhadapan dengan tantangan zaman. Dinamika perubahan zaman seiring dengan perkembangan teknologi informasi abad 21 membawa dampak pada sistem belajar dan juga budaya sekolah. Artinya, era sekarang ini berbeda dengan era 60 an, 70 an, 80, an dan 90 an. Hal itu, juga berimbas pada budaya sekolah yang harus dipedomani oleh warga sekolah seiring perkembangan teknologi.
Esensi keberhasilan sebuah pendidikan sejatinya bukan terletak pada nilai yang diperoleh oleh individu siswa akan tetapi terletak sejauhmana siswa itu dapat mengimplementasi teori ilmu dalam praktik kehidupan. Nilai di sekolah hanya persoalan angka dan teori-teori. Substansi yang terpenting adalah bagaimana setelah lulus siswa dapat mengimplementasikan dalam kehidupan nyata baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Terpenting siswa dapat mengimplementasi dalam kehidupan konkrit.
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.
Dalam konteks yang demikian, maka warga sekolah harus memiliki komitmen mengawal budaya sekolah yang positif bagi kenyamanan dalam membangun suasana belajar. Terbangunnya budaya sekolah yang yang berkelanjutan secara otomatis tercipta kultur prestasi akademik dan nonakademik. Sebab bagamanapun budaya sekolah selalu berorientasi pada sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.

Aktualisasi “IKI”
Lantas apa dan bagaimana yang harus dilakukan agar pendidikan kita lebih bermartabat dan memberikan ruang bagi kemerdekaan warga sekolah seiring dengan adanya merdeka belajar pada Kurmer?
Pertama, terbangunnya inisiatif warga sekolah yang tersinergi dan berkelanjutan. Ada sinergi dalam inisiatif dari seluruh warga sekolah dengan kehidupan nyata. Berdasarkan kompleksitas apa yang ada di kehidupan sekolah. Mengapa demikian? Karena ini kunci dari sebuah keberhasilan sekolah dalam membangun karakter berbasis ide dan inisiatif warga sekolah dan solusi yang ditemukan. Disamping itu juga, keberhasilan dalam pembelajaran di sekolah apabila pembelajaran berjalan efektif dengan berbagai penyelesaiannya. Tentunya guru melatih siswa dalam pemecahan masalah. Mengapa ini penting juga perlu ditekankan dalam pembelajaran? Karena dengan memberikan metode atau strategi yang tepat secara tidak langsung siswa juga dapat merasakan langsung problematika yang ada pada mata pelajaran yang diajarkan.
Kedua, kolaboratif partisipatif. Seiring dengan konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda. Bangsa yang maju dan jaya tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih ataupun kekayaan alamnya, tetapi utama dan terutama karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Pemahaman karakter diri yang tangguh akan menjadikan seorang individu berkarakter yang sesungguhnya. Dalam konteks ini, kemajuan sekolah yang tersusun dalam program-program seluruh warga sekolah harus senantiasa sinergi dalam bentuk kolaboratif partisipatif tanpa memandang status mulai kepala sekolah, guru, siswa, karyawan dan juga komite sekolah.
Ketiga, inovatif berkelanjutan. Inovatif tidak harus saling menunggu akan tetapi bisa sama sama jalan. Seluruh warga sekolah (Kepala sekolah, guru, siswa, karyawan dan komite) harus mngedepan semangat berinovasi. Inovasi terkait dengan kemajuan perkembangan pembelajaran guru harus melakukan inovasi berkelanjutan. Misalnya, guru selalu mengedepankan inovasi pembelajaran khususnya dalam metode dan cara mengajarnya. Guru harus selalu untuk mengubah dirinya dan gaya mengajarnya. Meraka harus bisa merespon perkembangan dan mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif. Pembelajar dalam hal ini siswa dapat mempeoleh sesuatu dengan cermat dan tidak membosankan. Guru senantiasa mengembangkan 4 P. Artinya, guru harus senantiasa menjadi pengajar, pendidik, penginspirasi, dan penggerak bagi sebuah kemajuan dalam proses pembelajaran dan juga kemajuan bangsa.

Sinergitas Komitmen
Selanjutnya, komitmen dan peran warga sekolah harus bisa danya pemecahan masalah dalam kehidupan apa yang ada di sekolah. Warga sekolah harus tetap menguatkan jati diri dan semangat bertahan hidup di dunia baru yang berdaya saing global. Budaya sekolah harus dijadikan titik tumpu oleh warga sekolah dalam menguatkan daya saing di pentas yang serba global dan kompleks. Artinya perlu adanya sinergi warga sekolah agar kemajuan sekolah dapat berjalan karena adanya kreativitas dan inovasi dari warga sekolah.
Nah, penguatan kesadaran moral dari warga sekolah melalui budaya sekolah akan menumbuhkan semangat rasa aman dari orang yang ada disekelilingnya. Langkah ini sebagai upaya preventif bahwa sejatinya anak-anak yang ada perlu mendapatkan proteksi dari orang-orang dewasa dalam memguatkan prestasi belajar. Lingkungan sekolah adalah tempat kampanye dan sosialisasi yang efektif bagi kemajuan prestasi sekolah dan perkembangan psikologis. Nah, pendidikan berbasis karakter solusi yang tepat untuk menjawab probematika yang terjadi saat ini. Secanggih apapun keberadaan teknologi tetap tidak bisa menggantikan posisi guru. Oleh karena itu, “IKI” harus dijadikan modal dasar dalam memberikan layanan bimbingan, motivasi dan keinovatifan bagi warga sekolah demi pendidikan nasional dan tegaknya NKRI.

——— *** ———-

Tags: