Menilik Data dan Fakta, Benarkah Indonesia Resesi di 2023?

Oleh :
M Ra’isa Haqqiquddin R
Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Indonesia, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, tidak luput dari dampak pandemi Covid-19 yang telah mengguncang perekonomian global sejak tahun 2020. Akibatnya, beberapa sektor ekonomi mengalami kontraksi yang cukup signifikan, dan beberapa orang khawatir Indonesia akan mengalami resesi di tahun 2023. Namun, apakah benar Indonesia akan mengalami resesi di tahun 2023?

Mari kita lihat data dan Fakta terkini untuk mengetahuinya. Pertama, mari kita definisikan apa itu resesi. Resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut atau lebih. Kontraksi ini biasanya ditandai dengan penurunan signifikan dalam produksi, pengeluaran, dan pendapatan snasional. Resesi bisa berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan, penurunan daya beli masyarakat, dan peningkatan kemiskinan.

Sekarang, mari kita lihat data dan fakta terkini terkait kondisi perekonomian Indonesia. Menurut Bank Indonesia, pada kuartal I 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami pemulihan setelah berkontraksi pada tahun-tahun sebelumnya. Bank Indonesia juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan mencapai 4.5% sampai 5.3% (BANK INDONESIA). Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah mengambil sejumlah tindakan untuk mendukung pemulihan ekonomi, termasuk meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bernilai Rp 695,2 triliun dan menyediakan bantuan langsung tunai kepada masyarakat dan UMKM (Tim Komunikasi Komite Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, 2020). Namun, beberapa orang masih khawatir bahwa pertumbuhan ekonomi yang lemah di tahun-tahun sebelumnya akan berdampak pada resesi di tahun 2023.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 mencapai -2,07%, yang merupakan kontraksi terbesar sejak tahun 1998 (Badan Pusat Statistik, 2021). Sedangkan pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69% (Kusnandar, 2022), yang masih di bawah tingkat pertumbuhan sebelum pandemi. Namun demikian, Bank Dunia memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami pemulihan yang signifikan pada tahun 2023 dan tumbuh sebesar 5,3% (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2022).

Proyeksi tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia akan mendukung pemulihan ekonomi di masa depan. Selain itu, beberapa sektor ekonomi Indonesia yang diharapkan tumbuh pada tahun 2023, antara lain sektor pertanian, sektor pariwisata, dan sektor manufaktur.

Sebagai contoh, sektor pertanian Indonesia, yang merupakan sektor utama bagi banyak petani di Indonesia diyakini akan terus tumbuh dan berkembang karena kebutuhan makanan yang terus meningkat. Selain itu, dengan program vaksinasi yang sedang berlangsung, sektor pariwisata Indonesia juga diharapkan bisa kembali pulih di masa depan, terutama dengan meningkatnya minat wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Namun, tentu saja masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi Indonesia di masa depan. Salah satunya adalah angka pengangguran akibat dampak pandemi Covid-19. Menurut BPS, pada Februari 2023, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta orang, turun dari 8,42 juta orang pada Agustus 2022 (Badan Pusat Statistik, 2023).

Pemerintah Indonesia perlu terus mengambil tindakan untuk mengatasi masalah pengangguran ini, seperti dengan meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Selain itu, perlu diingat bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi selalu berisiko dan dapat berubah tergantung pada faktor-faktor eksternal dan internal yang sulit diprediksi.

Misalnya, terjadinya lonjakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali di masa depan dapat menghambat pemulihan ekonomi di Indonesia dan negara-negara lainnya. Beberapa tantangan yang masih harus dihadapi, data dan fakta terkini menunjukkan bahwa Indonesia tidak secara pasti akan mengalami resesi di tahun 2023. Dengan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, serta pemulihan sektor-sektor ekonomi tertentu, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan. Namun, tetap diperlukan tindakan konkret untuk mengatasi masalah pengangguran dan memitigasi risiko-risiko yang mungkin muncul di masa depan. Selain itu, perlu juga diperhatikan bahwa resesi ekonomi dapat memiliki dampak sosial dan politik yang signifikan.

Dalam situasi ekonomi yang sulit, dapat terjadi peningkatan ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi antara kelompok-kelompok masyarakat. Hal ini dapat memicu ketidakpuasan dan protes sosial yang dapat mengancam stabilitas politik dan keamanan nasional. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu memperhatikan dampak sosial dan politik dari kondisi ekonomi yang sulit dan mengambil tindakan untuk memitigasi risiko-risiko ini. Pemerintah juga perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran dan program-program ekonomi, serta berkomunikasi dengan jelas dan terbuka kepada masyarakat tentang kondisi ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Peran media juga sangat penting dalam menyampaikan informasi yang akurat dan faktual kepada masyarakat. Media harus menghindari sensasionalisme dan berusaha menyajikan informasi yang seimbang tentang kondisi ekonomi Indonesia, termasuk tantangan dan peluang yang ada. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami kondisi ekonomi dengan lebih baik dan dapat berpartisipasi dalam upaya untuk mengatasi masalah yang ada.

Kesimpulannya yakni, meskipun Indonesia menghadapi beberapa tantangan ekonomi di masa depan, tidak ada bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa Indonesia akan mengalami resesi di tahun 2023. Pertumbuhan ekonomi masih terus berlangsung, meskipun dalam tingkat yang lebih lambat, dan pemerintah Indonesia memiliki banyak opsi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Dengan tindakan yang tepat dan kerjasama yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di masa depan.

———- *** ———–

Tags: