Menjawab Kekhawatiran Penyebaran Covid-19 pada Ibu Menyusui

Dinkes Kabupaten Probolinggo memberikan sosialisasi menyusui dengan benar agar Covid-19 tak menular melalui ASI. [wiwit agus pribadi]

Belum Ada Laporan Penularan Melalui ASI dan Ibu Hamil Menularkan Virus ke Janin
Kab Probolinggo, Bhirawa
Sejak virus corona atau Covid-19 ini mewabah, banyak kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul di masyarakat. Termasuk cara penyebarannya. Utamanya bagi ibu hamil dan menyusui, yang khawatir akan menularkan positif Covid-19 melalui persalinan atau saat memberikan air susu ibu (ASI).
Mengenai permasalahan ini, juru bicara Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr Dewi Vironica mengungkapkan, sampai saat ini belum ada penelitian yang melaporkan bahwa virus Covid-19 dapat menular melalui ASI. Namun untuk ibu menyusui dengan status positif Covid-19 ada beberapa hal yang harus diperhatikan, karena penularan dapat terjadi pada saat proses menyusuinya.
Menurut Dewi, untuk bayi yang termasuk kriteria kontak erat risiko tinggi, saat ibu melahirkan, maka bayi tidak rawat gabung, terpisah dari ibu di ruang isolasi Covid-19. ASI dapat diberikan kepada bayi dalam bentuk ASI perah.
“Pompa ASI yang dipakai hanya untuk satu ibu tersebut dan setelah dipakai harus dilakukan pembersihan. Kebersihan peralatan untuk pemberian ASI perah harus diperhatikan. Dukungan kesehatan mental dan psikososial diberikan untuk ibu dan keluarga,” jelasnya.
Dewi menambahkan, bayi akan dimonitor ketat dan di follow up hingga dipulangkan setelah 14 hari. Jika bayi menunjukkan gejala, bayi dirawat sebagai PDP di UPIN isolasi khusus Covid-19. “Perawatan bayi dipisah dari ibu, sampai ibu dinyatakan sembuh oleh dokter yang merawat (sesuai kriteria yang berlaku),” katanya.
Hingga saat ini, belum ada laporan ilmiah yang membuktikan bahwa ibu hamil yang terkonfirmasi positif Covid-19 dapat menularkan ke bayi baik melalui proses kehamilan maupun persalinannya.
“Ibu hamil dikatakan lebih rentan terhadap adanya infeksi Covid-19, karena selama proses kehamilannya seorang ibu hamil akan mengalami perubahan fisiologis, psikologis dan imunologis, sehingga dampak yang didapat akan lebih berat karena beberapa penyakit pernafasan yang diderita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa virus Covid-19 tidak dapat menular melalui transmisi vertikal, seperti Air Susu Ibu (ASI) dan cairan ketuban,” tuturnya.
Virus Covid-19 menular melalui droplet (percikan cairan pernafasan). Risiko penularan terjadi saat bayi tersebut kontak bersama dengan ibunya yang berstatus terkonfirmasi positif Covid -19. “Ibu tetap dapat menyentuh dan kontak dengan bayinya saat menyusui, karena hal ini membantu perkembangan bayinya, tetapi harus disertai dengan penerapan cara menyusui yang aman yaitu dengan menerapkan kebersihan pernafasan, selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi dan pastikan rutin membersihkan semua permukaan,” jelasnya.
Menurut WHO jelas Dewi, ibu hamil dengan status terkonfirmasi positif Covid -19 dapat melakukan persalinan secara caesar sesuai indikasi medis maupun persalinan individu sesuai indikasi kebidanan. “Sehingga sangat penting bagi ibu hamil untuk melakukan pencegahan untuk melindungi diri dari infeksi Covid -19 dan segera melaporkan ke layanan kesehatan dan melakukan isolasi bila terjadi gejala (demam, batuk, pilek, sesak nafas, diare, penurunan indera penciuman dan perasa),” terangnya.
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ibu hamil dari infeksi Covid -19 yaitu rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau sanitizer, menjaga jarak sedikitnya 1 meter terutama dengan orang yang batuk/bersin, tidak menyentuh area wajah terutama hidung, mata dan mulut, tidak keluar rumah kecuali kebutuhan mendesak, memakai masker saat keluar rumah serta harus menjaga kebersihan pernafasan yaitu dengan menutup mulut dengan siku saat batuk/bersin, menjaga asupan gizi yang seimbang dan yang tidak kalah pentingnya yaitu dukungan psikologis dan kasih sayang dari keluarga.
“Sejak pandemi Covid -19 ini, Ketua Satgas Penanganan Covid -19 Kabupaten Probolinggo menyatakan bahwa semua ibu hamil termasuk yang terinfeksi Covid -19 atau dicurigai terinfeksi Covid -19 berhak mendapatkan pelayanan perawatan dengan kualitas yang baik sebelum, selama dan setelah melahirkan,” tegasnya.
Sehingga dilakukan juga screening pemeriksaan rapid diagnosis test dan pemeriksaan PCR (swab) gratis di seluruh puskesmas dan rumah sakit bagi setiap ibu hamil trimester ketiga, sehingga ibu hamil dapat melahirkan dengan tenang dan aman untuk melindungi ibu, bayi dan tenaga kesehatan.
“Semoga upaya yang dilakukan ini dapat menghentikan laju penambahan kasus Covid -19 pada ibu hamil di Kabupaten Probolinggo. Stay safe, stay healthy and stay happy ya moms. Salam sehat,” harapnya.
Anak-anak dari segala usia bisa terserang virus corona (Covid-19). Namun kebanyakan anak-anak yang terinfeksi biasanya tidak menjadi separah orang dewasa dan beberapa mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali. Meskipun semua anak dapat tertular virus yang menyebabkan Covid-19, mereka tidak jatuh sakit sesering orang dewasa. Kebanyakan anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, jelasnya.
Menurut American Academy of Pediatrics and the Children’s Hospital Association, di Amerika Serikat, anak-anak mewakili sekitar 10 persen dari semua kasus Covid-19. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 tahun hingga 14 tahun lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi virus penyebab Covid-19 dibandingkan dengan orang berusia 20 ke atas.
Tingkat rawat inap untuk anak-anak juga jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Namun, jika anak-anak dirawat di rumah sakit, mereka perlu dirawat di unit perawatan intensif sesering orang dewasa dirawat di rumah sakit, menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Selain itu, anak-anak dengan kondisi bawaan, seperti obesitas, diabetes, dan asma, berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan Covid-19. Anak-anak yang memiliki penyakit jantung bawaan, kondisi atau kondisi genetik yang mempengaruhi sistem saraf atau metabolisme juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit serius dengan Covid-19.
Beberapa ahli berpendapat bahwa anak-anak mungkin tidak begitu parah terkena Covid-19 karena ada virus corona lain yang menyebar di masyarakat dan menyebabkan penyakit seperti flu biasa. Karena anak-anak sering masuk angin, sistem kekebalan mereka mungkin siap untuk memberi mereka perlindungan terhadap Covid-19.
“Mungkin juga sistem kekebalan anak-anak berinteraksi dengan virus secara berbeda dari sistem kekebalan orang dewasa. Beberapa orang dewasa jatuh sakit karena sistem kekebalan mereka tampaknya bereaksi berlebihan terhadap virus, menyebabkan lebih banyak kerusakan pada tubuh mereka. Ini mungkin lebih kecil kemungkinannya terjadi pada anak-anak,” pungkasnya. [wiwit agus pribadi]

Tags: