Mi Berformalin Beredar di Pasar Tradisional Jatim

TIM-DINAS-KESEHATAN-LAHAT-LANGSUNG-MELAKUKAN-TES-LABORATORIUM-UNTUK-MENGETAHUI-KANDUNGAN-PENGAWET-MAKANANKota Malang, Bhirawa
Mengejutkan, mie basah yang dicampur dengan bahan pengawet mayat formalin ternyata telah beredar secara bebas di pasar tradisional di Jawa Timur, termasuk di Pasar Sehat Madyopuro Kota Malang. Mie berformalin berhasil diidentifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Timur saat menggelar operasi pasar sehat, Kamis (14/8) kemarin, di Pasar Madyopuro, setelah tim BPPOM mengambil sampel beberpa makanan yang di curigai berformalin.
Umi Baroroh dari Sertifikasi dan Pelayanan Informasi Konsumen BPOM Jatim, menyebutkan, pihaknya telah menemukan mie basah berformalin di hampir seluruh pasar tradisional di  Jawa Timur. “Mie basah kita temukan berformalin tidak saja di Kota Malang, di sejumlah pasar tradisional lainnya juga kita jumpai. Karena itu kami minta masyarakat untuk waspada dalam memilih makanan,” terang Umi Baroroh.
Yang mengagetkan dia, makanan berformalin ini ditemukan justeru di pasar yang  mendapat predikat pasar sehat, yang berada di  Kota  Malang,  Kabupaten Pacitan dan Kabupaten  Blitar. Mie berformalin ini, menurut Umi, diproduksi oleh perusahan, karena jumlahnya sangat banyak. Tetapi sayangnya para pedagang tidak tahu dan tidak menyadari bahwa bahan yang dijual itu membahayakan bagi konsumen.
“Biasanya penjual mengaku tidak tahu dan hanya menjual aja. Jumlahnya sangat banyak, saya memprediksi mie basah itu di buat oleh perusahaan. Namun kami tidak punya wewenang untuk mengusut siapa yang memproduksi  mie berformalin itu,” terang Umi Baroroh.
Tidak hanya mie berformalin, BPOM Jawa Timur  juga menemukan dawet  dan krupuk serta bahan baku rengginang yang diberi pewarna tekstil dan  mengandung borax  dijual oleh para pedagang. Dari beberapa sample yang dia ambil, hanya tahu saja yang benar-benar tidak mengandung bahan pengawet ataupun borax. Makanan yang mengandung formalin, borax dan pewarna tekstil  dampaknya setelah 10 tahun mengkonsumsi akan terjadi kanker pada pencernakan yang mengakibatkan pada kematian.
“Tahu mayoritas sekarang sudah bagus tidak lagi menggunakan borak, demikian halnya dengan bakso, yang ada tinggal pada mie basah, sedangkan untuk mie kering yang digunakan untuk bahan baku pangsit dan mie ayam kemungkinannya kecil mengandung bahan pengawet,” terangnya.
BPOM Jawa Timur mengimbau masyarakat agar pinter memilih makanan, utamanya yang memiliki warna mencolok, hampir dapat dipastikan yang berasal dari pewarna kain yang amat berbahaya bagi kesehatan. “Jangan pilih makanan yang warnanya  mencolok, karena otomatis itu mengandung pewarna buatan yang berbahaya, demikian halnya dengan makanan yang kelihatanya segar justeru itu diawetkan dan tidak disuka oleh lalat, bahkan kami juga pernah menemukan kecambah rawon yang diawetkan,” tukasnya.
Guna mewujudkan pasar sehat dengan produksi makanan yang sehat, BPPOM Jawa Timur, menyarahkan bantuan alat pendeteksi makanan  bernama rapid test, alat ini bisa digunakan dengan mudah oleh petugas pasar, dengan hasil yang maksimal.
“Penggunaan alat deteksi borax dan makanan yang mengandung bahan pewarna kain, bisa dilakukan dengan mudah. Alat ini untuk menjamin kesehatan bagi masyarakat dalam mengkonsumsi makanan,” terang dia. [mut]

Tags: