Modifikasi Hidroponik hingga Pembasmi Hama Ramah Lingkungan

Kelom KKN Mahasiswa UM Surabaya menunjukkan sejumlah inovasi mereka berupa modifikasi hidroponik, pembasmi hama alami dan sampah pintar dengan sensor cahaya.

Inovasi Mahasiswa UM Surabaya Masyarakatkan Urban Farming
Surabaya, Bhirawa
Konsep urban farming menjadi pilihan tepat bagi masyarakat di perkotaan untuk bercocok tanam. Selain hemat lahan, kegiatan ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Bertahap namun pasti, ragam inovasi pun terus bermunculan untuk mendapatkan hasil terbaik dari bercocok tanam gaya baru ini.
Salah satunya lahir dari serangkaian inovasi ramah lingkungan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Inovasi itu diwujudkan dalam bentuk modifikasi hidroponik dan pembasmi hama ramah lingkungan. Modifikasi ini dilakukan dengan cara menambah kapasitas hidroponik untuk menanam.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi UM Surabaya Aufi Nur Masyita menjelaskan, umumnya kerangka hidroponik yang dibuat dengan pipa hanya dapat menampung satu baris sayuran. Modifikasi ini dilakukan agar daya tampung pipa hidroponik dapat menampung dua kali lipat lebih banyak.
“Kita ubah konsepnya dari berbaris lurus menjadi sedikit miring ke depan dan ditambah lubang lagi miring ke belakang. Jadi muat lebih banyak,” tutur mahasiswa semester 7 tersebut. Karya tersebut, lanjut dia, telah diaplikasikan langsung ke masyarakat selama melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata di Kelurahan Kalijudan, Surabaya.
Salah satu tantangan dalam urban farming adalah munculnya hama pada tanaman. Ini adalah masalah baru yang tidak bisa ditangani dengan cara seperti biasa di lahan pertanian yang luas. Sebab, konsep hidroponik umumnya dekat dengan tempat tinggal. Sehingga upaya untuk memberantas hama harus dilakukan secara hati-hati.
“Karena itu kita melengkapi inovasi ini dengan membuat pembasmi hama ramah lingkungan,” tutur Desy Ayu, rekan satu tim Aufi.
Mahasiswa Fakultas Keperawatan ini menuturkan, pembasmi hama ramah lingkungan tersebut dibuat dari bahan-bahan alami yang tidak berbahaya. Rinciannya antara lain bawang putih, daun tembakau, daun mint dan daun kemandingan. Seluruh bahan tersebut dicampur dan dihaluskan kemudian ditambahkan sabun cuci piring.
“Kita gunakan sabun pencuci piring yang jenisnya food grade. Sabun itu biasanya juga bisa digunakan mencuci buah dan sayur. Sehingga lebih aman terhadap tanamannya,” tutur Desy.
Ramuan pembasmi hama ciptaannya efektif digunakan untuk hama daun seperti kutu putih. Hama tersebut merupakan hama yang hampir pasti ada pada tanaman hidroponik. Karena itu, timnya berinisiatif menciptakan sekaligus dengan solusi menanganinya. “Di tempat kami KKN itu belum ada warga yang membudidayakan tanaman secara hidroponik,” tutur Desy.

Tags: