Modifikasi Hidroponik hingga Pembasmi Hama Ramah Lingkungan

Dengan bahan tersebut, Desy mengakui efek yang didapatkan tidak seketika hilang sebagaimana menggunakan insektisida kimia. Waktu efektif yang digunakan untuk menghilangkan kutu putih pada daun tanaman bisa memakan waktu hingga tiga hari. “Memang tidak bisa langsung hilang seperti kita menggunakan bahan kimia. Tiga hari itu harus dilakukan penyemprotan secara berulang setiap hari,” tutur Desy.
Selain dua karya di bidang pertanian, satu inovasi lagi di bidang lingkungan juga diciptakan kelompoknya. Inovasi tersebut adalah tempat sampah cerdas yang memiliki sejumlah kelebihan. Diantaranya memiliki sejumlah sensor yang mampu mendeteksi pembuang sampah sehingga bisa terbuka secara otomatis. Selain itu, dalam tempat sampah juga dilengkapi sensor cahaya yang mampu memberi petunjuk ketika volume sampah mulai penuh.

Radius Setiyawan

Giatkan Riset, Pertajam Misi ‘Kampus Sejuta Inovasi’
Puluhan inovasi buah tangan kreatifi mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya selama melaksanakan tugas pengabdian masyarakat dalam Kuliah Kerja Nyata. Mudah diaplikasikan, sederhana dan tepat guna. Tiga hal tersebut menjadi bagian penting dari inovasi yang lahir untuk menjawab kebutuhan masyarakat.
Humas UM Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan, total ada 32 inovasi yang berhasil diciptakan mahasiswa selama KKN. Inovasi-inovasi tersebut menjadi penegas misi perguruan tinggi yang terletak di Jalan Sutorejo itu sebagai ‘Kampus Sejuta Inovasi’.
“Kami ingin menjadikan kampus ini sebagai ruang baru bagi innovator muda dalam menghasilkan karya,” tutur dia. Untuk mendongkrak kultur inovatif tersebut, lanjut Radius, internal kampus memberikan alokasi dana khusus untuk mendukung lahirnya karya-karya baru.
Sekretaris Panitia KKN UMSurabaya Ngatmain mengatakan, inovasi yang dibuat mahasiswa tidak asal-asalan. Sebelum membuat inovasi, mahasiswa peserta KKN melakukan survei lokasi terlebih dahulu. Mereka melihat kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Selanjutnya dibuatkan proposal dan dipresentasikan. “Yang jelas inovasinya harus implementatif di masyarakat,” katanya.
Ngatmain menyatakan, pendampingan kepada masyarakat juga dilakukan intensif. Sebab, waktu untuk KKN terbatas, swhingga ketika ditinggal oleh mahasiswa, masyarakat tetap bisa menjaga dan menggunakan produk-produk tersebut. “Dengan begitu, program yang kita tawarkan bisa digunakan masyarakat terus,” pungkasnya. [tam]

Tags: