Mundjidah Wahab, Bupati Jombang Perempuan Pertama

Hj Mundjidah Wahab dan Sumrambah saat memasuki Gedung Negara Grahadi Surabaya untuk dilantik sebagai bupati dan wakil bupati Jombang. [arif yulianto]

Ukir Sejarah, Semarakkan Haul-haul Tokoh Nasional untuk Kenalkan Jombang
Kab Jombang, Bhirawa
Kabupaten Jombang kini memiliki bupati baru. Dia adalah Hj Mundjidah Wahab BA, bupati perempuan pertama di kabupaten yang berjuluk The City of Tolerance dan Kota Santri ini. Selama lima tahun ke depan, Mundjidah akan didampingi Sumrambah sebagai wakilnya, yang merupakan adik kanding dari mantan Bupati Jombang, Suyanto.
Pelantikan Mundjidah dan Sumrambah telah dilakukan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin (24/9), bersama 11 kepala daerah dan wakil kepala daerah lainnya di Jatim. Dilantiknya Mundjidah Wahab sebagai bupati ini, menorehkan sejarah. Karena ia adalah Bupati Jombang perempuan pertama.
Seperti di terangkan oleh Budayawan dan Sejarahwan asli Jombang, Nasrul Ilahi kepada Bhirawa, Selasa (25/9), sebelum menjadi bupati, Mundjidah Wahab juga dikenal sebagai Wakil Bupati perempuan pertama di Kabupaten Jombang.
“Yang jelas sebagai Bupati perempuan pertama di Jombang. Wakil Bupati perempuan juga pertama. Karena (ada) wakil bupati kan masih baru saja ada, zamannya Pak Yanto (Suyanto), saat Pak Affandi (sebagai bupati),” tutur pria yang akrab di panggil dengan Cak Nas tersebut.
Dari daftar nama-nama Bupati dan Wakil Bupati Jombang yang ada di dinding di selatan Kantor Sekretaris Daerah (Sekda) Jombang, berurutan nama-nama Bupati yang pernah memegang tampuk kepemimpinan di Kabupaten Jombang.
Diawali oleh Bupati Jombang pertama, R.A.A Soero Adiningrat (1910-1930), dilanjutkan oleh R.A.A Setjo Adiningrat (1930-1946), R. Boediman Rahardjo (1946-1949), R. Moestadjab Soemowidagdo (1949-1950), R. Istidjab Tjokrokoesoemo (1950-1956), M. Soebjakto (1956-1958), R. Soedarsono (1958-1959), M. Soebjakto (1960-1961), R. Hassan Wirjokoesoemo (1962-1966), Ismail (1966-1973), R. Soedirman (1973-1978), A. Hudan Dardiri (1978-1983), Noeroel Koesmen (1983-1988), Tarmin Hariadi (1988-1993) dan Soewoto Adiwibowo (1993-1998).
Lalu, Drs Affandi (Bupati)-Drs. H. Soeyanto (Wakil Bupati) (1998-2003), Drs.H. Soeyanto (Bupati)-Drs.H. Ali Fikri (Wakil Bupati (2003-2008), Drs.H. Ali Fikri (Bupati) (2008-2008), Drs.H. Soeyanto (Bupati)-Drs.H. Widjono Soeparno M.Si (Wakil Bupati) (2008-2013), dan Drs.Ec.H. Nyono Suharli W (Bupati)-Hj. Mundjidah Wahab (Wakil Bupati) (2013-2018).
Dilantiknya Mundjidah Wahab dan Sumrambah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jombang ini akan memegang tampuk kepemimpinan di Kabupaten Jombang selama lima tahun ke depan yakni, periode 2018-2023. Terpilihnya Mundjidah Wahab sebagai Bupati perempuan pertama di Jombang hasil Pemilihan Bupati (Pilbup) Jombang 2018, dari kacamata dan perspektif budaya, Cak Nas yang juga adik kandung budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) berpendapat, pandangan masyarakat Jombang terhadap pemimpin laki-laki dan perempuan tidak ada pembedaan.
“Ternyata perempuan pun terpilih di sini, itu kan karena pandangan masyarakat, menangnya kan lumayan telak, kan gitu toh. Yang jelas kemenangannya yang termasuk telak, dan kemudian ini membuktikan masyarakat Jombang itu tidak melihat perempuan atau laki-laki, mungkin melihat pada saat itu (Pilbup), kontestan yang dianggap yang terbaik,” terang Cak Nas.
Pandangan masyarakat Jombang tersebut lanjut Cak Nas, bisa dari cara pandang mereka baik dari sisi komposisi pasangan (Mundjidah Wahab-Sumrambah) dan kondisi serta konstalasi politik lainnya pada waktu itu. “Artinya mereka (masyarakat) kan tidak menolak perempuan, ini Jombang. Sudah lebih egaliter, menurut saya, sudah diterima itu. Emansipasi dibuktikan oleh Jombang,” tuturnya.
Sementara itu, Mundjidah dan Sumrambah terlihat sumringah saat foto bersama, selepas pelantikan dirinya di Gedung Grahadi. Munjidah dan Sumrambah mengaku masih akan melanjutkan program kepemimpinan sebelumnya hingga akhir 2018. Barulah tahun 2019, melanjutkan janji politiknya.
Sejumlah program telah dipersiapkan untuk memperkenalkan Jombang hingga mancanegara. Satu di antaranya akan membuat acara semisal haul tokoh – tokoh nasional asal Jombang. “Semuanya prioritas (kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi). Saat ini kami masih melanjutkan program 2018. Visi misi kami mulai 2019, kami efektifkan dan kami tuntaskan terlebih dahulu yang 2018,” kata Munjidah didampingi Wakil Bupati, Sumrambah.
Terkait peningkatan kreativitas pondok pesantren, pasangan ini mengaku sudah merumuskan sejumlah konsep. “Kita akan membuat pelatihan untuk anak pesantren, sehingga ketika dia keluar dari pesantren, dia pulang bawa keterampilan dan soft skill. Tidak hanya mengajarkan agama dan mengamalkan ilmunya tapi juga berusaha berkarya agar mandiri,” tambah Munjidah menanggapi tegas.
Ke depan dia dan Wabup akan semakin konsentrasi membuat program event-event nasional, khususnya peringatan haul dan mengenal para tokoh ulama di Jombang. “Ya haul dan memperingati tokoh-tokoh bangsa di Jombang, supaya masyarakat Indonesia dan Asia semakin mengenal Jombang. Sekaligus meningkatkan pariwisata lokal dan asing,” pungkasnya. [arif yulianto]

Tags: