Museum Negeri Mpu Tantular Jatim Ditutup Total

Seluruh ruang pameran benda bersejarah maupun ruang kerja pegawai telah dilakukan penyemprotan antiseptik. (achmad suprayogi/bhirawa)

Sidoarjo, Bhirawa
Keberadaan Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur yang terletak di Jl. Jenggolo Buduran Sidoarjo juga telah ditutup secara total dari pengunjung. Baik itu untuk masyarakat umum maupun para pelajar yang akan melakukan pembelajaran di luar kelas. Para mahasiswa yang akan melakukan penelitian, juga harus ditunda dahulu.
 Kondisi ini dilakukan menurut Kepala UPT Museum Negeri Museum Negeri Mpu Tantular Jatim Drs Edi Iriyanto MM, adalah menindaklanjuti Surat Edaran dari Gubernur Jawat Timur pada (16/3) lalu, mulai tanggal (17/3) kami langsung libur alias melakukan penutupan untuk semua pengunjung, juga langsung kami lakukan penyemprotan antiseptik di seluruh lingkungan UPT Museum Negeri Mpu Tantular Jatim ini.
Ia katakan, program even-even yang menggunakan fasilitas museum, seperti lapangan, pendopo, ruang pertemuan dan lainnya sementara ini kami liburkan dulu dua minggu kedepan. Padahal kondisi pengunjung sehari-harinya cukup ramai, bisa sampai 600 pengunjung. Apalagi di Sidoarjo ada program belajar di luar kelas (outdoor learning), jadi pengunjung anak-anak sekolah ramai sekali. “Semua kami batalkan, kami tunda demi menjaga kewaspadaan. Bukannya takut, tetapi kita tetap harus waspada,” tegas Edi Iriyanto.
Lanjutnya, program kunjungan pelajar, khususnya di Sidoarjo kami sudah ada komitmen dengan pihak Dinas Pendidikan Sidoarjo yang mempunyai program Outdoor Learning tersebut. “Terpaksa haru kita tunda terlebih dahulu,” tegasnya.
Sementara di Museum Negeri Mpu Tantular yang di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur telah menyediakan sekitar 15.600 koleksi benda-benda bersejarah. “Ditambah lagi uang logam Gobog sekitar 5 kwintal. Koleksi-koleksi tersebut terbagi dalam 10 jenis, diantaranya jenis biologika, arkeologika, tehnologika, etknografika termasuk naskah kuno, juga ada uang kuno, sejarah serta kolekis benda-benda seni rupa,” pungkas Edi Iriyanto saat dimintai keterangan, pada (18/3) kemarin.
Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sidoarjo Dr Tri Adi M Pd membenarkan kalau program Outdoor Learning/pembelajaran di luar kelas bagi anak-anak pelajar sementara ini juga dihentikan.
Jadi kami sudah  menerapkan Peraturan Bupati (Perbup) tentang Outdoor Learning pada 2020, yang kami fasilitasi dengan menyediakan dua bus gratis, dan akan kami tambah secara bertahap.  
Setiap hari bus tersebut telah dipakai secara bergantian menjemput siswa dan mengantarkan siswa kembali ke sekolah masing-masing. Ada jadwal khusus setiap pagi. Bus itu rutin berkeliling untuk tujuan-tujuan pembelajaran luar kelas. “Misalnya, studi ke Museum Mpu Tantular, Candi Pari Porong dan berbagai tempat di seluruh Sidoarjo. Gratis. Tidak dipungut biaya apa pun,” ujarnya.
Transportasi selama ini sering menjadi kendala pelaksanaan Outdoor Learning. Apalagi untuk anak-anak SD maupun SMP, mereka butuh  biaya lebih. “Dengan adanya fasilitas tersebut, sekolah tidak lagi memikirkan masalah transportasi. Yang penting sekolah siap konsep yang jelas manfaat dan tujuannya,” jelas Tirto Adi. (ach)

Tags: