Museum SBY Bagian Dari Kearifan Lokal, Ini Penjelasan Wakil Ketua DPRD Jatim

DPRD Jatim, Bhirawa
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak melihat secara langsung pembangunan Museum SBY di Pacitan, Jumat (19/2) kemarin. Hal ini dilakukan Politisi Partai Golkar usai gaduhnya terkait dana Bantuan Keuangan Provinsi Jatim untuk Museum Presiden RI keenam.
Sahat yang juga Sekretaris DPD Golkar Jatim ini mencari tahu seberapa besar Museum itu akan berdampak pada masyarakat Pacitan dan sekitarnya. Mulai mendengar komentar masyarakat Pacitan hingga bertemu dengan kontraktor yang mengerjakan.
“Saya kan wakil rakyat dari dapil Pacitan juga. Agar tidak berspekulasi, saya ingin tahu sendiri bagaimana rakyat merespon dan seberapa besar dampaknya pada masyarakat sekitar museum ini. Apalagi ini yang disoal adalah dana APBD yang saya adalah bagian dari penyusun anggaran di DPRD Jatim,” ungkap Sahat.
Dari kunjungan ke Pacitan dalam rangka pengawasan APBD Jatim, didampingi Bupati Pacitan Indartato, Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono dan Ketua Fraksi Golkar DPRD Pacitan, Sahat menilai tidak ada yang salah dari dana yang diberikan melalui Pemkab Pacitan untuk museum tersebut. Hal itu karena sesuai dengan aturan yang berlaku untuk diperbolehkannya sebuah daerah mendapat Bantuan Keuangan khusus dari Pemprov Jatim.
“Ada 4 kriteria daerah untuk dapat bantuan keuangan, dan semua terpenuhi sehingga Museum ini layak mendapat bantuan dari Pemrov Jatim,” jelasnya.
Keempat kriteria tersebut kata Sahat adalah dana tersebut mampu meningkatkan ekonomi, infrastruktur jalan dan pengairan, memperkecil disparitas kewilayahan serta mengurangi tingkat kemiskinan.
“Kalau saya objektif saja, saya mendukung penuh pembangunan Museum tersebut. Pun kalau tidak dibantu Pemprov, museum itu tetap jalan karena saya yakin Yudhoyono Foundation punya dana untuk menyelesaikan proyek tersebut,” kata Sahat.
Dari hasil tinjauan ini Sahat juga menemukan bahwa Yayasan Yudhoyono foundation tidak pernah memohon bantuan Dana pembangunan museum SBY-ANI kepada pemerintah Provinsi maupun Kabupaten.
Pembangunan Museum SBY-ANI yang sedang berjalan dan diperkirakan pertengahan 2021 selesai ini, kata Sahat ada atau tidak adanya bantuan hibah pemerintah pembangunan museum tetap berjalan.
“Nah Pemkab Pacitan menyiapkan dana dari bantuan keuangan Pemprov Jatim dalam rangka untuk berkontribusi terhadap pembangunan museum SBY-ANI sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi Pemkab Pacitan kepada Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yhudoyono atas semua yang telah dilakukan beliau terhadap pembangunan Pacitan,” terangnya.
Museum SBY-ANI, lanjut dia, merupakan kearifan lokal yang patut didukung demi kemajuan pembangunan Pacitan sebagai destinasi wisata yang berdampak bagi pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan mengurangi disparitas wilayah. “Semoga Museum SBY-ANI ini bisa jadi kado HUT ke 276 tahun kabupaten Pacitan 202,” kata Sahat.
Sebagai pimpinan Dewan dan wakil rakyat dari Pacitan Sahat mengaku gembira ada peluang besar mendongkrak ekonomi masyarakat jika museum ini selesai dan jadi destinasi unggulan Pacitan.
Terkait keberadaan dana 9 miliar, wakil rakyat Jatim 3 periode ini menegaskan dana tersebut masih ada dan belum terpakai akibat persoalan waktu penggunaan yang sangat terbatas, “Dana itu ditetapkan lewat PABD Jatim 2020, namun baru cair pada Desember 2020. Sehingga waktunya tidak mencukupi untuk digunakan karena sudah batas akhir penggunaan APBD 2020. Lalu masuklah di APBD Pacitan 2021, yang saat ini belum digunakan,” jelasnya.
Karenanya DPRD Jatim meminta dana itu dikembalikan saja ke Jatim, “Kami sudah ajukan surat agar dana itu dikembalikan saja ke Jatim. Suratnya sudah kami kirim ke Pemprov Jatim. Namun sebenarnya masyarakat Pacitan gak mempersiapkan bantuan tersebut, mereka santai saja kok. Yang ribut kan politisi yang gak paham kok bisanya mempersoalkan dana tersebut, sebagai wakil rakyat kan harusnya mendukung adanya proyek yang mampu mendongkrak kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. [geh]

Tags: