Musim Hujan Datang, Box Culvert Sememi -Benowo Terancam Mangkrak Lagi

DPRD Surabaya, Bhirawa
Mulai turunnya hujan di wilayah Kota Surabaya menjadi warning bagi proyek-proyek drainase yang dikerjakan Pemkot Surabaya. Sejumlah proyek drainase dengan menggunakan box culvert dikhawatirkan kembali tidak diteruskan pengerjaannya oleh Pemkot Surabaya dengan alasan masuk musim penghujan.
Terkait kondisi ini Wakil Ketua DPRD Surabaya Masduki Thoha mempertanyakan keseriusan pemkot menyelesaikan proyek box culvert terutama di wilayah Surabay Barat. Salah satu yang dipantau Masduki adalah proyek drainase dari Sememi yang mengarah ke kawasan Benowo.
Menurut pria yang berkediaman di Surabaya Barat ini, sampai saat ini drainase Sememi-Benowo tak ada kepastian pengerjaannya. Padahal, lanjut Masduki, sebelumnya Pemkot Surabaya berjanji akan mengerjakannnya pada musim kemarau.
“Kita sudah menyampaikan ke pemkot, katanya musim kemarau. Nah,sekarang kan sudah musim hujan lagi,” tuturnya di ruang Fraksi PKB, Senin (25/9).
Politisi PKB ini mencurigai ada kesengajaan Pemkot Surabaya tidak mengerjakan proyek drainase Sememi-Benowo. Karena proyek tersebut tidak pernah tersentuh lagi sejak terakhir dikerjakan pada 2016. Itu pun masih menyisakan banyak tanggungan.
Masduki mengungkapkan, pembangunan box culvert pada 2016, dari sekitar 1 km yang direncanakan hanya terealisasi 400 meter. Akibat tersendatnya proyek, menimbulkan sejumlah permasalahan. Ia menyatakan, sesuai rencana sebenarnya pada 2016 pengerjaannya sudah berlangsung hingga 1 Km. Namun, kenyataannya hanya tuntas sekitar 400 meter. “Saat ini di lapangan ada gundukan, banyak lubang dan sebagainya,” katanya.
Dia menambahkan, karena pengerjaan molor dampak negatifnya proyek ini menjadi sumber kemacetan, hingga pemicu banjir saat musim hujan tiba. “Pemkot tak serius untuk menyelesaikannya. Padahal ini menjadi kebutuhan masyarakat yang urgen,” tegas Masduki.
MasdukiĀ  menyebutkan, proyek box culvert yang belum tuntas masih cukup panjang. Ia memperkirakan dari Sememi hingga Benowo panjang box culvert mencapai 1,5 – 2 km. Menurutnya, hal itu belum termasuk pembangunan box culvert dari Sememi ke Manukan, kemudian dari Manukan ke Barat hingga ke Banjar Sugihan dan Kandangan. “Kandangan ke Barat hingga Sememi malah belum apa-apa. Padahal pada 2016 disediakan anggaran Rp 50 miliar, tapi yang terserap hanya Rp 30 miliar saja,” ungkapnya.
Masduki menegaskan dengan mangkraknya pembangunan box culvert, anggaran yang disediakan tak bisa dinikmati masyarakat. Sebaliknya, justru menimbulkan berbagai problem kemacetan, banjir dan lainnya.
Sebaiknya jika tak mampu menuntaskan sesuai rencana, Pemkot Surabaya diminta menyampaikannnya ke masyarakat. “Biar kami yang dekat dengan masyarakat ini tak ditanyai terus,” pungkasnya. [gat]

Tags: