Negara Alokasikan Rp1,1 Miliar Kompensasi Korban Terorisme Surabaya

Gubernur Khofifah di sela acara pemberian kompensasi LPSK pada para korban bom Gereja Santa Maria Tak Bercela dan Polrestabes Surabaya di Gedung Negara Grahadi.

Kapolrestabes Jamin Beasiswa dan Tawarkan Masuk Polwan Bagi Putri Ipda Akhmad NH
Pemprov, Bhirawa
Tragedi bom Surabaya menyisakan cerita kelam bagi para korban dan keluarganya. Mereka yang telah menjalani proses rehabilitasi, mendapat kompensasi dari pemerintah.
Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Hasto Atmojo Suroyo mengatakan, pemberian kompensasi ini didasarkan atas putusan pengadilan yang memerintahkan negara membayarkan kompensasi bagi 16 korban terorisme di Surabaya sebesar Rp. 1,1 miliar.
Hasto mengatakan, negara semakin serius memperhatikan warga negaranya, termasuk saksi dan korban tindak pidana. Selain itu, perhatian tersebut membuktikan keseriusan negara dalam memberikan pelayanan dan keadilan kepada masyarakat. “Pembayaran kompensasi ini membuktikan aturan tentang hak-hak korban yang dituangkan dan dijamin dalam undang-undang,” tutur dia dalam Pemberian Kompensasi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)pada para korban ledakan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela dan Polrestabes Surabaya dan Penandatanganan MoU LPSK dengan Universitas Brawijaya, RS. dr. R. Koesma Tuban, dan HIMPSI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (15/5).
Ditambahkan, pembayaran kompensasi kepada para korban terorisme seperti kasus ledakan bom di Surabaya merupakan sejarah baru dalam dunia hukum. Sebelumnya, peraturan yang ada hanya mengatur hak-hak tersangka terdakwa maupun terpidana. Namun, saat ini sudah ada jaminan terhadap hak-hak para saksi dan korban.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa siap memberikan psikososial terapiterhadap korban terorisme ledakan bom di sejumlah rumah ibadah di Surabaya dan Polresta Surabaya yang genap setahun lalu. Kebutuhan psikososialterapi atau rehabilitasi ini dinilai sangat penting untuk menumbuhkan semangat mereka. “Kalau memang dibutuhkan psikososial terapi kami akan segera melakukan koordinasi teknis dengan dinas terkait,” ungkap Khofifah.
Dijelaskan Khofifah, kewajiban memberikan pendampingan psikososial terapi merupakan tanggung jawab semua pihak. Apalagi, ada korban yang masih duduk di bangku SMP yang artinya semangat belajarnya harus terus didorong dan jangan sampai turun. “Kita semua juga mempunyai tanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada seluruh warga bangsa,” tutur orang nomor satu di jajaran Pemprov Jatim ini.
Terkait kompensasi yang diberikan pemerintah pusat, menurut Gubernur Khofifah merupakan bentuk kehadiran pemerintah menyapa dan melindungi warganya. Dan bentuk tersebut menjadi ikhtiar pemerintah. “Tragedi terorisme setahun lalu mengingatkan kita untuk saling menghormati, menghidupkan, urip iku gawe urup. Sehingga hal-hal yang mencederai apalagi sampai menghilangkan nyawa harus kita hindari,” urainya.

Beasiswa dan Polwan
Satu tahun berlalu pasca tragedi bom di Mapolrestabes Surabaya menyisakan kenangan. Salah satunya yakni Ipda Akhmad NH, anggota Polsek Gubeng yang menjadi korban ledakan saat berjaga di gerbang Mapolrestabes Surabaya.
Untuk mengenang keberanian Ipda Akhmad saat menghadang pelaku teror bom di Mapolrestabes Surabaya. Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho beserta istri didampingi Wakapolrestabes, AKBP Leonardus Simarmata dan ibu-ibu Bhayangkari, mengunjungi Ipda Akhmad NH di kediamannya.
“Pak Akhmad ini kondisi kesehatan sudah mulai membaik. Namun kondisi kedua matanya mengalami kebutaan permanen dan juga kakinya belum pulih untuk penyembuhan tulang dan sarafnya,” kata Kombes Pol Sandi Nugroho saat ditemui di rumah Ipda Akhmad di Jl Medokan Semampir AWS Gang 3 Surabaya, Rabu (15/4).
Dengan kondisi Ipda Akhmad yang belum bisa bekerja, Kapolrestabes juga memastikan pemberian bea siswa bagi putri Ipda Akhmad yang kini baru berusia 13 tahun dan duduk di bangku kelas 1 SMP. “Nanti untuk putrinya akan kami upayakan bea siswa untuk meringankan beban keluarga. Nantinya akan diurus oleh Pak Wakapolrestabes,” ucapnya.
Tak hanya menjamin bea siswa saja, Sandi menawarkan pada Ipda Akhmad dan istri untuk anaknya kelak bisa masuk Polwan. “Kalau putrinya mau masuk Polwan nanti kita bantu. Walaupun mata minus nanti bisa dilasik,” tegasnya.
Mendengar dua bantuan dari Kapolrestabes terkait bea siswa dan peluang menjadi anggota Polwan bagi putrinya, Akhmad dan istri pun terharu. “Terima kasih bapak atas bantuannya. Anak saya ini harapan saya dan sebagai penerus saya,” ungkap Akhmad lirih.tam, [bed]

Tags: