Nelayan Lamongan Keluhkan Dangkalnya Sungai

Ratusan Nelayan Sedayu Lawas Sulit Berlayar
Lamongan, Bhirawa
Sekitar 300 nelayan di Desa Sedayu Lawas Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan mengeluhkan pendangkalan sungai. Mereka tidak bisa melaut akibat sungai tempat bersandar dangkal saat air surut.
Keluhan itu disampaikan Ketua Rukun Nelayan (RN) Sedayu Lawas, Lamongan pada Bhirawa, Minggu (4/4). Pendangkalan sungai itu dialami nelayan sejak lima bulan terakhir ini. Atas kejadian itu penghasilan para nelayan merosot tajam. “Keluar masuk Alur nelayan penuh dengan lumpur dari endapan Bengawan Solo. Sehingga keluar masuknya perahu sulit untuk melakukan pelayaran,” katanya.
kejadian seperti itu, kata Ali Fauzi, sering dialami nelayan setempat. Ketika air sedang banyak perahu bisa masuk ke sungai untuk bersandar. Tetapi besoknya air sudah surut kembali, perahu tidak bisa bergerak. “Sedangkan perahu nelayan lainnya yang belum pulang terpaksa menyandarkan perahunya di tengah laut,” terangnya.
Untuk mengatasi masalah itu, lanjut Ali Fauzi, sungai harus dikeruk. Jika tidak dikeruk nelayan akan mengalami kendala beraktivitas sehari-hari. “Mengingat bulan puasa tinggal hitungan hari. Kami, para nelayan khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga akibat pendangkalan sungai ini,” ulasnya.
Mata pencarian utama masyarakat di Sedayu Lawas adalah nelayan. Jika sungai dangkal, masyarakat sulit menangkap ikan, sehingga berdampak pada ekonominya. “Karena itu, kami berharap ada tangan dingin para pemerintah untuk melakukan normalisasi secara berkala untuk mengatasi kedangkalan sungai,” pungkasnya.
Menanggapi keluhan ratusan nelayan di Sedayu Lawas, Anggota DPRD Jatim dari Dapil Lamongan-Gresik, Kodrat Sunyoto langsung merespon. Pihaknya pun mendesak Pemprov Jatim segera bergerak membantu nelayan.
Sebab, lanjut Kodrat yang juga Politisi Partai Golkar ini jika masalah ini berlarut-larut akan berdampak pada perekonomian para ratusan nelayan yang ada di Lamongan. “Kami meminta dan mendesak Pemprov Jatim melalui dinas terkait segera menerjunkan alat berat untuk mengeruknya. Agar para nelayan bisa kembali melaut,” pinta Kodrat Sunyoto.
Anggota Komisi E DPRD Jatim ini jika tidak segera dikeruk membuat nelayan tidak ada pendapatan utamanya. Apalagi, bulan suci Ramadan membutuhkan pemasukan tambahan. “Pantai tersebut memang sudah dangkal. Jika dangkal, mereka (para nelayan, red) ini kesulitan untuk berlayar. Tentunya kami perhatikan dan kami akan perjuangkan dalam mengkomunikasikan ke Pemprov Jatim agar meminta dinasnya bergerak cepat,” jelasnya.
Disamping itu, Kodrat berharap agar pantai Sedayu Lawas bisa menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Lamongan. “Setelah menjadi objek wisata pantai, maka otomatis menjadi salah satu sumber pendapatan para nelayan yang ada disini,” pungkas Ketua MKGR Jatim ini. [geh]

Tags: