November, Beras Penyebab Inflasi di Provinsi Jawa Timur

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemantauan perubahan harga selama bulan November 2017 di delapan kota IHK Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,23 persen.
Pola perubahan harga padaNovember 2017 tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang mengalami inflasi. Sepanjang tahun 2008 sampai dengan 2017 selalu terjadi inflasi di Bulan November, kecuali di tahun 2008 yang mengalami deflasi.
Bulan November 2014 merupakan inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,38 persen sedangkan inflasi terendah terjadi pada bulan November 2009 sebesar 0,04 persen. Pada bulan November 2017, dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruhnya mengalami inflasi.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi ialah kelompok Bahan Makanan yang mencapai 0,63 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,26 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,24 persen, kelompok Sandang sebesar 0,18 persen, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,08 persen, kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,05 persen, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga sebesar 0,04 persen.
“Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di bulan November 2017 ialah beras, bawang merah, dan telur ayam ras. Menjelang akhir tahun dan perayaan hari besar agama, harga beberapa bahan pokok mulai merangkak naik,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Teguh Pramono, Senin (4/12).
Selain itu, lanjut Teguh, faktor cuaca yang sudah memasuki musim penghujan juga berpengaruh terhadap jumlah produksi. Kenaikan beberapa bahan pokok selalu terjadi di penghujung tahun. Hal ini juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. [rac]

Tags: