Novi Rahman: Debit Mata Air di Kabupaten Nganjuk Menurun Drastis

Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, memberikan dorongan kepada kebun bibit rakyat sebagai upaya memelihara sumber air.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Sejumlah wilayah di Kabupaten Nganjuk pada musim kemarau beberapa waktu lalu telah merasakan dampak kesulitan air. Ini setelah debit air di sejumlah mata air yang biasanya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat mengalami penurunan debit air, bahkan sampai kering.
Gerakan pemulihan hutan sekaligus untuk meningkatkan upaya pelestarian sumber mata air di Kabupaten Nganjuk yang dari tahun ke tahun terus menurun debitnya. Direncanakan dalam waktu dekat penanaman akan dilakukan di sekitar sumber air terutama di wilayah Nganjuk bagian utara yang selalu mengalami kekeringan saat musim kemarau.
“Tanpa pohon, tanah tropis kehilangan pori-pori yang besar, yang bertanggung jawab untuk mengalirkan air ke dalam tanah dengan cepat. Dapat dikatakan, meski ada banyak pohon, pepohonan akan tetap mengkonsumsi air lebih dari apa yang diperoleh untuk memperbaiki tanah.” Terang Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, menanggapi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana.
Lebih lanjut, Bupati Novi menjelaskan, hutan menyerap air selama musim hujan dan perlahan-lahan melepaskannya selama musim kemarau, sehingga mempertahankan aliran sungai selama periode kering. Ini dibuktikan dengan tingkat ketersediaan air tanah yang dekat lokasi pepohonan lebih banyak dibandingkan jika tidak ada pepohonan. “Jadi intinya pohon dapat meningkatkan resapan air tanah ke suatu titik.” Tegas Bupati Novi.
Manfaat pepohonan di daerah tropis bagi masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali dan beragam. Pepohonan juga mendukung pengendalian erosi dan mitigasi perubahan iklim. Dengan banyaknya pohon besar, dihasilkan manfaat lain seperti keanekaragaman hayati dan gas karbon.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jatim Wilayah Nganjuk, Udina Nainggolan. Menurutnya, prioritas kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Nganjuk yakni penanganan lahan kritis seluas sekitar 8.973 hektar dan potensi kritis 4,200 hektar. Di samping itu, kegiatan juga dilakukan untuk pemulihan sumber air yang dimusim kemarau mengalami kekurangan terutama di wilayah utara Kabupaten Nganjuk,
“jadi kami harapkan dengan kegiatan gerakan pemulihan hutan sekaligus untuk meningkatkan upaya pelestarian sumber mata air di Kabupaten Nganjuk yang dari tahun ke tahun terus menurun debitnya,” kata Udina Nainggolan.
Oleh karena itu, ungkap Udina Nainggolan, gerakan penanaman di Kabupaten Nganjuk akan terus dilanjutkan terutama di lahan kritis dalam upaya pelestarian sumber air. Direncanakan dalam waktu dekat penanaman akan dilakukan di sekitar sumber air terutama di wilayah Nganjuk bagian utara yang masuk dalam KPH Jombang,” tutur Udina Nainggolan.(ris)

Tags: