Nyaris Punah, Gelar Kontes Suara Ayam Bekisar

Bupati Sumenep, A Busyro Karim didampingi Wabup, Ach. Fauzi dan Sekdakab Sumenep, Edy Rasiadi saat menggerek ayam bekisar sebagai tanda lomba sudah dimulai.

Sumenep, Bhirawa
Pemkab Sumenep bekerjasama dengan pecinta bekisar setempat menggelar kontes seni suara ayam bekisar. Lomba ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kepunahan ayam asli Pulau Cukir -Kepulauan Kangean Sumenep itu.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim mengatakan, ayam bekisar ini bibit pertama dari pulau Kangean Sumenep dan saat ini sudah menyebar kesemua daerah di Indonesia.
Sementara, di pulau Cukir sendiri sudah nyaris punah karena kurangnya pelestarian dari pemuda dan warga sekitar. Dengan adanya kontes atau lomba seni suara ini merupakan salah satu bentuk upaya para pecinta ayam bekisar dan Pemda setempat.
“Kami sangat berterimakasih pada panitia yang telah menggelar kontes seni suara ayam bekisar ini. Hal seperti ini harus terus digalakkan dimasyarakat sendiri,” kata Bupati Sumenep, Minggu (22/7).
Lomba yang digelar di parkir timur Lapangan Gor A. Yani Sumenep ini bertaraf nasional. Peserta yang datang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Surabaya, Situbondo, Probolinggo dan Madura sendiri.
Total peserta sebanyak 135 untuk tingkat pratama, 49 peserta madya dan 28 utama. “Banyaknya peserta kontes ini menunjukkan bahwa ayam bekisar ini masih diminati masyarakat sebagai peliharaan hewan yang unik. Selain warna bulunya yang bagus, bunyinya pun sangat khas,” ucapnya.
Orang nomor satu di Bumi Sumekar ini menyampaikan, perlu adanya sentuhan khusus dari pemerintah daerah terhadap para pemuda atau pecinta ayam cukir ini guna memberikan stimulus agar ayam asli Sumenep ini tidak punah. Salah satunya dengan kontes seni suara ayam bekisar ini.
“Terlebih, perlu adanya program khusus dari pemerintah. Nanti kami akan programkan hal itu. Sebab, ayam bekisar ini merupakan kekayaan Sumenep yang harus dilestarikan,” urainya.
Lebih lanjut ia memaparkan, ayam bekisar ini justeru banyak dikembangkan diluar Sumenep. Di Sumenep sendiri, termasuk di Pulau Kangean terkesan dibiarkan beranak pinak secara alami sehingga populasinya sangat sedikit.
“Padahal ini sangat potensi untuk dikembangkan guna mewujudkan peningkatan ekonomi masyarakat. Jangan hanya menjadi hobi, memelihara ayam bekisar ini harus bisa mewujudkan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” harapnya.
Pihaknya menginginkan, disetiap kantor satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) memberikan contoh dengan cara memelihara ayam asli Kangean ini. Dengan demikian, berarti ada bentuk stimulan yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat agar ikut mengantisipasi kepunahan ayam bekisar tersebut.
“Kalau tidak dimulai dari pemerintah, siapa lagi yang mau memulai. Sangat naif jika ayam bekisar yang asli Sumenep ini justeru banyak dipelihara dan diternak di daerah lain. Padahal ayam itu awalnya hanya ada di Sumenep (Kangean),” tukasnya. [sul]

Tags: