Pakde Karwo Bantu Trenggalek Perbaiki Sarana dan Prasarana yang Rusak Akibat Banjir

Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo memberikan bantuan sebesar Rp 1.674.980.000 kepada Kabupaten Trenggalek terkait bencana banjir dan longsor yang diterima secara langsung oleh Bupati Trenggalek Emil Dardak.

Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo memberikan bantuan sebesar Rp 1.674.980.000 kepada Kabupaten Trenggalek terkait bencana banjir dan longsor yang diterima secara langsung oleh Bupati Trenggalek Emil Dardak.

Pemprov, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo mengajak semua pihak seperti pemerintah, dewan, masyarakat, tokoh masyarakat hingga tokoh agama yang ada di Trenggalek untuk bersama-sama melakukan gotong-royong mengatasi bencana alam yang terjadi.
Ajakan tersebut disampaikannya dihadapan bupati, dewan, tokoh masyarakat hingga tokoh agama Kabupaten Trenggalek, saat melakukan kunjungan kerja dan peninjauan sekaligus menyerahkan bantuan pasca bencana di Balai Desa Tawing, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Minggu (2/10).
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk saling bersama-sama dan membantu merehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana alam. Mari kita budayakan kembali gotong royong antar warga untuk merenovasi sekaligus membangun wilayah yang rusak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Soekarwo, menyerahkan bantuanĀ  senilai Rp1,674 miliar kepada Bupati Trenggalek, Emil Dardak guna merenovasi dan merehabilitasi sarana dan prasarana yang hilang dan rusak. Selain itu, Pakde Karwo juga memberikan bantuan sebanyak 10 ton beras bagi masyarakat yang terkena dampak bencana di. Tak hanya itu, secara khusus dan pribadi Pakde Karwo memberikan santunan duka cita bagi keluarga korban bencana alam senilai Rp5 juta.
Momen bertemu dengan warga tersebut juga dimanfaatkannya untuk memberikan bantuan sekitar Rp10,4 miliar yang diperuntukkan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin di empat desa. Bantuan, tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang janda yang berusia lanjut. Di Trenggalek terdapat sekitar 183 KK janda yang memiliki kriterianya kurang mampu sehingga anaknya tidak terpelihara dengan baik maupun pendidikan di sekolahnya.
Selain membantu usia lanjut, dana tersebut juga dapat diperuntukkan untuk membiayai penanggulangan kerentangan kemiskinan. Kriteria ini, diibaratkan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang digusur oleh pemerintah sehingga jatuh miskin. Di Trenggalek terdapat 173 kelompok kerentangan kemiskinan. “Bantuan yang kami berikan ini merupakan upaya Pemprov Jatim yang dikenal dengan Jalin Matra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Masyarakat),” tuturnya.
Pakde Karwo sapaan akrabnya, menilai bahwa bencana alam yang terjadi menyebabkan banyak kerusakan, baik kerusakan fisik dan non fisik. Belum lagi ditambah dengan dampak psikologis yang terjadi pada masyarakat.
Akan tetapi, Pakde Karwo meminta masyarakat Trenggalek untuk tidak mengeluh dan selelu mengucap rasa syukur atas bencana yang terjadi. Banyak hal positif yang bisa kita renungkan dan diraih, salah satunya suburnya lahan pertanian.
“Kita harus mampu mengambil sisi positif dari adanya musibah seperti ini. Kita liat di sawah-sawah humus dan pupuknya sangat luar biasa. Memberi kesuburan bagi tanah. Maka, masyarakat harus bersyukur dengan cara melakukan gotong royong bersama pak bupati beserta forkopimda di Trenggalek,” tegasnya.
Masyarakat, Trenggalek yang berada di selatan Jatim harus bergotong royong bersama pemerintah menyukseskan dan mempercepat JLS ini. Kehadiran, JLS diyakini Pakde Karwo akan meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus menambah pertumbuhan ekonomi daerah yang dilaluinya.
JLS ini akan memperlancar arus barang dan jasa. Jika JLS ini jalanya halus akan meningkatkan penjualan hasil panen. Akan tetapi, jika jalannya rusak ongkos angkut barang dan jasa tersebut dibebankan kepetani, bukan pada pembeli.
“Maka, saya meminta tolong kepada pemilik tanah yang terkena JLS agar segera melepaskannya untuk manfaat masyarakat luas. Dan jika JLS sudah terbangun, harga tanahnya akan naik. Jadi jangan tanahnya dinaikkan lalu di jual, tetapi dijual sekarang begitu JLS nya jadi, harga tanah di daerah sekitar akan ikut naik,” tegasnya.
Bupati Trenggalek Emil Dardak mengakui bahwa Trenggalek ini merupakan daerah longsor yang berada di kawasan pegunungan. Karena sebanyak 53.8 persen ketinggian wilayah ini sekitar 100-500 meter berada diatas permukaan air laut. Untuk itu, kami mengharapkan Pemprov Jatim agar hadir lebih dekat dengan menempatkan UPT Kehutanan hadir di Trenggalek.
Banjir yang paling dominan disebabkan yakni adanya air rob yang muncul dan mengganggu area persawahan. Selain banjir Rob, Trenggalek juga rawan terkena banjir yang bersumber dari kuatnya air yang muncul dari hulu ke hilir. Kondisi ini diperparah dengan dibawa matrial sungai sehingga merusak daerah sekitar alur sungai.
“Sebab utama dari terjadinya alur sungai yang berpindah karena sungai yang menghadap ke samudra hindia sangat curah dan memiliki kecepatan air yang tinggi. Maka solusi yang akan kami lakukan adalah memberikan ruang untuk sungai agar bermanuver untuk mengalir tidak pada satu muara. Ini adalah jangka menengah dan panjang yang akan kami rancang,” tegasnya. [iib]

Tags: