Panen Raya Sebabkan Harga Padi di Tuban Turun

Sejumlah petani daerah bantaran sungai bengawan solo, di Wilayah Kecamatan Plumpang yang lagi panen padi. (khoirul huda/bhirawa)

Sejumlah petani daerah bantaran sungai bengawan solo, di Wilayah Kecamatan Plumpang yang lagi panen padi. (khoirul huda/bhirawa)

Tuban,Bhirawa
Dimanapun hukum ekonomi akan berlaku, pada saat barang melimpah, harga jual pun akan beransur turun. Hal ini juga dirasakan oleh para petani padi di Bumi Wali Tuban, yang pada beberap minggu terakhir mulai menikmati puncak musim panen hasil sawah-nya.
Meski masih dibilang beruntung, akan tetepi harga jual gabah kering sawah saat ini anjlok menjadi Rp3.500/Kilogram. Padahal pada awal musim panen sekitar akhir bulan lalu, harga gabah mencapai Rp4.000-4.300/Kg
“Pada saat harga beras mahal itu, harga gabah masih bagus, malah awal musim panen harga gabah sampai Rp43.000/Kwintal-nya,” kata Ahmad Hari Warga Desa Sumurjalak, Kecamayan Plumpang Kabupaten Tuban (29/3).
Turunya harga harga gabah sudah ini mulai dirasakan sebagian petani sekitar pertengahan bulan ini. hal itu seiring dengan menurunya harga beras dipasaran dari Rp10.000/Kg menjadi Rp7.000-Rp8.000/Kg
“Pada saat itu kemungkinan stok beras dipasar kurang, makanya gabah juga bagus, terus ada panen dan operasi pasar yang dilakukan pemerintah menjadi stok jadi melimpah, akhirnya Gabah juga ikut turun,” terang Hari.
Sejumlah petani lain juga mengaku masih dapat dibilang tidak rugi, harga gabah masih cukup bagus jika dibanding dengan produktifitas padi musim panen kali ini. Sebab padi tahun ini tidak terlalu banyak hama, sehingga hasil panen cukup melimpah.
“Itunganya ya tidak rugi mas, ya cukuplah. Soalnya hasil panen tahun ini bagus, tidak ada hama, hujan juga cukup. Kalau petani mas tenaga itu tidak masuk hitugan, paling ya pupuk kalau sama tenaga tanam saja setelah itu dikerjakan sendiri,”  Mustofa kata petani lain.
Pada sisi lain, pada musim panen kali ini tidak hanya menjadi kebahagian tersendiri bagi petani, akan tetepi warga lain yang tidak memiliki sawah pun turut mendapatkan berkah.
Para pengasong limbah padi yang mayoritas ibu-ibu juga mendapat tambahan belanja. Dengan bermodalkan pisau kecil dan zak atau karung tempat gabah, ibu-ibu yang tidak memiliki sawah itu mengais dan memilah gabah dari kawol (Batang padi sisa giling/jerami) yang sudah dibuang oleh pemiliknya.
Seperti yang dilakukan Keminah (56) seorang pencari gabah warga Desa Sumberagung, kecamatan sama,  hampir  setiap hari pada musim panen padi pergi ke sawah mencari gabah sisa panen untuk tambahan belanja. “Biasanya dapat empat kilo sampai lima kilo, Lumayan bisa buat tambahan belanja,” katanya dilahan persawahan Desa Sumurjalak, Kecamatan Plumpang. (hud)

Tags: