Pantura – Raci Pasuruan Berbahaya

Kondisi jalan raya pantura Pasuruan-Surabaya, tepatnya di Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan setelah dikeruk tak kunjung diperbaiki sehingga setiap harinya ada saja pengendara roda dua yang mengalami kecelakaan, Minggu (17/4). [hilmi husain/bhirawa]

Kondisi jalan raya pantura Pasuruan-Surabaya, tepatnya di Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan setelah dikeruk tak kunjung diperbaiki sehingga setiap harinya ada saja pengendara roda dua yang mengalami kecelakaan, Minggu (17/4). [hilmi husain/bhirawa]

Pasuruan, Bhirawa
Para pengguna jalan raya pantura Pasuruan-Surabaya, tepatnya di Desa Raci, Kecamatan Bangil harus ekstra waspada pada beberapa terakhir ini. Karena, pengerukan aspal yang tak kunjung diperbaiki, membuat jalan raya setempat licin saat dilewati.
Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi pengguna jalan. Terutama roda dua yang harus ekstra hati-hati saat melintasi jalan setempat. Sebab jika tak hati-hati, pengguna jalan roda dua rentan mengalami kecelakaan.
Pantauan Bhirawa di lapangan, Minggu (17/4), kondisi jalur pantura yang bergerat setelah dikerok sekitar sepanjang 5 kilometer. Namun geratan hasil kerokan tersebut tidak tersambung total 5 kilometer, tapi terputus-putus. Parahnya lagi, setelah dikeruk, jalan tidak segera diperbaiki diratakan kembali.
Tentu saja, hal itu memicu keluhan dari warga sekitar maupun sejumlah pengguna jalan. Salah satu warga Dusun Banyupait, Desa Raci, Kecamatan Bangil, Aminudiin menyampaikan jalan tersebut sudah di keruk sekitar dua minggu yang lalu. Namun hingga kini tak tampak ada pengaspalan yang dilakukan.
“Imbasnya adalah selain debu yang berterabaran yang mengganggu kesehatan warga Dusun Banyupait, Desa Raci, juga setiap harinya ada saja beberapa pengendara yang jatuh imbas licinnya jalan ini. Terutama pengguna jalan roda dua dari luar daerah Pasuruan,” ujar Aminudiin yang rumahnya persis di depan jalan pantura yang tak kunjung diperbaiki.
Jalan raya Pasuruan-Surabaya merupakan infrastruktur vital perekonomian antar daerah. Berbagai jenis kendaraan dari yang terkecil hingga truk-truk kontainer dan bus melintasinya. Mengingat, kondisi tak sudah berlangsung lama, ia sekaligus mempertanyakan kejelasan pembenahan jalan setempat.
“Jika hujan, jalan yang bergerat jadi makin licin. Semestinya setelah dikerok sebagian, bisa langsung diaspal kembali. Dari pada dikerok beberapa kilometer, tapi tidak segera ditangani. Apa pemerintah menunggu korban yang lebih banyak lagi, akibat jalan yang dikerok ini. Harapan kami agar segera di benahi,” kata Aminudiin.
Kepala Bina Marga Kabupaten Pasuruan, Hari Apriyanto menyampaikan tak bisa memastikan kapan pembenahan dilakukan, karena jalur tersebut bukan masuk proyek Pembangunan Kabupaten Pasuruan. “Kami tak bisa berbuat apa-apa, sebab jalan itu merupakan jalan nasional,” jelas Hari Apriyanto. [hil]

Rate this article!
Tags: