Parkir Liar yang Merepotkan

Oleh :
Mohammad JafarLoilatu
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UMM, Aktifis Pecinta Riset dan Menulis-UMM

Jika menyebut nama Ibu Kota semua pasti akan terbayang dengan kemacetan, banjir, kemiskinan, penganguran. Semua kesenjangan sosial mungkin berpenghuni di Ibu Kota. Tapi kini muncul masalah baru yang menimpa Ibu Kota Jakarta.  Parkir liar masalah inilah yang sekarang melanda ibu kota. Tak tanggung-tanggung jakarta menjadi pusat segalanya. Parkir liar kini menjadi budaya masyarakat Jakarta.
Berbagai tempat di Ibu Kota Jakarta  menjadi pelabuhan kendaraan mereka, meskipun sudah ada larangan parkir tapi semuanya sia-sia saja. Jika hanya larangan berupa tulisan maka bagi mereka itu hanyalah hiasan jalan. Akibatnya jalan semakin macet, meskipun menyadari hal itu tapi parkir liarpun semakin terjadi dan sudah menjadi budaya mereka.
Pemerintah telah melarang parkir liar ini, tapi jika hanya ocehan dari mulut bagi mereka itu hanyalah hal yang biasa. Tak tanggung-tanggung berbagai tempat menjadi tempat singahan mereka, dan kini jalan raya menjadi tempat baru mereka. Meskipun mereka telah mengetahui bahwa hal ini menganggu aktifitas warga, tapi tak menghalangi niat mereka, akibatnya proses transportasi semakin terkendala. Larangan berupa tulisan dan ocehan ini tidaklah cukup memberi dampak apapun hingga pemerintah mulai melakukan berbagai macam cara.
Aksi cabut pentil misalnya adalah salah satunya, cara ini di lakukan untuk mengurangi dampak parkir liar. Meskipun sudah di berlakukan, dan enam puluh ribu lebih pentil telah di sita polisi, tapi masyarakat tidak pernah jerah, bahkan para penjaga parkir semakin mempersulit dengan menyiapkan pentil cadangan, hal ini menyebabkan parkir liar tidak pernah usai dari masalah Ibu Kota.
Masalah yang tak pernah usai membuat pemerintah semakin geram, mereka pun mencoba menyelesaikanya dengan cara cabut plat, hal ini meneyebabkan parkir liar tak kunjung usai dari masalh ibu kota. Dengan melakukan cabut plat ini memberi dampak yang cukup baik. Tapi cabut plat ini hanya berjalan  beberapa hari hingga masyrakat kembali melakukan aksi meraka.
Fauzi Bowo ke Jokowi
Masalah parkir liar ini di sebabkan oleh keganjalan yang di lakukan pemerintahan sebelum jokowi. Masa jabatan Faujibowo selama satu periode telah berakhir sudah dari kursi DKI Jakarta. Namun masih ada masalah yaitu program-program yang belum semuanya terselesaikan, hal ini menambah beban bagi Jokowi pada saat ini. Karana selain menyelesaiakan programnya sendiri iya juga harus menyelesaikan masalah sebelumnya, inilah hambatan-hambatan yang di hadapi Jokowi saat ini, dan harus menyelesaikan program utamanya sendiri. Salah satunya iyalah pembanggunan monorel, program yang dapat membantu kemacetan yang melanda Jakarta, namun proyek ini masaih dalam proses penyelesaian dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk di selesaikan.
Transportasi Pribadi
Selain penduduk yang padat dan kemacetan yang selalu ada yang tak pernah hentih, penduduk jakarta  juaga menambah kemacetan dengan kendaraan pribadi mereka. Meskipun kendaraan umum ynag melimpah, tapi masayrakat lebih memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum hal ini menyebabkan jalanan umum menjadi singgahan mereka untuk menepi. Populasi ini setiap tahun semakin bertambah dan penguna kendaraan pribadi juga semakin bertambah. Selain penguna kendaraan pribadi yang banyak, masyrakat tidak hanya memiliki satu kendaraan saja, dalam arti mereka memiliki kendaraan lebih dari satu bahkan bisa mencapi tiga. Hal ini bisa kita lihat pada pejabat-pejabat tingi negri yang kendaraanya lebih dari dua. Ini adalah pemicu terbesar, pemerintah bukanya turut membantu untuk menyelesaikan masalah ini malah semakin mempersulitr semuanya.
Jika melarang masyrakat untuk tidak parkir di sembarang tempat maka mereka tidak akan peduli dengan larangan itu, karana mereka menggap bahwa pembuat peraturan juga  ikut melangar, masalah ini menyebabkan masyrakat untuk meniru apa yang di lakukan oleh pemimpinya, Keadaan ini bisa saja terlihat di berbagai tempat. Mereka berfikir aturan ini di lakukan oleh orang yang berada di atasnya, tapi mengapa yang melangar adalah mereka sendiri.
Aturan di buat untuk di taati bukan untuk di langgar, itulah kata semua penegak hukum. Hal ini sebaliknya aturan di buat untuk di langgar bukan untuk di taati. Faktor pemimpinya yang mempengaruhi segalanya karana dia adalah  kemudinya, Masyrakat tidak memiliki teladan yang baik hal ini lah yang membuat masyarakat cenderung meniru sesuatu yang buruk. Krisis teladan yang baik, hal yang saat ini di butuhkan, karna diantara seribu pemimpin hanya segelintir orang yang dapat di contoh dan dapat di teladani.
jika Riau kebakaran hutan, maka Jakarta kebakaran bus. Itulah yang terjadi pada bus trans Jakarta, bukan hadir sebagai pemecah masalah malah semakin menambah masalah. Bus yang harganya tiga miliar hangus begitu saja tampa terpakai, bahkan banyak masalah yang terjadi ketika Bus trans Jakarta didatangkan, seperti mesin yang tidak layak untuk Bus baru, terdapat banyak bagian yang sudah berkarat, dan mudah mogok. Bus yang didatangkan dari Cina ini menuai banyak tanda Tanya, karan tidak mudah dapat difahami jika puluhan bus mengalami banyak kendala. Berbeda dengan Metro mini yang hadir sebelum Trans Jakarta, mungkin dapat dikatakan dapat membantu menguranggi penguna alat transportasi, serta mengurangi kemacetan meskipun angkanya lebih sedikit. Apabila seperti ini maka Jakarta mengantongi semua masalah yang tak pernah terjawab, dan mungkin bukan hal mudah untuk menyelesaikanya.
Penegakan Hukum
Hal ini terlihat pada berbagai macam cara yang telah di lakukan oleh pemerintah, dapat di katakana semuanya tidak efektif dan selalu menuai  respon negative dari masayrkat. Mulai dari  cabut pentil, cabut palat, bahkan  hinga sampai memasang kamera pengawas. Ini lah  faktor utama karana hukum  adalah pengadil yang sah bagi semua Negara maka bagi setiap Negara hukum itu sanagatlah berati. Berbeda dengan Indonesia hukum itu hanyalah sebuah larangan dan tidak berarti denag sebuah hukuman karna hukum itu bisa di nilai dengan apapun, itulah histors hukum indonesia yang selalu lemah, dikatakan lemah karna hukum indodnesia selalu berpihak pada jabtan dan materi. Semua yang di lakukan oleh Pemimpin Bangasa ini akan selalu berpengaruh kepada rakyatnya, jika seorang pemimpin memberi sebuah teladan yang baik maka itu akan berpengaruh pada generasi yang akan datang, dan jika sebaliknya memberi contoh yang buruk maka itu pun akan berpengaruh bagi generasi yanga akan datang pula.
Sekecil apa aturan itu, apabila penegaknya adalah orang yang selalu amanah, dan tegasa maka Indonesia yang kita harapkan akan tercapai, dengan adanya mereka yang selalu berpedoman pada amanah mereka, dan harapan masyrakat yang haus akan keadilan, dan juga masyarakat yang selalu patu akan aturan yang ada, bukan hanya hadir untuk mengeluh dengan apa yang diangapnya buruk. Jika penegak hukum dan masyarakat yang selalu searah maka tidak ada ketimpangan hukum yang berpihak pada jabatan dan materi.

Rate this article!
Tags: