Pasar Bunga Kayoon Bergaya Java Kolonial

asar-bunga-kayoon-bergaya-java-kolonial. [geh/bhirawa].

asar-bunga-kayoon-bergaya-java-kolonial. [geh/bhirawa].

Surabaya, Bhirawa
Proyek revitalisasi Pasar Bunga Kayoon bernuansa bangunan Java Kolonial terbilang tuntas. Namun, Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) masih belum puas lantaran belum adanya lampu tempel yang ada disetiap bangunan tersebut.
Hal ini diutarakan Direktur Teknik dan Usaha PD Pasar Surya, Zandi Ferryansa ketika ditemui Bhirawa, Kamis (23/4) diruang kerjanya. Dirinya mengatakan, masih belum puasnya terhadap bangunan yang ada di pusat jualan bunga tersebut.
” Saya pingin pasar bunga Kayoon dikasih lampu-lampu ornament zaman kuno yang menempel disetiap dinding tembok. Sekaligus diatas bangunan nanti dikasih nama pasar bunga Kayoon untuk identitasnya,” kata Zandi.
Pasar bunga Kayoon yang bergaya zaman Belanda tersebut, tambah Zandi, ini guna untuk wisatawan yang datang lebih nyaman. Selain itu, pasar bunga ini jadi jujugan bukan hanya untuk membeli bunga melainkan jadi tempat favorit bagi warga Kota Surabaya.
” Kami berencana melaunching pasar bunga Kayoon pada HUT Kota Surabaya nanti, dan mudah-mudahan terlaksana,” tambahnya.
Dari pengamatan Bhirawa, kondisi tersebut sangat berbeda saat sebelum dibangun yang terlihat belum tertata rapi. Bangunan-bangunan memiliki tinggi yang tidak sama sehingga terkesan semrawut. Namun, setelah direvitalisasi terlihat rapi dan rata serta bergaya bangunan Belanda. Ditambah lagi, ada kanopi yang menjadi atap melingkar sehingga khas bangunan terlihat mewah.
” Ada sekitar 23 stan yang menempati bangunan barunya bergaya java colonial dari 150an pedagang. Kami juga akan menambah toilet portable nantinya,” harapnya.
Pasar bunga Kayoon tersebut menghabiskan sekitar Rp 600 juta. Namun, sayangnya tidak semua di sepanjang jalan Kayoon dibuat pedagang bunga. Di jalan tersebut juga ada café-café yang berjajar dan bukan kewenangan PD Pasar Surya. (geh)

Tags: