Pejabat Pemprov Galang Dana untuk Aceh

Foto Ilustrasi

Foto Ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Bencana gempa bumi dengan kekuatan 6,5 Skala Richter (SR) di Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu 7 Desember lalu mengundang banyak keprihatinan. Diantaranya para pejebat eselon II di lingkungan Pemprov Jatim. Mereka tergerak hatinya untuk menyisihkan sebagian rezekinya membantu saudaranya di Aceh yang sedang dilanda musibah untuk kembali bangkit menapaki hidup pascabencana.
“Tuhan memberi kita ruang solidaritas dan peduli kemanusiaan untuk menunjukkan persatuan dan kesatuan rasa berkebangsaan melalui bantuan yang sifatnya pribadi. Kami ikut prihatin dan empati merasakan derita yang dialami saudara-saudara yang jauh di Aceh. Sekali lagi ini sumbangan personal dan sifatnya pribadi,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim, Dr Ir I Made Sukartha CES, dikonfirmasi, Senin (12/12).
Menurutnya, inisiatif untuk menggalang dana ini berasal dari dirinya dan dikomunikasikan dengan kawan-kawan pejabat eselon II. Ternyata sebagian pejabat eselon II merespon dengan baik dan ikut merogoh sakunya untuk ikut menyumbang sebagai wujud kepedulian itu.
“Meskipun tidak semua, tapi ini salah satu bentuk dan wujud rasa kemanusiaan dari kita sesama anak bangsa. Ide ini muncul karena kepedulian para punggawa Jatim yang tergabung dalam group WA (WhatsApp) Pahlawan 110, terhadap saudara sebangsa yang kena musibah bencana alam gempa di Aceh,” tuturnya.
Dia juga menjelaskan, ini juga sebagai bukti kepemimpinan Pakde Karwo dan Gus Ipul di Jatim yang berhasil meng-create pejabatnya yang tidak saja hanya hebat bekerja mengawal pembangunan Jatim menuju masyarakat sejahtera, tapi juga mampu menghasilkan manusia yang peduli derita sesama.
Hingga Senin (12/126) kemarin, telah terkumpul sumbangan sementara untuk korban gempa di Aceh sebesar Rp 20 juta. Tidak menutup kemungkinan sumbangan ini akan bertambah terus, sebab masih ada beberapa pejabat eselon II yang belum ikut bergabung menyisihkan sedikit hartanya untuk korban gempa bumi Aceh.
Penyumbang sementara adalah Staf Ahli Bidang Ekonomi Gubernur Jatim Abdul Hamid Rp10 juta, Kadis Koperasi dan UMKM Jatim I Made Sukartha Rp5 juta, Sekretaris Korpri Jatim Boedi Prijo Suprajitno Rp2 juta, Kepala Biro Administrasi Kerjasama Setdaprov Jatim Beni Sampirwanto Rp2 juta dan Kasatpol PP Provinsi Jatim Sutartib Rp1 juta.
“Dalam aksi solidaritas peduli bencana ini, beberapa kawan meminta saya untuk mengkoordinir sumbangan pribadi dari para punggawa Jatim ini. Hal ini menunjukkan betapa harmonis hubungan kekerabatan dan persaudaraan yg terbangun di bumi Jatim yang langsung melakukan aksi. Ini karena kami merasa sebagai bagian dari rakyat dalam naungan NKRI,” pungkasnya.
Sementara itu, terkait adanya gempa bumi di Aceh ini, Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menyarankan untuk tidak menggalang dana di jalan-jalan. Turun ke lampu merah dengan memasang foto korban bencana sangat tidak disarankan. “Ya kami larang meminta-minta sumbangan dana bencana di jalan-jalan. Jangan ada penggalangan dana bencana Aceh di jalanan,” katanya.
Ada fenomena yang biasa muncul saat ada musibah bencana. Sekelompok orang atau biasa yang mengatasnamakan komunitas tertentu turun ke jalan. Bermodalkan kardus dan spanduk yang dibentangkan di jalan, mereka meminta-minta. Kadang ada pula yang berorasi. Namun cara itu dianggap kurang elok.
Cara-cara demikian bukan cara yang tepat untuk menggalang bantuan kepada korban bencana. “Banyak cara yang lebih beradab dari pada menggalang dana di jalanan. Mengganggu pengguna jalan. Bikin orang lain tak nyaman,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Belum lagi, penggalangan dana di lampu-lampu merah dan jalanan tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan. Ada potensi hanya akan disalahgunakan. “Sebaiknya menghentikan penggalangan dana di jalanan. Rentan disalahgunakan. Sebaiknya membantu di lembaga yang tepercaya,” tandasnya. [iib]

Tags: