Pembangunan AMN Ditanggung APBN

Bakal Dilengkapi Pembinaan Nilai Kebangsaan
Pemprov Jatim Bhirawa
Rencana Gubernur Jatim Khfifah Indar Parawansa mendirikan Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) mendapat dukungan dari pemerintah pusat. Salah satunya dalam bentuk anggaran yang disiapkan untuk kebutuhan pembangunan asrama.
Hal ini diungkapkan Gubernur Khofifah usai bertemu dengan Tim Konsultan Perencanaan AMN di Gedung Negara Grahadi, Senin (5/11) malam. Khofifah menuturkan, Pemprov telah menyiapkan lahan seluas 1,5 hektar di daerah Siwalankerto, Surabaya untuk dibangun AMN.
“Kebetulan beliau (tim konsultan) sudah berkenan melihat rencana lahan yang disiapkan Pemprov. Dalam rencana pengembangan enam AMN itu, Jatim mendapat kesempatan untuk dua AMN,” tutur Khofifah.
Satu asrama yang lahannya disiapkan Pemprov Jatim, satu lagi lahan disiapkan Pemkot Malang. Masing – masing lahan yang disiapkan seluas 1,5 hektar, dengan kapasistas tampung antara 250 sampai 700 mahasiswa.
Salah satu konsultan dari Universitas Indonesia, Prof Gumilar mengatakan, Asrama Nusantara itu dibangun khusus menjadi asrama mahasiswa terintegrasi. Di dalamnya, tidak hanya kamar – kamar yang saling terhubung. Tetapi di situ juga ada perpustakaan, ruang pembinaan entrepreneurship serta pembinaan kebangsaan. ”Di Asrama Nusantara itu juga akan tersedia berbagai fasilitas lainnya. Seperti ruang makan, fasilitas olahraga, juga fasilitas – fasilitas pendukung lainnya,” ungkap.
Selain fasilitas untuk mendukung kebutuhan mahasiswa, AMN juga disiapkan dengan pembinaan nilai-nilai kebangsaan dan nilai multicultural. Karena itu, mahasiswa yang akan tinggal adalah mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang dipilih secara selektif. Mereka akan berinteraksi satu dengan lain dan diharapkan mampu membangun tradisi multikultur. ”Sehingga akan tumbuh dalam diri mereka juga komitmen kepada NKRI,” ujar Gumilar.
Untuk merealisasikan konsep itu, maka dibutuhkan kurikulum khusus yang harus dibicarakan dengan perguruan tinggi. Sehingga, beberapa kegiatan di asrama nanti juga diharapkan bisa masuk dalam nilai kredit SKS (Satuan Kredit Semester). ”Kami terutama akan merekrut mahasiswa baru secara selektif yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Termasuk Papua, Aceh, Kalimantan, Maluku Utara, NTT, semua,” ujarnya.
Berapa lama mahasiswa mendapat kesempatan tinggal di asrama? Gumilar mengaku ada pertimbangan tertentu. Karena, jika menghuni selama empat tahun akan dirasa terlalu lama. ”Kalau sampai selesai kuliah itu kan lama. Ada pendapat, mungkin hanya dua tahun. Sehingga pada tahun ketiga mereka bisa bersosialisasi secara lebih luas,” ujarnya.
Rencananya, peletakan batu pertama pembangunan AMN di Jatim itu akan dilakukan pada semester kedua tahun anggaran 2020. Hal itu karena harus menyesuaikan dengan jadwal turunnya APBN. ”Kami harapkan, ini sudah masuk di anggaran tahun depan. Saya kira di semester dua, karena harus menunggu proses dan pematangan desain,” ujarnya.
Selama proses pembangunan itu, tim konsultan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, khususnya Gubernur Jatim dan timnya. ”Karena nanti yang di Jawa Timur ini akan dijadikan semacam model,” katanya.
Soal pengelolaan Asrama Nusantara ini, Gumilar mengatakan, Tim Konsultan mengusulkan pembangunannya dipayungi Instruksi Presiden. Ada beberapa kementerian yang terlibat. ”Penganggarannya diatur Bappenas nanti berkoordinasi dengan Kemenkeu, pembangunannya oleh Kementerian PUPR, lalu pembinaan konten kebangsaan dan sebagainya dari Ristek Dikti,” ujarnya.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pembangunan Asrama Nusantara ini akan diturunkan ke Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. ”Di situ nanti ada pengelola professional semacam Bapak Asrama. Tentunya nanti akan diaudit, dan di situ juga ada para pembina yang membimbing mahasiswa dan melihat perkembangan akademik dan non akademik, juga dalam hal sosialisasi mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Jumadi Jatim menambahkan, persiapan yang akan dilakukan Pemprov adalah pematangan lahan dan pagar serta drainase. Sebelumnya, Dinas PU Cipta Karya telah menghitung perkiraan anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp8 miliar. ”Di sela penyusunan DED (Detail Engineering Design) nanti perhitungannya akan muncul. Kebutuhann anggarannya akan dialokasikan lewat APBN,” pungkas Jumadi. [tam]

Rate this article!
Tags: