Pemicu Keretakan Rumah Tangga

Dosa dosa dalam PernikahanJudul Buku  : Dosa-Dosa Dalam Pernikahan
Penulis    : Irhayati Harun
Cetakan  : I, Februari 2016
Penerbit  : Gramedia Pustaka Utama
Tebal    : xi+143 halaman
ISBN    : 978-602-03-2496-8
Peresensi  : Fakhruddin Aziz
Alumnus UIN Yogyakarta

Setiap suami isteri tentu mendambakan keluarga yang bahagia dan kekal. Namun sebagai manusia tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, termasuk dalam mengarungi pernikahan. Hal itu jika tidak segera diperbaiki justru berpotensi merusak keharmonisan rumah tangga. Ragam kesalahan tersebut dikuak oleh Irhayati Harun dalam buku ini. Penulis mengombinasikan pengalaman pernikahannya dengan penelusuran literatur, fenomena maraknya perceraian, dan curhat teman.
Diantara kesalahan itu, seseorang yang telah menikah adakalanya masih bermental kid- parent atau kidult (kid-adult), yaitu fenomena seseorang yang dari segi usia sudah dewasa dan sudah menikah, tapi masih bertingkah laku atau menikmati kehidupan dan kebiasaan anak-anak atau remaja belasan. Pasangan yang bermental kidult takut keluar dari zona nyaman masa kanak-kanak yang tidak menuntut tanggung jawab. Sebenarnya banyak kerugian dari mental seperti ini bagi kehidupan rumah tangga, diantaranya: tidak merasakan indahnya mengatur rumah tangga sendiri, mematikan kreatifitas dalam menjalankan rumah tangga, tidak merasakan suka duka dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, dan menjadi kurang percaya diri dalam mengambil keputusan.
Kemudian kesalahan yang bisa memicu riak dalam rumah tangga adalah tidak merencanakan keuangan bersama pasangan. Dengan menikah berarti kita tak lagi hidup sendiri. Karena itu, kompromikanlah dengan pasangan menyangkut pengeluaran setiap bulan. Tak dimungkiri, urusan finansial merupakan hal yang sensitif dalam pernikahan. Diperlukan kerja sama dalam mengatur masalah keungan (hal 15-16).
Dalam berumah tangga, timbul masalah merupakan hal biasa. Namun adakalanya ketika ditimpa masalah, seseorang justru curhat kepada orang yang salah, misalnya pada teman yang tidak bisa menyimpan rahasia. Jika terpaksa curhat kepada orang lain, pastikan orang tersebut bisa dipercaya dan punya ilmu yang dapat memberikan solusi. Begitu pula bila curhat pada lawan jenis, alih-alih ingin mendapatkan pemecahan masalah malah bisa tergelincir ke perselingkuhan meskipun awalnya tidak ada niat ingin berselingkuh. Sebenarnya tempat curhat paling tepat adalah kepada Sang Pencipta. Tuhan akan membimbing kita menemukan jalan terbaik sesuai dengan kebutuhan kita (hal 22).
Kesalahan lain yang kerap terjadi adalah kesalahpahaman dalam menjalani peran. Banyak para isteri mengeluh karena para suami, sedikitpun tidak mau membantu saat isteri repot dengan pekerjaan rumah tangga. Misalnya mengasuh anak, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah. Padahal sikap saling membantu dalam keluarga sangat bermanfaat dalam menumbuhkan keharmonisan dan kebahagiaan keluarga.
Pernikahan adalah penyatuan dua individu yang berbeda karakter. Karena itu, adakalanya masing-masing punya kekurangan atau kesalahan sehingga di sinilah pentingnya  kritik. Kritik memang kurang enak didengar, makanya ada orang yang enggan dikritik. Padahal tidak semuanya kritik itu buruk, asal kritik tersebut dilakukan dengan cara dan waktu yang tepat serta bersifat membangun, bukan yang menjatuhkan dan merendahkan. Kritik positif terhadap pasangan akan membawa hubungan pernikahan ke arah lebih baik, dengan catatan disertai perubahan setelah mendapatkan kritik.
Membina rumah tangga adakalanya muncul kejenuhan yang bisa menyebabkan ketidakharmonisan. Karena itu, suami isteri perlu melakukan bulan madu kedua, ketiga, dan seterusnya untuk menyegarkan hubungan. Siapkan waktu dan dana agar bisa berbulan madu kembali bersama pasangan. Dalam berbulan madu, pasangan juga bisa membangun kembali keromantisan demi menyegarkan hubungan cinta yang mulai layu. Pandangan bahwa bulan madu dan bersikap romantis hanya di awal pernikahan adalah kesalahan yang perlu diubah.
Untuk melanggengkan hubungan, jangan tunggu cinta layu baru berusaha menyirami dan merawatnya. Cinta menjadi sumber kekuatan bagi pemiliknya. Untuk menyuburkannya kembali tentu lebih sulit dan butuh usaha lebih keras. Berusahalah merawat cinta selagi mekar, siramilah dengan kasih sayang secara terus menerus dan berikan pupuk pengertian di dalamnya. Jadi, sebuah pandangan yang keliru jika menganggap bahwa cinta akan terus ada dan tumbuh tanpa perlu dirawat. Karena sesungguhnya cinta merupakan sesuatu yang hidup dalam hati kita, bukan benda mati yang tak bisa berubah (hal 123).
Temukan ragam kesalahan lain yang tersaji di 11 bab dalam buku ini. Setiap bab menguak banyak kesalahan yang bisa jadi tanpa kita sadari sering kita lakukan. Demi keharmonisan rumah tangga, buku ini layak untuk dijadikan pegangan bagi pasangan suami isteri maupun pasangan yang bersiap melaju ke jenjang pernikahan.

                                                                                                ——————- *** ——————-

Rate this article!
Tags: