Peminat Meningkat, Double Track Dorong Satu Sekolah Satu Produk

Foto: ilustrasi

Diikuti 14 Ribu Siswa dari 157 Lembaga SMA
Dindik Jatim, Bhirawa
Menjadi salah satu program unggulan di Jawa Timur, SMA Double Track menuai peminat yang cukup tinggi. Bahkan di tahun kedua pelaksanaanya, total 14 ribu siswa dari 157 lembaga SMA negeri di Jawa Timur yang tergabung dalam program ini.
Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang hanya diikuti 9.009 siswa dari 86 lembaga. Sasarannya, 60% lebih siswa tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan termasuk dalam sekolah pinggiran. Berbeda dari tahun lalu yang fokus di daerah Trenggalek, Bojonegoro, Madura dan Situbondo, tahun kedua ini pelaksanaan hampir diikuti merata oleh lembaga sekolah di Jawa Timur.
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dindik Jatim, Ety Prawesti menuturkan, kini proses pelaksanaan Double Track di tahun kedua masih bersifat ToT (Trainer if Trainer). Berbeda dengan tahun lalu, untuk pelaksanaan di tahun ke dua ini pihaknya mewajibkan satu sekolah satu produk. Khususnya di bidang multimedia.
“Kami terus mendorong agar para siswa bisa menghasilkan produk produk bernilai jual tinggi. makanya itu, kami lakukan evaluasi kemarin di tahun pertama pelaksanaan,” ujar dia, Minggu (17/11) kemarin.
Misalnya saja, lanjut dia, evaluasi di bidang peminatan tata boga yang terkait dengan kreatifitas instruktur yang kurang mengarah pada inovasi dan kreasi dalam mengolah makanan. Di mana siswa diajarkan membuat kue dengan bentuk dan varian yang sama. ”Padahal kreasi makanan ini kan harus diasah. Sebab yang diajari siswa SMA. Dan makanan harus terus ada kreasi dan inovasinya. Jadi memang instruktur ini kurang variatif dan pengembangan ilmu memasak nya juga kurang,” ungkap dia.
Lebih lanjut, untuk bidang peminatan tata rias sudah cukup bagus. Sedangkan bidang peminatan multimedia masih ada proses pemantapan keahlian. Pasalnya, berbagai produk atau karya inovasi masih menakar peluang dan tren pasar. Di lain sisi, Ety juga berupaya untuk mendongkrak jumlah peminat di jurusan teknik listrik. Pasalnya, di tahun kemarin jumlah peminat ini masih tergolong sedikit.
Sedangkan di jurusan otomotif, kini Pemprov bersama instruktur tengah fokus dan pengembangan sepeda listrik. Dan telah berkomunikasi dengan Tianjin untuk pembekalan itu di tahun 2020.
“Kami memang ada beberapa catatan. Tapi satu tahun penyelenggaraannya produknya sudah bagus. Dan sudah ada wadah untuk menjual barang barang mereka secara online melalui ruangdagang.net,” jabarnya.
Ety menekankan, untuk pengembangan produk inovasi sendiri, dan masih mengarahkan untuk mengusung kearifan lokal daerah. Hal itu dilakukan, agar mereka juga mampu mengangkat potensi daerah untuk menarik masyarakat luas.
“Kami berharap program ini bisa mengurangi pengangguran ketika lulus. Mereka juga bisa mandiri dan berwirausaha. Karena kalau tidak punya keterampilan kebanyakan bekerja sebagai OB, penjaga toko dan TKW. Jadi dengan ini mereka sudah punya gambaran dan bekal untuk berwirausaha,” pungkasnya. [ina]

Tags: