Pemkab Bondowoso Berupaya Tingkatkan PAD Melalui E-Retribusi

Wakil Bupati Bondowoso, H Irwan Bachtiar Rahmat, S.E, M.Si saat memberikan sambutan di acara acara Proyek Percontohan Penerapan QRIS (Quick Response Indonesia Standart) untuk E-Retribusi Pasar di Kabupaten Bondowoso di Pendopo Bupati, Kamis (13/2) pagi. [Ihsan Kholil/Bhirawa]

Bondowoso, Bhirawa
Di era elektronik industri 4.0 perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat telah dimungkinkan proses pembayaran secara digital. Sehingga Pemkab Bondowoso akan mengoptimalkan teknologi digital untuk pembayaran retribusi pasar dengan E-Retribusi yang akan bekerja sama dengan pihak perbankan.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag), Sigit Purnomo, M.M mengatakan bahwa di Kabupaten Bondowoso ada 16 pasar dengan jumlah pedangan sebanyak 5.147 orang.
Adapun target penerimaan retribusi pasar pada tahun 2019 sebesar Rp. 1,1 miliar lebih. Dan terrealisasi sebesar Rp. 1,3 milliar sekian. “Tingkat penerimaan retribusi tersebut, sebesar 17% atau melampaui target sebesar Rp. 200 juta,” kata Sigit dalam acara Proyek Percontohan Penerapan QRIS (Quick Response Indonesia Standart) untuk E-Retribusi Pasar di Kabupaten Bondowoso di Pendopo Bupati, Kamis (13/2).
Meskipun target telah terlampaui kata dia, namun pihaknya tetap melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan penerimaan PAD dari retribusi pasar.
“Karena masih banyak potensi sumber daya pendapatan pasar di daerah yang belum bisa kita lalui,” katanya. Untuk itu, kata dia, di era industri poin giro, dengan teknologi yang berkembang pesat telah memungkinkan proses pembayaran dilakukan secara digital.
“Untuk itu pemerintahan kabupaten Bondowoso akan lebih mengoptimalkan penggunaan teknologi digital untuk pembayaran retribusi pasar dengan bekerja sama dengan Bank Jatim Cabang Bondowoso,” akunya.
Menurutnya, hal tersebut akan memudahkan para pedagang pasar dalam melakukan pembayaran sekaligus meningkatkan efisiensi dalam kegiatan penarikan retribusi pasar.
“Dalam penerapan secara digital program ini, dapat meningkatkan pendapatan asli daerah yang akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan di Bondowoso,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Bondowoso Drs KH Salwa Arifin melalui Wakil Bupati Irwan Bachtiar Rahmat mengatakan, bahwa salah satu penerima dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pada tiap tahun, telah tersusun, disamping dana dari pusat juga bersumber dari penerimaan retribusi pasar.
Karena itu, langkah yang dilakukan Diskoperindag Bondowoso untuk bersinergi bersama Bank Jatim dalam membangun kerja sama pembayaran retribusi secara elektronik sudah tepat.
“Ini merupakan pilihan cerdas dari Bank Jatim, dan itu bisa di ikuti oleh perbankan yang ada di Bondowoso. Kerana selama ini yang saya lihat banyak perbankan di Bondowoso yang di lirik hanya pengusaha besar, pengusaha berdasi dan sebagainya,” paparnya.
Menurutnya, justru potensi yang besar, beredarnya uang itu ada di pasar. Apalagi saat ini banyak pengumpulan koin, uang koin dan sebagainya.
“Meskipun di pasar ini, uang lusuh tapi tetap berharga. Ada petugas BI yang akan mengganti, dan ini pilihan cerdas dari Bank Jatim, pilihan cerdas,”terangnya.
Dan ini kata Wabup, bisa di ikuti oleh perbankan yang lain. Karena hal ini bisa mengurangi simtem Ijon, sistem bank titil dan sebagainya. “Harapan saya bank Jatim bukan hanya nanti bekerja sama dalam E-Retribusi tapi nanti juga bekerja sama dengan Diskoperindag, membuka kantor kas atau apapun namanya memang menangani orang-orang di pasar,” harapnya.
Tak hanya itu kata dia, selama ini banyak sistem Ijon, sistem bank pitil itu sebetulnya omsetnya luar biasa. “Dan kami sudah sampaikan ke Ibu Fitri (Pimpinan Bank Jatim Cabang Bondowoso-Red), jadi untuk orang-orang di pasar yang gak punya kios, ini sistem berkelompok, siapa penanggungjawabnya, model gremanbank yang dilakukan oleh M. Yusuf di Bangladesh,” jelasnya.
Dijelaskannya, model semacam itu yang harus dilakukan, untuk mengangkat ekonomi rakyat. Kata dia, pihaknya harus juga hadir di ekonomi mikro.
“Pasar ini sangat potensi, dan ini pilihan cerdas Bank Jatim dan ini baru pertama kali ya. Supaya di ikuti Kabupaten-Kabupaten yang lain. Ada istilah, pajak mantap, negara maju. Salah satunya retribusi ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, dia pun mengajak kepada semua instansi, khusus kepada Diskoperindag Bondowoso untuk melakukan beberapa langkah-langkah yakni diantaranya.
“Tingkatkan terus intensifiksi dan ekstensifikasi retribusi, namun perhitugkan betul besaran retribusi dimaksud agar masyarakat tidak terbebani,” katanya.
Lebih lanjut, kata Irwan, buat sistem pengendalian dan pengawasan yang sederhana. Namun sistematis mudah mengontrol kinerja ASN yang bertugas dibagian retribusi.
“Dan perlu saya ingatkan, dalam menarik dan sebagainya, kalau sudah melakukan E-Retribusi apapun. Mau dengan sistem elektronik dan sebagainya tergantung kita. Kalau kita masih nakalan, yo pasti kebocoran pasti akan terjadi. Tapi minimal ini akan mengurangi,” urai politisi PDIP itu.
Yang terpenting nanti, apapun namanya ataupun bentuknya, insentif ataupun honor. Dia meminta, harus dipertimbangkan dan dilihat aturan dan regulasi yang ada.
“Jangan sampai kita bermaksud baik, akhirnya terkena gratifikasi dan sebagainya. Jangan sampai, insentif atau honor tambahan dari petugas di pasar. Honornya gak seberapa, karena kita ASN ada satu aturan masuk ranah gratifikasi. Tolong semua lebih baik masuk di PAD, nanti kita keluarkan melalui kebijakan fiskal kita APBD, untuk menambah honor petugas-petugas yang ada di lapangan, itu lebih aman,” tegasnya.
Informasi, ada enam pasar yang sudah menjadi terget untuk dilakukannya menggunakan E-Retribusi Pasar yakni Pasar Induk Bondowoso, Prajekan, Wonosari, Maesan dan Pasar Tamanan. [san]

Tags: