Pemkab Bondowoso Nyatakan KLB DBD

MF3-A005Bondowoso, Bhirawa
Meningkatnya penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga 185,7 persen atau dua kali lipat dari tahun sebelumnya membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso menyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini disampaikan Dr Muhammad Imron Kepala Dinas Kesehatan saat ditemui Bhirawa, Jum’at Pekan lalu.
Menurutnya, Data jumlah penderita DBD berdasarkan laporan yang diterimanya pada seluruh pelayanan kesehatan di Kabupaten Bondowoso mencapai 382 penderita dengan dua penderita meninggal dunia. Jumlah tersbesar penderita terjadi pada Puskesmas Grujugan dengan 29 penderita disusul Curahdami 28 penderita dan Wringin menempati peringkat ketiga dengan 22 penderita. “Kita sudah melaporkan hal ini kepada Bapak Bupati, bahwa dengan meningkatnya penderita DBD di Bondowoso dengan sangat drastis maka dinyatakan KLB,” kata Dokter Imron yang saat itu didampingi Dr Sudibyo Arif.
Sesuai dengan definisi KLB DBD menurut Depkes RI 2007 manurut Dokter Imron, adanya peningkatan jumlah penderita DBD disuatu wilayah dua kali lipat atau lebih dalam kurun waktu satu minggu/bulan dibandingkan dengan minggu/bulan sebelumnya atau bulan yang sama tahun lalu. “KLB yang kita nyatakan yaitu pada 9 Kecamatan, jumlahnya cukup signifikan sehingga kita segera bertindak cepat melakukan pencegahan”, ungkap Imron kemarin.
Berbagai upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan menurut Kepala Dinas yang dikenal dekat dengan kalangan wartawan tersebut diantaranya, mengutamakan pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan gerakan 3 M Plus.
Selain itu menurutnya, juga melaksanakan Pemeriksaan jentik Berkala (PJB) oleh Petugas Puskesmas, penyuluhan dan pendekatan komunikasi perubahan perilaku masyarakat dengan kunjungan rumah PSN DBD. “Tentu selain langkah antisipatif tersebuit kita juga melakukan fogging sebagai upaya pemberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.
Meningkatnya status Bondowoso menjadi KLB DBD ini membuat prihatin komisi IV DPRD Bondowoso yang merupakan mitra Dinas Kesehatan. Hal ini sebagaimana disampaikan H Zaki Imron Humaidi, SHI saat dihubungi Bhirawa melalui sambungan telepon, Minggu (15/2) kemarin.
Menurut Zaki, panggilan akrabnya, Dinas kesehatan seharusnya bekerja keras melakukan upaya preventif menjelang musim penghujan dengan melakukan berbagai sosialisasi dan upaya lain pada masyarakat terutama budaya hidup bersih dan sehat tentu tidak hanya dengan acara seremonial, tetapi melakukan pendekatan pada masyarakat dengan menggandeng tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Seharusnya Dinas Kesehatan tidak bekerja sendiri dalam pemberikan penyadaran pada masyarakat, tetapi dengan melibatkan organisasi Masyarakat (ormas) semisal NU yang memiliki jaringan hingga tingkat paling bawah,” kata Zaki kemarin.
Upaya seperti ini menurutnya akan lebih efektif jika dilakukan sebelum penyakit ini mewabah, karena upaya pencegahan akan lebih efektif daripada upaya pengobatan. Apalagi organisasi NU memiliki infrastruktur sampai tingkat desa dengan berbagai varian kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan. “Jadi sosialisasi hidup sehat jika dilakukan melalui pengajian atau kegiatan lain akan lebih efektif dan lebih mengena, jika dibandingkan dengan hanya seremonial yang hanya menghabiskan anggaran,” ujarnya. [mb7]

Keterangan Foto : Salah satu Warga Dadapan yang terserang DB dan dirawat di RSD Bondowoso.

Rate this article!
Tags: