Pemkab Sidoarjo Incar Kembali Anugerah Kabupaten Kota Sehat 2019

Bupati Saiful Ilah dalam pertemuan koordinasi KKS 2019, mengingatkan masyarakat Sidoarjo agar tidak BAB sembarangan.n alikus/bhirawa.

( Masyarakat Sidoarjo Dingatkan Agar Tidak BAB Sembarangan )Sidoarjo, Bhirawa

Pemkab Sidoarjo pada tahun 2019 ini, berharap kembali mendapat anugerah Kabupaten Kota Sehat (KKS) seperti tahun 2017 lalu.
Bila di tahun 2017 lalu KKS hanya dengan dua tatanan dengan nama anugerah Swasti Saba Padapa, namun di tahun 2019 ini KKS dengan empat tatanan dengan nama Swasti Saba Wiwerda.
Kepala Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo, drg Syaf Satriawarman SPpros mengatakan nanti pada tanggal tiga sampai lima Bulan Agustus 2019 akan ada verifikasi dari Tim KKS dari Kementerian Kesehatan, Kemenaker, Lingkungan Hidup dan Kementrian PUPR, ke Kab Sidoarjo.
“Kalau Kab Sidoarjo lolos, akan melaju ke tingkat Nasional,” jelas drg Syaf, ditemui disela-sela, pertemuan koordinasi Kabupaten Kota Sehat tahun 2019, di ruang Delta Graha Setda Sidoarjo, Rabu (31/7) kemarin.
Empat tatanan KKS di tahun 2019 ini, sebut drg Syaf, outputnya adalah harus sehat, aman, nyaman dan bersih pada wilayah permukiman, prasarana, sosial dan industri.
Dalam kegiatan Nasional yang merupakan SK Bersama antara Mendagri dan Menkes ini, tatanan yang diikuti Kab Sidoarjo berlangsung bertahap. Dari sembilan tatanan yang ada, pada tahun 2017 ikut dengan dua tatanan dan tahun 2019 ini ikut dengan empat tatanan.
“Kalau OPD di Kab Sidoarjo, semua terlibat,” kata drg Syaf.
Sehingga tidak semua Kecamatan di Kab Sidoarjo terlibat. Dari 18 Kecamatan di Kab Sidoarjo, pada tahun 2019 ini 10 Kecamatan yang terlibat. Yakni Kec Sidoarjo, Buduran, Gedangan, Waru, Taman, Krian, Wonoayu, Tulangan, Sukodono dan Candi.
Undangan yang hadir dalam kegiatan yang dibuka oleh Bupati Saiful Ilah itu, ada sekitar 350an peserta, diantaranya dari unsur OPD dan Camat di Sidoarjo, PKK Kabupaten/Kecamatan, Koramil, Polsek, Pukesmas dan 10 undangan dari Desa/Kelurahan.
drg Syaf menambahkan, salah satu komponen yang punya pengaruh tinggi dalam kesuksesan penilaian KKS ini adalah permasalahan ODF atau Open Defication Free atau tidak buang air besar (BAB) sembarangan di sungai atau tempat terbuka lain yang tidak pantas.
“Karena verifikator Pusat akan melihat sejumlah indikatornya. Misalnya keberadaan jamban di sungai, melihat jamban-jamban sehat di desa dan kondisi sampah yang yang tidak tertangani di pinggir jalan dan sungai,” kata drg Syaf mengingatkan.
Dirinya secara terus terang menyebutkan sampai saat ini tingkat ODF warga di sejumlah wilayah Kab Sidoarjo masih sangat rendah. Prosentasenya masih 32% atau masih hanya dilakukan di 106 desa saja dari total 352 desa/kelurahan di Kab Sidoarjo.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya selaku pribadi dan kedinasan sempat berharap agar semua komponen di Kab Sidoarjo berperan aktiv, supaya kondisi lingkungan di Kab Sidoarjo benar-benar sehat, nyaman, aman dan bersih.
Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah, disela-sela sambutannya sempat mengaku jijik melihat sampah di sungai. Seperti salah satunya yang sering ia lihat di wilayah Kec Gedangan.
“Meski sudah berulangkali dibersihkan, sampah-sampah di sungai itu masih tetap ada dan muncul,” katanya terus terang.
Sampah yang dihasilkan masyarakat di Kab Sidoarjo dalam sehari, katanya bisa mencapai 1000 ton. Dirinya punya gagasan, akan mengandeng investor dari Negara China, yang akan mengubah produksi sampah itu supaya bisa menjadi tenaga listrik dengan cara dibakar. (kus)

Tags: