Pemkab Sumenep – BPBD Jatim Tanam Seribu Mangrove

Sumenep, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menggerakkan ratusan relawan melakukan penanaman seribu mangrove di pesisir Kesong, Kecamatan Kalianget.hal itu dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya abrasi laut.
Dalam penanaman seribu mangrove tersebut, hadir Bupati Sumenep, A Busyro Karim, Kepala BPBD Propinsi Jawa Timur, Sudarmawan, Plt Sekdakab, M Idris dan anggota Forpimda setempat serta ratusan relawan. “Sumenep memiliki banyak pesisir dan kepulauan. Untuk itu perlu dilakukan penanaman pohon mangrove guna mengantisipasi terjadinya bencana alam akibat abrasi laut,” kata Bupati Sumenep, A Busyro Karim, Rabu (01/11).
Bupati menyampaikan, mengantisipasi terjadinya bencana itu lebih baik dilakukan sejak dini. Sebab, secara geografis, Sumenep memiliki banyak pulau dan pesisir yang rawan terjadi bencana alam seperti banjir dan longsong.
“Gerakan tanam pohon seperti ini harus kita galakkan bersama guna menggugah kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga kelestarian alam disekitar kita,” paparnya.
Ia menerangkan, gerakan tanam pohon atau peduli lingkungan harus terus dilakukan oleh masyarakat agar lingkungan sekitar tetap terjaga dengan baik. Sebab, kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama dalam rangka mengantisipasi terjadinya bencana alam yang ditimbulkan dari kurang terjaganya lingkungan.
“Selain disini (pesisir Kesong, red), nanti akan ada penanaman mangrove juga diberbagai tempat pesisir. Selain penanaman pohon, para relawan juga telah membersihkan lingkungan pantai seperti di Lombang dan Salopeng,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Sudarmawan menyatakan, dari 29 Kabupaten/Kota di Jatim, 18 Kabupaten/Kota masuk pada katagori indeks resiko tinggi bencana. “Dari 18 Kabupaten/Kota itu diantaranya Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Malang, Sidoarjo dan Pamekasan,” tuturnya, di Sumenep.
Guna menanggulangi terjadinya bencana alam, pemerintah harus memproteksi daerah tertentu sejak dini. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan penguatan kapasitas masyarakat dan aparatur desa seperti penanaman pohon dipinggir laut. “Penguatan kapastitas itu tujuannya agar masyarakat bisa mandiri dan lebih respon terhadap kejadian bencana alam yang terjadi disekitar masyarakat itu sendiri,” katanya.
Ia menegaskan, di Jawa Timur telah terbentuk sekolah laut, sekolah sungai dan sekolah gunung. Tiga hal tersebut memperkenalkan masyarakat agar bagaimana menjaga lingkungan, baik di laut, sungai maupun gunung sehingga mereka mampu menjaga ekologi lingkungannya. “Kebersihan lingkungan harus dijaga agar tidak terjadi bencana. Terjadinya bencana itu dampak dari ulah manusianya sendiri. Makanya, masyarakat perlu dikenalkan bagaimana cara menjaga lingkungannya,” imbuhnya.
Ia berharap, meski Sumenep tidak termasuk daerah yang rawan bencana, tapi masyarakat Sumenep harus bisa menjaga dengan baik lingkungan sekitar agar bencana baik yang terjadi di sekitar laut, sungai dan gunung itu bisa dicegah. Sebab, jika terjadi bencana alam, masyarakat lah yang akan menjadi korbannya. “Masyarakat juga harus sadar akan kondisi lingkungannya. Jangan asal mengeksploitasi alam tanpa memikirkan bencana yang akan terjadi kemudian hari,” tukasnya. [Sul]

Tags: