Pemkab Tulungagung Target Turunkan Prevalensi Stunting Sampai 3,5 Persen

Pj Bupati Heru Suseno memukul gong tanda dimulainya acara Rembuk Stunting, Selasa (7/5).

Tulungagung, Bhirawa.
Pemkab Tulungagung menargetkan dalam tahun 2024 ini prevalensi stunting turun sampai 3,5 persen. Saat ini angka prevalensi stunting di Kota Marmer tersebut sebesar 3,9 persen.

“Dalam tahun ini angka bulan timbang stunting (prevalensi) kami targetkan dapat turun menjadi 3,5 persen,” ujar Pj Bupati Tulungagung, Heru Suseno, usai membuka Rembuk Stunting Kabupaten Tulungagung di Barata Convention Hall, Selasa (7/5).

Ia menyebut prevalensi stunting di Kabupaten Tulungagung dari tahun ke tahun terus turun. “Tahun lalu di angka 4,2 persen,” terangnya.

Pj Bupati Heru Suseno menandaskan ada beberapa upaya yang dilakukan Pemkab Tulungagung dalam menurunkan angka stunting. Selain melakukan penanganan pada anak yang terkena stunting, juga melakukan upaya pencegahan.

“Ini yang kami pesankan dalam Rembuk Stunting. Penanganan stunting bukan hanya yang terkait dengan bagaimana yang sudah terkena stunting, tetapi yang paling utama adalah pencegahan,” paparnya.

Pencegahan stunting, menurut dia, dimulai dari anak usia remaja. Utamanya remaja Perempuan. “Kemudian saat mereka usia siap menikah gizinya harus diperhatikan. Begitu pun ketika menikah dan hamil gizinya juga diperhatikan,” tuturnya.

Sedang untuk penanganan anak yang sudah terkena stunting diberikan asupan gizi yang lebih bagus. “Dan untuk bulan timbang saat ini cakupannya akan lebih besar lagi. Kalau tahun 2023 sebesar 78 persen, tahun 2024 harus sudah 90 persen ke atas,” paparnya lagi.

Pj Bupati Heru Suseno mengakui masih ada sebagian anak di Tulungagung yang tidak dibawa ke Posyandu oleh orangtuanya. Tidak datang ke penimbangan.

“Ada beberapa hal mengapa ini terjadi. Untuk mengatasinya nanti petugas posyandu yang akan datang door to door. Atau lewat telepon kalau orangtuanya bisa,” sambungnya.

Soal daerah mana yang menjadi perhatian Pemkab Tulungagung dalam penanganan stunting, pria berkacamata ini membeberkan ada di 10 kecamatan. “Di 10 kecamatan itu yang menjadi fokus penanganan stunting,” ucapnya tanpa merinci 10 kecamatan tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, dr Kasil Rokhmad, menyatakan penilaian remaja terhadap kesehatan sekarang ini yang dipakai terkait anemianya. Hal ini bisa dilihat dari asupan makannya.

“Makan sehat apa tidak. Kalau kebanyakan makan jungk food, tidak banyak makan sayur, anemianya akan muncul,” tandasnya.

Menurut dia, Dinkes Kabupaten Tulungagung selama ini sudah menyuplai zat besi obat anemia di UKS dan posyandu remaja. “Sejauh ini capaiannya bagus. Artinya absensi pengambilan obat itu baik. Tetapi kami tidak bisa control pakah obat itu diminum ketika sampai di rumah,” pungkasnya. (wed.hel)

Tags: