Penderita TB di Jatim Tinggi

dr harsono.Surabaya, Bhirawa
Masih tingginya kasus Tubercolusis (TB) di Jatim membuat Dinkes Jatim mengintensifkan kordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota. Data yang dihimpun jumlah penderita TBĀ  42.222 orang, 2.342 di antaranya merupakan anak-anak. Sementara sebanyak 1.308 orang meninggal karena TB.
”Tahun lalu kita sudah mentargetkan pengobatan kepada pederita TB 90 persen dan tahun ini harus lebih banyak yang diobati,” ungkap Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono.
Harsono mengubgkapkan tahun ini pihaknya akan mengintensifkan pengobatan Tubercolusis (TB) gratis ke daerah-daerah guna menurunkan jumlah penderita.”Kami telah menggandeng Dinkes kabupaten/kota dan Puskemas untuk mencari serta mengobati penderita TB, sehingga jumlahnya turun,”tambahnya.
Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk lebih dari 38 juta jiwa, penyebaran penyakit di Jatim sangat tinggi, ini dipengaruhi perilaku hidup sehat masyarakat Jatim belum semuanya baik. Menurut Harsono, banyak penyakit yang terjadi di masyarakat sebagian besar disebabkan rendahnya tindakan preventif (pencegahan) masyarakat.
“Kebanyakan masyarakat malakukan tindakan kuratif atau pengobatan jika sakit, padahal yang benar adalah pencegahan, karena lebih gampang dibanding mengobati,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakannya, hasil evaluasi diketahui, Surabaya menjadi kota terbanyak penderita penyakit TB pada tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 4.336 orang. Kemudian disusul Kabupaten Jember 3.104 penderita dan Banyuwangi 1.689 penderita.
“Surabaya yang memiliki jumlah penduduk terbesar disbanding daerah lain sehingga daerah paling rawan TB,”jelasnya.
Indikasi daerah rawan penyebaran penyakit bisa dilihat dari, kerapatan wilayah, kepadatan penduduk, dan buruknya lingkungan.”Kondisi itu memperburuk keadaan rawan TB,” terangnya.
Kepala Seksi (Kasi) Pemberantasan Penyakit Dinkes Jatim Setyo Budiono menyatakan, penularan penyakit TBC sangat cepat dan cukup berat menghilangkan penyakit TBC di masyarakat, karena selain faktor perilaku, lingkungan juga turut mendukung penyebaran dan perkembangbiakkan bakteri TB.
Mudahnya perkembangan bakteri TB disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti, kurangnya ventilasi udara dan cahaya matahari ke dalam rumah, ruangan atau rumah dalam kondisi lembab, dan sanitasi kurang baik.”Jika rumah selalu tertutup rapat tanpa ada sinar matahari yang masuk maka bakteri akan cepat berkembang, itu yang menyebabkan penyebaran penyaki,” jelasnya. [dna]

Keterangan Foto : dr harsono.

Rate this article!
Tags: