Penemuan ODHA Baru di Surabaya Naik

imagesSurabaya, Bhirawa
Dari tahun ketahun jumlah orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) terus mengalami peningkatan. Data dari Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD dr Soetomo, setiap bulan setidaknya 50 pasien ODHA baru yang datang. Sedangkan, pada tahun-tahun sebelumnya, jumlahnya masih berada di bawah kisaran 20 pasien per bulan.
“Banyaknya pasien ODHA yang datang ke UPIPI RSUD dr Soetomo dikarenakan banyak dari rumah sakit daerah yang merujuk ke Soetomo. Jika dilihat Soetomo merupakan rumah,” kata dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI FINASIM dari UPIPI RSUD dr Soetomo.
Erwin mengatakan, peningkatan jumlah ODHA baru setiap bulan justru tidak menjadi indikasi negatif terhadap masalah-masalah HIV/AIDS. Banyak masyarakat yang memberikan anggapan negatif kepada ODHA, padahal ODHA yang berobat akan mengurangi penularan penyakit HIV/AIDS.
”Semakin banyak ODHA yang mau membuka diri dengan berobat, identitas mereka dapat didata. Berarti kesadaran para ODHA untuk berobat meningkat dan bisa sedini mungkin kami menemukan mereka (sebelum masuk tahap AIDS, Red). Sehingga, pengobatan dan harapan hidup mereka lebih besar,” tuturnya.
Namun, Erwin menyayangkan beberapa pihak yang masih menganggap makin banyaknya penemuan ODHA baru adalah kegagalan dalam penanganan HIV/AIDS. Menurutnya, justru jika penemuan ODHA sedikit, hal itu lebih berbahaya. Sebab, bisa jadi ODHA tersebut bersembunyi dan menutup diri. Setelah penyakit dan komplikasi makin parah, mereka baru berobat. Tentu kondisi tersebut justru akan lebih sulit ditangani dan harapan hidup mereka lebih kecil.
“Kalau dulu, ODHA baru yang terdata dalam satu bulan bisa dihitung dengan jari. Kalau pun banyak, jumlahnya tidak lebih dari 20 orang. Sekarang terjadi pergeseran yang saya anggap positif,” terangnya.
Dengan makin banyaknya ODHA baru yang ditemukan, kondisi sebagian besar dari ODHA tersebut masih dalam taraf rendah atau HIV. Jika dahulu ruang rawat inap untuk pasien ODHA selalu penuh karena yang datang selalu dalam stadium lanjut, kini ruang rawat inap hanya terisi sekitar 60 hingga 70 persen. Pasalnya, sebagian besar pasien merupakan pasiean rawat jalan.Pasien ODHA baru yang berhasil didata rata-rata berumur antara 20 hingga 30 tahun atau dalam usia produktif.
Dengan penemuan tersebut, ODHA baru bukan hanya mendapatkan pendampingan, konsultasi, dan pengobatan. Tetapi, mereka juga diharapkan dapat kooperatif untuk mengajak teman mereka yang lainnya yang berpotensi ODHA untuk diajak konsultasi dan tes. Tujuannya agar sedini mungkin dokter dapat melakukan pengobatan.
“Rata-rata ODHA baru tersebut lebih terbuka dan kooperatif. Mereka bisa membantu dalam menemukan dan mendata ODHA baru. Jika ke depan jumlah ODHA baru yang ditemukan mkain meningkat, itu jauh lebih baik,” pungkasnya. [dna]

Rate this article!
Tags: