Pengawasan Lemah, Disperindagin Curigai Daging Celeng Masih Beredar

Daging CelengSurabaya, Bhirawa
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindagin) Kota Surabaya mencurigai masih adanya peredaran daging celeng terselubung. Hal ini, ditengarai ada pemanfaatan ditengah bulan Ramadan pada saat kebutuhan masyarakat terhadap daging sapi masih tinggi.
Hal ini disampaikan Kasi Perdagangan Dalam Negeri Disperindagin Kota Surabaya, Muhammad Soelthoni. Ia memastikan masih banyaknya peredaran daging celeng di pasaran.
“Ini memang pemanfaatan pada saat kebutuhan masyarakat terhadap daging sapi tinggi, dan pedagang masih melakukan pengoplosan antara daging sapi dan daging celeng,” katanya, kepada Bhirawa, Kamis (16/6) kemarin.
Soelthoni pun mengakui tingkat pengawasan kota masih lemah. Hal ini disebabkan masih banyaknya celah dan pintu masuk ke Kota Surabaya. “Ya, karena masih banyak pintu, mulai dari jalur Kalianak, Wiyung. Ini dari luar Kota Surabaya semua,” jelasnya.
Dengan banyaknya pintu ini, Pemkot melalui Disperindagin Kota Surabaya, menurut Soelthoni telah melakukan antisipasi yakni dengan mengedukasi kepada masyarakat terkait perbedaan daging celeng dan daging sapi.
“Pemkot tetap mengedukasi ke masyarakat untuk bisa tahu perbedaan daging tersebut. Daging celeng itu dari bau dan warnanya saja sudah berbeda. Warnanya itu pucat,” bebernya.
Ia juga menduga di pasaran masih banyak adanya kecurangan pedagang melakukan pengoplosan. “Yang sering dijadikan proses pengoplosan itu di Pasar Wonokromo. Tapi sekarang ini banyak terjadi di pasar-pasar kecil. Nah, yang pasar-pasar kecil inilah, kami kesusahan untuk melacaknya,” katanya.
Sementara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan sebelumnya bahwa Pemkot Surabaya akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengontrol peredaran daging celeng yang di oplos dengan daging sapi.
“Karena mereka jualannya tidak di pasar, kala di pasar kita bisa kontrol dan bisa sweeping terus,” kata Risma.  (geh)

Tags: